4(Empat) kali golput adalah sebuah rekor di keluarga saya, tidak pernah ada yang mau mengikuti saya berpendirian begitu, mereka bilang aku tak berpendirian. Tapi kataku justru aku berpendirian, aku memilih pemimpin bukan memilih seekor ayam, jadi harus ekstra hati-hati, saking hati-hatinya sehingga tidak ada kriteria yang cocok untuk menjadi pemimpinku,... maka golputlah aku.
Saya rasa golput ada dua macam : Golput seperti aku karena tidak ada kriteria pemimpin yang menurut saya "pantas dan layak" dipilih. Kedua Golput ala Gus Durahman,...yang ini mah bukan karena hal-hal yang seperti saya, tetapi jelas beda tujuannya. Kalau tujuan saya menjadi golput untuk memilih secara ketat pemimpin yang "layak dan pantas",.... kalau barisannya Gus Durahman entah lah, tidak baik menjadi su'u dzon, yang jelas golputku berbeda alasan dengan Gus Durahman....
Dalam hati saya mungkin memilih pemimpin harus yang amanah, bukan sekedar cerdas dan cemerlang, tetapi yang tidak menginginkan jabatan sebagai "tunggangan" mencari materi, saya mencari yang merasa keberatan dengan "amanah jabatan" yang diembannya, yang beristighfar tatkala menerima "mandat" sebagai pemimpin negeri ini,... karena pemimpin yang adil tahu persis dia memimpin dirinya sendiri, keluarganya dan negaranya yang kelak dipertanggungjawabkan di hadirat Allah Swt di Yaumul Mizan,... bila dia telah memimpin dia merasa berat tetapi berjuang terus dan terus mengemban amanah itu,... apakah ada ya pemimpin seperti yang saya katakan tadi ?
Golput bukan jalan keluar bagi anda, tetapi sebuah sikap dari saya yang belum menemukan orang yang saya anggap layak memimpin negeri ini, layak jadi wakil rakyat negeri ini,...
Golput bukan dosa tapi juga bukan solusi.
Depok, 9 April 09 - Selamat mencontreng pilihan Anda
