SEO YANG MENDATANGKAN DUIT

BITCOIN WALLET

Sabtu, 27 Desember 2008

Tahun Barus Siapa?

Tanggal 1 Muharram akan segera tiba, siapa sajakah yang memperhatikan hari itu ? Orang Islam ??? Ternyata tidak, mereka lebih terfokus merayakan "TAHUN BARU ORANG LAIN" yang jatuh setelahnya, dan bagi sebagian muslim ada yang terbawa arus ikut dengan bangga merayakan tahun baru itu, padahal tahun baru dirinya sendiri itu (Tahun 1431 H) itu jatuh dua hari sebelum tahun baru masehi 2009, ada apa dengan semua itu ?? Mengapa kita merasa inferior mengakui bahwa tahun baru Hijriyah pun kita punya ? Tidak semua muslim mengenali dan mau mengerti tentang tahun dan bulan yang dipakai perhitungan untuk ibadah dirinya, sebagai bukti jarang yang hafal urutan bulan konon tanggalnya....ini menyedihkan sekali. Beberapa muslim (kalau tidak dibilang sebagain besar) sangat jarang yang mengingat tahun baru hijriyah, apalagi merayakannya dengan muhasabah, dzikir ataupun kegiatan positif lainnya. NGomong-ngomong apakah anda sebagai muslim hafal dan sering mengggunakan perhitungan rencana kerja dengan menggunakan tahun Hijriyah ? Tutup buku menggunakan tahun kita sendiri ? Perlu anda ketahui sebagai muslim bahwa kegiatan ibadah yang akan anda lakukan tidak "direferensikan" menggunakan tahun masehi,...oleh karena itu setiap tanggal dalam bulan Hijriyah seharusnya adalah sangat berharga bagi muslimin. Apakah anda akan memulai shaum ramadhan tanggal 13 April ??? TIDAK, lalu kalau puasa putih (setiap pertengahan tanggal bulan Hijriyah) apakah akan anda lakukan setiap bulan-bulan masehi ? tanggal 14 pebruari?? 13 Mei ?? Tidak mungkin bukan ?, dan sebagai orang tua muslim pun kita tidak pernah mengajarkan tentang hal yang sangat penting ini, bagaimana tidak ini persoalan ibadah yang menyangkut kehidupan dunia dan menembus kehidupan akhirat ? Salah perhitungan kita akan merana dari dunia sampai akhirat... bagi muslim sebenarnya tahun masehi "boleh" hanya untuk perhitungan kedua, bukan yang utama, tetapi sangat jarang orang (muslim) yang membuat rencana dengan menulis tanggal bulan dan tahun Hijriyah, baru kemudian tahun masehi,... apakah anda tidak bangga dengan menggunakan tahun sendiri ???
SOLUSI : Sebagai seorang muslim sudah seharusnya kita memulai pendidikan "yang seharusnya dan yang benar" kepada anak dan generasi muslim yang masih muda, sehingga tidak terjadi rasa minder menggunakan hari dan perhitungan Hijriyah,...dan yang lebih penting generasi muslim mendatang akan merasa bangga dan butuh dengan Tahun Hijriyah yang memang digunakan untuk "IBADAH" diri mereka kepada ALLAH SWT,....
Semoga...

Rabu, 24 Desember 2008

Keinginan Yang Tak Terbendung

Keinginan yang sangat menggebu-gebu dan tidak bisa tertahankan bisa jadi itu adalah implikasi dari lemahnya kendali terhadap nafsu, dan ini yang menjadikan manusia tidak berbeda jauh dari hewan bahkan lebih rendah dari binatang, apa sebabnya ?
Manusia punya pikiran yang bisa digunakan untuk memilah dan memilih keinginan dan kebutuhan apa yang paling mendesak, bukan yang paling diingini, sedangkan hewan adalah tidak demikian mereka tidak punya "akal dan pikiran" dan itulah mereka berbuat semaunya pun adalah wajar karena tidak punya sesuatu yang ada pada manusia sebagai tataran makhluk yang paling tinggi yakni "akal dan pikiran". Keinginan yang menggebu-gebu dan menghalalkan segala cara adalah cara "shortcut" dari hawa nafsu untuk bisa terpenuhi, dan ini mengakibatkan penurunan derajat tadi. Akal seharusnya menjadi komando dari nafsu dan hati (iman) menjadi komando dari akal. Jadi apakah yang lebih penting dalam hal mempunyai keinginan ? Yakni tempatkan nafsu di tingkat paling bawah dalam "mengambil keputusan" dan berilah "derajat" keinginan yang betul-betul bermanfaat sampai dengan yang sia-sia atau bahkan yang merugikan. Lalu "jangan biarkan" nafsu menjadi komando dalam menangani masalah :hasrat/keinginan" ini. Bisa-bisa kita terjebak dalam dilema yang merugikan. Nafsu adalah perhiasan dan perhiasan dipakai sesuai tempat dan waktu yang ditentukan. Diatur dengan norma yang telah ditentukan dan norma Islam lah yang paling komperhensif dalam hal ini, anda boleh telaah bila memang itu menjadi sebuah pertanyaan.
Jangan kekang nafsu, tetapi jangan pula diumbar...nafsu memang haruslah dikendalikan dan keinginan yang menggebu-gebu bukanlah sesuatu hal yang mesti dipenuhi bukan ?
Jawaban yang jelas dalam hati anda masing-masing

