Umat Islam akan seperti buih dilautan bila saling bercerai-berai.... hanya sesuatu tetapi tidak menjadi apapun, tidak berarti, hanya jadi bahan permainan arus dan gelombang laut, tanpa daya, tanpa bisa protes, arus ketimur terpaksa ikut ketimur, arus kebarat ikut kebarat, dan tidak punya pilihan untuk dirinya menentukan arah.... wujudnya ada dan tampak besar tetapi daya dan pengaruhnya hampir tidak ada....menyedihkan.... dan kegemaran yang sudah diketahui akibatnya ini (bercerai berai) bukannya semakin dijauhi malah semakin diperuncing, saling klaim bahwa diri dan kelompoknyalah yang paling sholeh yang lain kurang dalam keilmuannya dan salah tafsir, memvonis khawarij, ingkar sunnah, dan saling mengklaim bahwa dirinya adalah ahlussunah wal jama'ah.
Kalau saya mengatakan bahwa buih seharusnya jangan terus menjadi buih, bila bersatu jadilah karang, tetap konsiten walau setiap saat ombak menerjangnya.... muslim kalau saling bersatu seperti karang, tidak goyah, dan karang akan berarti bagi pertahanan abrasi, jalur kapal, tempat tinggal terumbu, dan lainnya, demikian juga umat islam yang bersatu akan menjadi pelindung bagi kaum lemah (masyarakat lemah), menjadi panutan bangsa lain, bahkan orang yang berbeda agama akan salut dan mungkin mengikuti jejak akan menjadi "seperti" atau menjadi muslim beneran, utamakan dalil yang sudah jelas, utamakan berbeda pendapat dengan dasar yang diridhoi Allah Swt, tidak saling mengklaim diri sebagai yang pasti masuk surga dan saudara yang lainnya (walau seiman) pasti masuk neraka karena tidak sejalan, tidak sependapat, tidak sekelompok dengan dirinya. Sudah saatnya menjadi dewasa, sudah saatnya memperlemah diri dijauhkan, katakanlah bila yang hak adalah hak yang bathil adalah bathil, bila saudara ada yang menyimpang sampaikan dengan dalil yang tegas, akurat dan sudah sesuai dengan nash-nash yang disampaikan Allah Swt melalui Nabi, sudah saatnya menyadari bahwa ajaran kita semakin lama semakin jauh dari ajaran yang disampaikan Allah Swt melalui Nabi tercinta Muhammad Saw, para ulama jaman dahulu (salaf) tidak pernah mengutamakan nafsunya untuk memperlihatkan kebenaran, tidak pernah mengkotak-kotakan diri beliau-beliau sebagai yang tersholeh, kalaupun berbeda pendapat mereka dengan dalil dan akal yang sangat akurat, tidak seperti kita sekarang ini (u - lama, atau 'ulama ??) tidak jelas, karena yang ulama yang kita kenal sekarang adalah kebanyakan ulama yang tidak istiqomah, dan itu bukan ulama, hanya orang yang kebetulan belajar dan tahu tentang hukum-hukum islam bahkan lebih spektakuler lagi hafiz Al-qur'an, ahli tafsir hadits, tetapi dalam kesehariannya dia lebih bernafsu kepada dunia dan memperturutkan syahwat lebih dari orang awam yang ingin menjadi sholeh, dia tidak ikhlas, dia tidak mau membuang kenikmatan yang dia dapat hanya karena embel-embel ulama, sekali lagi u-lama, atau ulama pewaris Nabi ?
Solusi, adalah kembali kepada ajaran yang betul-betul original dari Allah Swt dan Nabi Saw, bila masih belum siap, sampaikan dengan perlahan dan bertahap tetapi bervisi dan berorientasi kepada kemurnian dan keoriginalah Islam, bukan dengan nafsu dan pengkotak-kotakan yang naif, berbeda pendapat adalah boleh asal ada dasar hukumnya, dasar hukum yang original, bukan dari sumber yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Pepatah memang ada benarnya bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.
