SEO YANG MENDATANGKAN DUIT

BITCOIN WALLET

Minggu, 08 Mei 2011

Berbicara Mengenai (aib) Pemerintah Apakah Itu Ghibah ?

GHIBAH KAH INI?
Saya akan membicarakan "aib" bangsa sendiri ditengah ketidaknyamanan hati yang memang tidak pernah mau menerima keadaan "muram" bangsa ini, sakit berkepanjangan dan komplikasi antara KKN dan Mafia-mafia peradilan dan hukum, serta berbagai persoalan yang tidak pernah selesai menjadi sebuah X-filesssssss,....yang mana saya mengatakan apakah saya meng-ghibah - negara sendiri itu sebuah kesalahan atau dosa ?
Tidak ada maksud lain selain membuat negeriku ini menggeliat dan mencampakkan kemuramannya menjadi negeri yang bergairah dan semangat dalam memeperbaiki semua kekurangan dan keterbelakangan yang dialami saat ini. Bukan menunjuk seorang atau perorangan yang menyebabkan bangsa ini menjadi begini, akan tetapi saya menunjuk ke sebuah persona yang saya gambarkan sebagai perwujudan diri yang seharusnya mengemban amanah dari rakyat, dan ternyata mereka lalai dari hal itu.Baca tidak amanah.
Yang mendasar dari sebuah negara adalah membuat rakyatnya makmur dan tidak membuat rakyatnya sengsara, demikian pula di negara kita yang tercinta ini. Tidak dipungkiri bahwa negeri ini memang belum makmur merata, yang makmur hanya sebagian kecil dan sayangnya tidak semua yang makmur mau berbagi dengan yang tidak makmmur. Itu memang persoalan manusia, dan persoalan manusia yang paling dekat dengan kita adalah persoalan manusia indonesia, ya dimana kita tinggal tempat tumpahdarah kita yang akan menjadikan kita sebagai penghasil generasi yaitu indonesia tercinta, persoalan yang seharusnya tidak akan kita berikan kepada anak cucu kita yang belum lahir. Mereka adalah emas yang terpendam yang belum terlihat dan menjadi sebuah harapan yang sangat besar bagi kita. Adalah sangat menjadi berdosa atau minimal malu bila kita sebagai "pedahulu" mewariskan "persoalan dan kesengsaraan" kepada mereka yang tidak tahu salah dan dosa, mereka yang baru lahir dan mereka yang tidak melakukan tindakan akan tetapi merasakan akibat dari tindakan pendahulunya. Dan sebagai bangsa yang mempunyai pemerintahan ini saya menilainya sebagai aib, dan bagi yang masih punya hati mempunyai aib pastinya malu dan tidak nyenyak tidur. Apakah mungkin tidak ada orang yang memerintah yang mempunyai visi atau minimal mempunyai angan-angan ingin meringankan beban bagi generasi penerusnya. Jangan menjadi bangsa yang "merintis" sepanjang masa. Kapan berkembangnya bila merintis terus. Dan kalau kita sebagai negara berkembang 'sepenjang masa" pertanyaan saya kapan negara ini menjadi MAJU ? Tidak bisa dipungkiri bahwa para pengemban amanah tidak malu pada aib yang disandangnya dan tidak :mencintai: generasi yang akan datang atau bahkan yang belum lahir. Padahal disana ada cucu mereka, ada cicit mereka ada anak dan generasi mereka, yang bersama-sama dengan anak bangsa dan generasi bangsa yang belum lahir memanti "beban yang berat" yang dipikulkan kepada mereka. Satu kata lagi, apakah yang bisa anda buat hanya persoalan dan beban, kapan anda akan membuat SOLUSI dan WARISAN KESUKSESAN ?

BERAT MEMBICARAKAN AIB ORANG LAIN
Membicarakan aib orang lain memang mengasyikkan, lihat saja acara televisi kita, aib-aib-aib jadi favorit, gosip-gosip-gosip memiliki rating yang tinggi, saya sendiri bukan penonton televisi yang baik,jadi dalam sebulan barang kali hanya menonton seminggu atau kurang dari itu. Manfaat dan mudharat nya begitu jomplang. Melihat sedikit kesenangan (hiburan) akan tetapi membuang waktu yang sangat bermanfaat dan pikiran kita terus terang terracuni. Bahwa membicarakan aib orang lain memang sudah terjadi sejak jaman dahulu ternyata Rasulullah Saw pun memberi kita wasiat agar tidak mengghibah - menggunjing. Sebab menggunjing itu bisa menimbulkan fitnah bila gunjingannya tidak benar, dan bila benar itu tidak menyenangkan bila terdengar oleh orang yang tergunjing, diibaratkan dengan sangat berat dan menjijikannya menggunjing itu yakni makan bangkai saudaranya. Allahu Akbar. Lalu bagaimana membicarakan aib negara sendiri ? Sebernarnya saya hanya ingin mengatakan bahwa membicarakan aib bangsa dan negara ini sebuah simbol dari kepedulian kita sebagai bangsa, keprihatinan kita sebagai rakyat dan kecintaan kita sebagai bangsa yang mendiami negara yang sama. Menggunjing bukan sebuah pembetontakan atau kudeta. Membuat sebuah pengaduan akan semua keburukan negara yang menjadi sebab keterpinggiran orang kecil, kenestapaan hati-hati orang kecil yang dihukum dengan tegas, keirian dan kedengkian hati kita ketika para pejabat melancong keluar negeri dengan uang negara, gratisan, sedangkan kita dengan susah payah mencarinya (uang), kegetiran yang diberikan kepada pasien yang tidak mampu berobat kecuali dengan ASKES/KIN yang diberi pelayanan ala-kadarnya, kecemburuan sosial ketika anak pejabat menikah dengan pesta yang maha mahal dengan 9 digit rupiah, sementara ada dari kita yang menikah kebingungan mencari uang untuk mendaftar di KUA, banyak yang merangkap jabatan sedangkan pengangguran begitu banyak dan kemangkelan kita ketika melihat pejabat dan wakil rakyat meminta naik gaji, sedangkan kerja yang mereka lakukan belum berhasilguna sama sekali, kengerian ketika mau mendaftar menjadi pegawai negeri harus menggunakan administrasi yang tidak masuk akal, menjadikan kita sesuatu yang tidak layak untuk mengabdi kepada negara bila tidak mempunyai uang pelicin atau suap...., dan sebagian kecil saya tulisakan sebagian besar biar menjadi sebuah perenungan yang panjang dari orang yang masih mempunyai hati nurani dan mau berbuat kebajikan di sisa hidupnya.
Yang saya bicarakan adalah aib saya beristighfar kepada ALLAH SWT semoga ini bukan sebuah ghibah. Suara hati memang berbeda tiap individu akan tetapi persamaan yang dirasakan akan membuat sebuah paduan suara hati, semoga paduan suara yang mengarah kepada kebaikan dan hasanah/manfaat.

SOLUSI

Saya mengatakan bahwa negara harusnya memakmurkan rakyatnya, bukan memberi beban kepada rakyat. Bukan memberi tanggungan pekerjaan kepada generasi yang belum lahir dengan persoalan-persoalan dan hutang yang mereka tidak melakukannya. Saya mengatakan bahwa untuk menebas KKN dinegeri ini hanya ada satu cara PANGKAS GENERASI TERDAHULU DAN GANTI DENGAN GENERASI TAHUN 70 an yang BERSIH, bukan yang menjabat dan mendapat pekerjaan karena menyuap, saya yakin bangsa ini akan segera mentas dari jepitan jurang terjal kemunduran bangsa ini. Hukum yang ditegakkan dan lagi-lagi harus di reformasi total aspek hukumnya, etika hukum dan akhlak penegak hukum haruslah direformasi sehingga tidak ada lagi jual-beli hukum dan hukum tebang pilih dan belah bambu (yang satu dinjak dan satu lagi diangkat) atau hukum yang berupa pisau ketikan rakyat kecil berbuat kesalahan hukum sangat tajam (mata pisau dibawah) dan bila orang besar (biasanya berduit) melanggar hukum maka mata pisau hukum tetap diarahkan kebawah sehingga tumpullah hukum ini, tidak ada wibawa sama sekali. Saya tidak rela negeri ini menjadi negeri yang dicap paling korup, adanya mafia hukum dan yang jelas belum terlambat bagi mereka yang ingin memperbaiki diri, mumpung masih menjadi pejabat, wakil rakyat, mumpung ada kesempatan dan mumpung masih hidup. Ketukan hati dariku semoga membantu anda terbangun dari mimpi buruk yang membelenggu anda semua. Sistem sudah baik bila dilaksanakan dengan disiplin dan NON KKN.
Thanks

IKLAN DI BLOG SAYA

DAFTAR PAYPAL GRATISS..!!!

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.