Sabtu, 20 Desember 2008

Ulang Tahun Ke 34

Sebagai seseorang yang telah berumur 34 tahun, saya sangat bersyukur karena sudah mempunyai dua orang anak yang sangat saya cintai, dan ini memmbanggakan tetapi dalam kehidupan ekonomi saya, lain lagi halnya, saya masih sebagai karyawan, ini menyedihkan padahal dalam setiap kesempatan dan setiap pembicaraan saya selalu mengajukan diri, selalu berkata dan yang terbayang dalam pikiran saya adalah sebagai seorang pengusaha yang sukses, nah kenyataannya saya hanyalah seorang karyawan saja, tidak memuaskan dan tidak membanggakan saya secara pribadi, tetapi untuk memulai usaha tidak ada kata terlambat,,,, jangan sampai umur 40 tahun saya belum punya usaha yang mapan,... untuk pada blogger saya mohon doa restu agar segera berhasil usaha saya dan saya betul-betul menjadi seorang pengusaha (muslim) yang sukses...
Untuk anak-anakku maafkan bapakmu ini
Untuk istriku terima kasih atas dukungannya
Untuk para blogger, terima kasih

Rabu, 17 Desember 2008

Pelemparan Sepatu

Wah... itu kejutan yang didapat George W Bush diakhir kekuasaanya sebagai presiden AS, dan ini adalah kado yang sangat "memalukan" bagi dirinya. Saya termasuk orang yang tidak mendukung invasi dan intervensi atas Iraq dan Afganistan yang dipimpin Joz Buz ini, nah apalagi orang Iraq (atau Afganistan, lain lagi kalau Mas Afgan jangan bilang terima kasih cinta atas "transfer kilat" sepatunya) yang mencintai negerinya, pastilah akan sangat berang melihat Si Joz Buz tadi di depan matanya dan acara lempar sepatu hanyalah reaksi yang ada dan seadanya, kalau ada bomb barangkali Joz Buz akan dilempar juga pakai bomb, masih untung lah beliau begitu, pun tidak tepat kena jidat presiden "cuma hampir" kena. Itu sekelumit cerita wartawan yang melempar sepatu (dua sepatunya) kearah orang nomor satu As yang sudah pasti hengkang dari kursi kepresidenan dan masa yang akan datang, diganti Obama, kalau Obama ke Iraq sepatu atau bungakah yang akan dilemparkan oleh orang Iraq? tergantung "tingkah polah" dan "sepak terjang dia" dalam memandang rakyat Iraq pada khususnya dan negara lain pada umumnya, atau jangan-jangan ini menjadi inspirasi bagi "pelempar jitu" lain dengan menggunakan bomb untuk presiden Obama ? ya semoga tidak terjadi insiden yang "menghebohkan" ini...
Kalau di Indonesia lain lagi, pasti Joz Buz akan "dimanja" dan "dijilat", karena kita memang tipe-tipe yang demikian, tidak bisa menahan harga diri agar tidak "jatuh", kalau saya pikir ini adalah penyakit yang membuat negeri ini tidak punya wibawa sama sekali, menjadi negeri yang "latah" dan "membebek".. aduh... apalagi yang bisa dibuat oleh para "pelatah" dan "pembebek" ??? Tidak ada proaktif, tetapi hanya reaksi yang terlambat, dan entah kapan kita bisa "ramai-ramai" melempar sepatu kepada orang yang zalim yang membuat negeri ini terperosok dalam krisis yang panjang. Orang yang zalim salah satunya adalah menempatkan sesuatu (suara, kebijakan, aturan, undang-undang bahkan lebih zalim lagi ayat Al_qur'an) "tidak pada tempatnya", dan ini yang banyak terjadi di negeri ini, pemimpin yang zalim akan mendatangkan bencana alam yang berkepanjangan dan berkesinambungan, masya allah....wa laa khaula wa laa quwwata illa billah...
Solusi : Lempar sepatu dalam budaya Iraq adalah lambang penghinaan, dan mengapa ada orang sebegitu bencinya kepada Joz Buz karena sebagai orang yang merasakan akibat dari perintah-perintahnya sehingga dia merasa negerinya terjajah, dan tidak ada seorangpun (kecuali penjilat (antek, kroni, anjing) penjajah) saja yang menghormati si penjajah tersebut. Pertanyaan mendasar sebetulnya kita di Indonesia pun sedang terjajah secara ekonomi dan pemikiran yang menjajah adalah konspirasi internasional termasuk di dalamnya Amerika Serikat, lalu dimanakah posisi kita sebagai pelempar sepatu atau penjilat penjajah, nah untuk itu kita perlu merenungkannya kembali.
depok 17 Desember 2008

