Sesungguhnya kefakiran sangat dekat dengan kekafiran.
Makna yang tersirat sangat dalam, dan bukan tugasku menafsirkannya, tetapi sangat jelas akan makna yang ada dan bisa dilihat, dirasakan dan ditafsirkan menurut pendapat orang awam sekalipun, bahwa umumnya kemiskinan akan sangat dekat dengan kekafiran, karena memang demikianlah adanya ditambah lagi dengan propaganda dari berbagai agama *(non - islam; maaf) selalu saja membuat dan membuai serta memuluskan jalan menuju kekafiran tadi, dan inilah realitas yang ada, bukan membuat fitnah, bukan mengada-ada dan bukan bualan semata, sehingga dengan gamblang bisa dipastikan bahwa kemiskinan adalah kerapuhan, dan kerapuhan akan membawa kepada ketidaksyukuran, pada awalnya adalah kita tidak bisa bersyukur karena memang fakir, lalu karena tidak bisa mensyukuri keadaan kita - yang kekurangan- maka semakin tipis sajalah iman kita, dan sedikit-demi-sedikit, terus menerus iman kita dierosi oleh keadaan itu, dan ditambah kekuatan lain yang sengaja membuat kita jadi tidak punya pilihan, membuat kita jadi semakin jauh dari Iman Islam dan terakhir kita meninggalkan baju Iman Islam itu, tanpa pengaruh dari luar ataupun dengan pengaruh dari luar - yang sangat menggiurkan - dan kita mematutkan diri sebagai orang yang pantas jadi kufur..... na'udzubillahi min dzalika...
Namun tidak semua kita adalah orang-orang dengan kriteria di atas, yang bisa saya simpulkan sebagai lemah iman bukan semata lemah ekonomi dan fakir. Ada saudara kita yang papa dan miskin tetapi tetap rajin bekerja, rajin beribadah dan selalu memupuk iman dan islam yang tersisa di dalam kehidupan dunia ini - yang fana dan sebentar - tetapi memang sangat menggiurkan dan tidak pernah sepi dari primadona godaan manusia - muslim khususnya dan non muslim pada umumnya, yaitu harta.
Paham materialisme itulah yang menyebabkan kemiskinan adalah dekat dengan kekufuran.... karena manusia muslim dan non muslim sudah sangat mencintai dunia, segala sesuatu diukur dengan dunia, dengan uang, dengan pangkat dan jabatan, dengan kekuasaan,....dan bila tidak punya harta berarti dia tidak berharga, tidak ada gunanya dan tidak terhormat..... paham ini memang telah mewabah ke kalangan muslim dari lapisan bawah sampai lapisan atas - untung tidak semuanya begitu.
Solusi yang tepat adalah mengikis habis paham materialisme, hedonisme, monopoli dan sekularisme sehingga bisa membuat kita mampun memaknai arti hidup, betapa pentingnya diri kita lebih dari harta manapun, lebih mengetahui jati diri sebagai orang yang mau melaksanakan perintah Allah Swt dan sebaliknya mau menjauhi larangnya... bila sudah hancur paham materialisme ini maka, kemiskinan tidak berarti miskin iman, dan menjadikan orang miskin harta tetapi iman tetap kuat, dan mengetahui bahwa martabat manusia bukan dari materi semata, tetapi lebih dari itu bahwa kita semua adalah lebih berharga dari materi, dan setelah itu kita menanamkan kesadaran kepada saudara muslim semuanya bahwa hidup didunia tidaklah lama dan penuh dengan teka-teki kapan ajal menjemput...sehingga kemiskinan kita adalah pemacu semangat untuk mencari ridho Allah Swt, dan ini tujuan kita.
Aku heran (sabda Nabi) kepada orang mukmin, semua kejadian (baik dan buruk) adalah kebaikan baginya, bila ditimpa kesusahan ia bersabar dan bila diberi kenikmatan dan kesenangan ia bersyukur.....
Terima kasih
Namun tidak semua kita adalah orang-orang dengan kriteria di atas, yang bisa saya simpulkan sebagai lemah iman bukan semata lemah ekonomi dan fakir. Ada saudara kita yang papa dan miskin tetapi tetap rajin bekerja, rajin beribadah dan selalu memupuk iman dan islam yang tersisa di dalam kehidupan dunia ini - yang fana dan sebentar - tetapi memang sangat menggiurkan dan tidak pernah sepi dari primadona godaan manusia - muslim khususnya dan non muslim pada umumnya, yaitu harta.
Paham materialisme itulah yang menyebabkan kemiskinan adalah dekat dengan kekufuran.... karena manusia muslim dan non muslim sudah sangat mencintai dunia, segala sesuatu diukur dengan dunia, dengan uang, dengan pangkat dan jabatan, dengan kekuasaan,....dan bila tidak punya harta berarti dia tidak berharga, tidak ada gunanya dan tidak terhormat..... paham ini memang telah mewabah ke kalangan muslim dari lapisan bawah sampai lapisan atas - untung tidak semuanya begitu.
Solusi yang tepat adalah mengikis habis paham materialisme, hedonisme, monopoli dan sekularisme sehingga bisa membuat kita mampun memaknai arti hidup, betapa pentingnya diri kita lebih dari harta manapun, lebih mengetahui jati diri sebagai orang yang mau melaksanakan perintah Allah Swt dan sebaliknya mau menjauhi larangnya... bila sudah hancur paham materialisme ini maka, kemiskinan tidak berarti miskin iman, dan menjadikan orang miskin harta tetapi iman tetap kuat, dan mengetahui bahwa martabat manusia bukan dari materi semata, tetapi lebih dari itu bahwa kita semua adalah lebih berharga dari materi, dan setelah itu kita menanamkan kesadaran kepada saudara muslim semuanya bahwa hidup didunia tidaklah lama dan penuh dengan teka-teki kapan ajal menjemput...sehingga kemiskinan kita adalah pemacu semangat untuk mencari ridho Allah Swt, dan ini tujuan kita.
Aku heran (sabda Nabi) kepada orang mukmin, semua kejadian (baik dan buruk) adalah kebaikan baginya, bila ditimpa kesusahan ia bersabar dan bila diberi kenikmatan dan kesenangan ia bersyukur.....
Terima kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar