Konsekuensi mencintai sesorang adalah PATAH HATI, dan beribu kali orang melakukan hal yang sama dalam kehidupan ini, barangkali, yang demikian ditemukan bagi orang yang senang berpetualang dalam mencintai atau dia seorang yang mata keranjang. Dan aku tidak lolos dari hal itu, aku bukan mata keranjang, tetapi barangkali malah hidung belang ??? tidak tahu, komentar anda tidak saya dengarkan dengan baik, dan tidak pernah lupa pada kejadian masa lalu adalah tanda dari penyesalan yang kita ciptakan dimasa lalu dan mempengaruhi masa depan, tidak efisien dan membuang waktu.
Mencintai seseorang adalah hak dari setiap orang, dan menerima atau menolak untuk dicintai pun juga hak setiap orang, jadi tidak ada paksaan dalam urusan batin ini, cinta tidak bisa dipaksakan, tidak bisa dimanipulasi, cinta hanya bisa memilih (baik dengan kesadaran ataupun dengan ketidak tahuan - dengan datang tiba-tiba - dan bila sudah memilih tidak bisa kita mengatur logika kita untuk membelokkan pilihan hati kita itu).
Contoh adalah aku, sudah berkeluarga dengan dua anak dan istri yang cantik, tetapi aku sempat "terpeleset" mencintai seseorang yang masih single, dan aku tidak pernah peduli apakah dia menerimaku, menolakku atau bahkan membenciku, dalam kamus cintaku tidak pernah saya persulit mengenai perasaan ini, aku berhak mencintaimu sebagaimana kamu berhak menolakku dan aku tidak pernah melarang orang menolakku tetapi aku tidak pernah merasa bersalah kalau mencintai orang, karena itu hak ku, tidak dilarang.... dan kadang para gadis sedari dulu aku masih lajang, selalu salah paham, yang dia pikirkan bahwa kalau mencintai harus saling memiliki, harus menjadi pasangan, harus ini, harus itu.... atau minimal jalan bareng sebagai pacar, dan menurutku mereka mempunyai praduga yang salah kepadaku, mereka hanya menilai luarnya saja (baca : mereka ditaksir sama aku, kesimpulannya adalah aku mengharuskan mereka jadian dengan ku) padahal aku tidak perlu jawaban yang berbelit, kalau mereka menerima aku bersyukur dan mereka memang bisa benar-benar jalan bareng denganku, tetapi kalau mereka menolak aku hanya sedikit syok dan tidak sakit hati, malah aku lega bahwa aku telah jujur menyampaikan apa yang ada dalam hatiku, dan yang perlu aku lakukan hanya menunggu bila "tembakan" ku berhasil itu sebuah keberuntungan dan bila tidak "easy going" saja... toh masih ada banyak wanita yang lain yang akan saya taksir, kalau tidak salah lelaki banding wanita; 1:4, dan itu membuatku lega. Akan tetapi dalam banyak hal saya seringkali tidak demikian, kalau seseorang yang saya taksir sudah benar-benar memenuhi hati, saya akan merasakan sakit yang lama dalam hati, melarikan diri dari kenyataan dan merana, tapi saya bukan tipe yang tidak berani mengakui kekalahan, aku berani mengakui kekalahanku, dan itu meredam sakitku, melapangkan dadaku dan membuat aku lebih cepat lupa pada wanita itu....
Aku hanya berpesan kepada playboy dan playgirl, agar kalian memang senang dan mudah jatuh cinta tapi jangan kotori cinta itu dengan perbuatan maksiat dan mesum, itu bukan tipeku....sepanjang dia belum resmi menjadi pasangan lewat jalan menikah, tidak perlu adanya sex bebas, dan saya jamin akan menjadikan kita lebih menghargai apa makna sebuah cinta dan perasaan sayang kepada mereka....
Aku menyadari bahwa mencintai dalam kedudukanku sekarang ini adalah tidak pada tempatnya sekalipun aku termasuk orang yang mendukung poligami.... dan hanya takdir saja yang saya tunggu apakah dia akan menjadi pendamping keluarga kami atau tidak. Hanya Allah Swt yang Maha Mengetahui... semoga selamat dunia dan akhirat.
Salam.