Rabu, 10 Desember 2008

Kepedulian

Kepedulian terhadap orang lain saat ini adalah seperti “sesuatu” yang asing dan tidak bisa ditoleransi ada perasaan mencurigai, su’udzon dan tidak ikhlas, dan selalu saja dibatasi dengan “embel-embel” urusan “lu” urusan “lu sendiri” dan “gue” juga punya urusan yang “lebih penting” dari urusan “lu”. Nah dalam pada itu perkembangan yang sangat memprihatinkan adalah banyaknya buruk sangka terhadap orang-orang yang betul-betul memerlukannya, sehingga tidak ada rasa peduli lagi, jangankan kepada orang yang tidak dikenal, terhadap orang yang kita kenal setiap hari saja adalah selalu punya berbagai alasan untuk tidak peduli, dan semua alasan adalah tepat, tidak ada alasan yang tidak benar, sayangnya kebenaran dari alasan tidak merubah sesuatu, dan itulah yang saya pantau dengan adanya “racun” westernisasi yang sudah menjangkit dan terakumulasi secara konstan bertambah, di nadi-nadi bangsa ini, sehingga terjadilah apa yang disebut “individualisme” yang dulu dipraktekkan di Eropa dan ternyata “gagal total”, dipraktekkan di As dan menumbangkannya, dan sekarang diadopsi ke negeri muslim ini dan mulai menjangkit dengan sangat cepat bagaikan cendawan dimusim hujan, sebentar saja sudah menjadikan negeri ini sangat “materialistis” dengan ditandai budaya yang mengiringinya, hedonisme, individualisme, kapitalisme, atheisme dan anti agama.
Hal ini sudah sangat jelas merupakan “racun turunan” dari satu paham yaitu materialisme yang merupakan paham dari syetan yang terkutuk dan tidak bisa dihilangkan dalam tempo yang singkat atau bahkan tidak mungkin dihilangkan dari bumi ini karena syetan selalu saja menjerumuskan manusia dengan tipuan yang sudah mereka lakukan ribuan tahun, dan manusia yang kelak mengikutinya akan semakin banyak, dan hanya satu musuh syetan, yakni muslim, tidak ada musuh lain dari syetan saat ini karena mereka semua telah menjadi pengikut setianya, kecuali generasi muslimin yang taat pada Al-quran dan Hadits. Dengan istiqomah akan mengantarkan kaum muslimin menjadi kekuatan yang bisa menyelamatkan dunia, dengan izin Allah swt tentunya, dan dengan kata lain syetan pun tidak akan tinggal diam dengan meng-update cara dan jalan untuk penjerumusan manusia secara masal, tetapi sebagai muslim yang baik sebenarnya tidak perlu menggali ilmu lain selain ilmu yang telah dibeberkan Nabi Saw, yang kita mengetahuinya tidak akan sesat selama kita mengikutinya, Furqan dan Sunnah, yang telah jelas pembuktiannya dijaman keemasan muslimin, beberapa adab yang lalu,…..
Kepedulian kita kepada sesama (muslim) adalah gambaran perlawanan kita yang hakiki kepada ajakan dan jerat syetan yang akan menjerumuskan kita kepada kerusakan, di dunia dan di akirat.
Solusi : kepedulian dan kembali kepada Islam adalah salah satu jalan dan salah satu cara untuk mengentaskan bangsa ini dari berbagai krisis yang telah selama satu dekade lebih mendera bangsa ini dan tidak kunjung sembuh dan tidak tahu kapan akan berakhir, hal inilah yang menjadi catatan penting dari kita bahwa kehidupan bangsa ini menjadi kacau balau karena mayoritas dari kita telah terjangkit penyakit WAHN yaitu terlalu cinta dunia dan takut akan mati, dengan bukti semakin merebaknya paham materialistis dengan berbagai anak cabangnya di segala bidang (bukan hanya akidah tetapi ekonomi, sosial, politik, budaya bahkan setiap tarikan nafas kita adalah dengan berperilaku materialis,…sangat menakutkan, istighfarlah,,,….) sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang korup (terlalu cinta dunia) dan menjadi bangsa yang pengecut (terlalu takut mati) dan ini dimanfaatkan oleh para pengusung paham materialisme (yang pada asalnya adalah paham dari syetan yang menjerumuskan manusia kepada pengingkaran kepada Allah Swt dan meniadakan arti ketuhanan yang sejatinya merupakan unsur fitrah yang ada pada setiap manusia, yaitu mengakui bahwa ada Allah Swt.) dibuat menjadi bangsa yang kufur nikmat, menjadi bangsa yang berada dibawah baying-bayang bangsa lain, menjadi bangsa yang terjajah secara spirit dan menjadi bangsa yang diperah semua sumber daya nya secara total, habis tak tersisa….dan mereka telah berhasil.
Hal penting yang bisa kita ambil dari semua kejadian ini adalah bahwa kita tidak mungkin akan menjadi bangsa yang bangkit (dari krisis ini) bila kita masih selalu mendewakan paham materialisme (paham turunan dari ajaran iblis), segera kembali kepada ajaran Allah Swt dan tidak ada jalan lain selain itu, karena jalan-jalan lain telah terkontaminasi paham materialisme tersebut, tidak ada lagi kitab suci selain Al-Qur’an, dan memang demikianlah adanya, bahwa hai anda-anda saudara sebangsa dan setanah air, jangan apriori, jangan apatis, jangan berburuk sangka dengan Al-qur’an dan Islam, bacalah dulu, pelajari saja, dan jangan anda memvonis apa-apa sebelum anda mengetahui apa kandungan Al-Qur’an dan apa itu Islam, jangan anda seperti memvonis “sesuatu” dimalam gelap dan sunyi tanpa ada sinar bulan bahkan akan turun hujan, bahwa yang hitam (tidak terlihat) kecil merayap ditubuh anda pastilah itu semut, anda yakinkan sekali lagi pastilah semut….padahal pandangan anda adalah tidaklah cukup jelas bahwa itu betul-betul semut (boleh jadi ia serangga lain, rayap, ulat, kutu dll), itu hanya prasangka yang boleh jadi anda sendiri tidak yakin itu semut….begitu pula kebenaran Islam, anda semua telah “mengkondisikan” diri anda tertutup dan gelap, jadi vonis anda terhadap Islam adalah gelap, selalu negatif, selalu berdarah-darah, selalu penuh kekerasan…..dan seperti yang telah diberitakan media barat yang juga sama-sama gelap, hanya berprasangka buruk, (saya tanyakan kepada anda pernahkah kekerasan dilakukan orang non-muslim ?? lihat Kolumbia dengan Kartel-kartel obat biusnya, lihat Italia dengan Mafianya, lihat China dengan Triadnya, Jepang dengan Yakuzanya, apakah mereka semua itu muslimin ?, jadi adilah sedikit dalam memandang sebuah permasalahan), atau sesekali ikutilah pengajian kami dimasjid, sesekali bacalah buku kami di berbagai perpustakaan, bacalah yang menurut kalian paling mengerikan, seperti : rajam, perang, poligami, hukum gantung, hukum qisas, dll, lalu pelajari dan tanyakan kepada ustadz-ustadz adakah disana hal-hal yang “secara gelap” kalian sangkakan ?? Semua tentu telah diatur secara tertib dan tidak sembarangan, asal perang, asal poligami, asal gantung….tidak ada itu, Islam rahmatan lil ‘alamiin, tidak ada yang secara tidak logis menjadikan dia sebagai “hukum” dan “hukuman” yang ditetapkan kepada sebuah pelanggaran yang telah dilakukan. Jangan membeci Islam kalau anda belum tahu Islam, jangan membeci muslim kalau anda hanya baru melihat satu muslim, jangan anda memvonis muslim teroris sebelum anda mengenalnya lebih dekat, tidak ada paksaan didalam memeluk agama Islam. Kaum muslimin juga manusia biasa dan tidak ada orang yang sempurna beberapa diantara kami memang berperang tapi dengan dalih yang benar, mempertahankan tanah air dari penjajahan apakah kalian masih sebut kami sebagai teroris ? Siapakah yang teroris penjajah atau pembela tanah airnya sendiri ?? Jangan memvonis kalau tidak jelas duduk perkaranya, amatilah sendiri bukan kata orang yang dengan sistematis membenci Islam, demi kepentingan dirinya dan demi kepentingan dunianya sendiri. Kami umat yang sangat cinta damai dan menciptakan perdamaian.
Terima kasih.
Depok 10 Desember 2008

IKLAN DI BLOG SAYA

DAFTAR PAYPAL GRATISS..!!!

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.