Tetapi ada pepatah yang lebih baik dari itu; sesama muslim adalah bersaudara
Selasa, 29 Juli 2008
Jumat, 25 Juli 2008
Nasionalisasi
Nasionalisasi, adalah menarik kembali milik (aset) nasional (negara) yang dikuasai pihak asing kembali menjadi aset-kepemilikan nasional. Aset nasional yang pada hakekatnya adalah aset rakyat.
Negeri zalim ini (baca :negeri muslim, khususon Indonesia) adalah negeri yang gemar dan hanya bisa pongah, arogan dan bertangan besi bila berhadapan dengan rakyat lemah (baca :aktifis muslim), hukum ditegakkan setegak-tegaknya, undang-undang (KUHP) diperdengarkan dengan jelas, kata-kata sakti subversif, teroris, anarkis dan melanggar HAM sangat nyaring terdengar, akibatnya berapa banyak aktifis muslim yang syahid ditangan para antek syetan, la'natullah alaihi, ini dan tidak mungkin bagi para muslimin menguasai senjata api di negeri rezim astinapura ini, rezim yang menegakkan dur angkara (kejahatan dan angkaramurka), negeri materialis, negeri yang tidak pernah mau belajar, menjadi gedibal pitulikur (kacung nomor 27....paling goblok), negeri bercokolnya syetan (sayang dia mewakili kita dengan gelar YANG terhormat...), menjadi jongos yang tidak punya kreatifitas sama sekali hanya miturut dhawuhe sinuwun gusti.....(hanya menurut peritah tuan yang bisa kami mintai.....) yang kita semua tahu siapa tuannya para pejabat dan YANG BERKHIANAT anggota DPR/MPR..... siapakah dia ?
1. Amerika serikat dengan konconya
2. Kaum Kapitalis dengan merk dagangnya, terkuat adalah Yahudi, yang dilindungi lagi-lagi AS, memang amerika serikat seperti dukun AS, penjagal wanita, bukan pria, dia tidak pernah mau berperang dengan negara yang kuat, hanya menyerbu negara yang lemah, dan mereka adalah kaum yang mayoritas kafir.
3. Kaum kapitalis dalam negeri penunggak BLBI, Koruptor, dan Anjing-anjingnya.
Kalau saya katakan semua kebusukan ini, saya harus istighfar, karena begitu banyak hal yang tidak bisa kami (rakyat kecil nan lemah lagi fakir dan miskin) lakukan kecuali berkata, dan secara emosional kata-kata kami menjadi kasar, menjari tidak bernalar dan menjadi tidak terkendali.....ini sebagian besar dari kami,...... apakah ingin agar para mujahid kita menjadi negeri muslim yang sebenarnya yang berdasarkan Al-Quran dan Hadits, dan memang gerakan kita harus dikoordinir, dengan harus sangat elegan, rapi tetapi bervisi, sehingga pada saatnya Khilafah Islam hanya menunggu waktu saja, tidak usah lewat copy darat lewat milis ini pun kalau mau mari kita siapkah Khilafah Islam itu.
Kembali ke dalam negeri Astina Pura, yang dengan IDIOT-nya memberikan segalanya untuk ASING (AS, KAPITALIS, KORUPTOR dkk), bumi beserta isinya, tanah beserta tambang emas, perak, intan, timah, diberikan "dengan senang hati" kepada Tuannya (sinuwun gusti), saya hanya geram dan berpikir apakah yang memimpin negeri ini hanya para PECUNDANG YANG PENGECUT SEKALIGUS IDIOT ??? Privatisasi boleh, tetapi jangan yang jadi urat nadi rakyat, jangan menjadikan Aset Negara yang Menguasai Hajat Hidup Orang (rakyat) banyak malah diserahkan pada pihak asing lewat salah satu jalannya PRIVATISASI, apa ASINGISASI ? UU MIGAS, UU PERDAGANGAN, UU Perbankan dan semua undang-undang adalah "wangsit" (bisikan) dari ASING, kalau tidak becus membuat undang-undang mengapa memaksakan diri membuatnya ?? atau wakilkan saja pada orang asing biar hancur sekalian, Anggota DPR/MPR nya juga boleh impor (para Zionis, AS, antek-antek kapitalis lain, juga para cukong),...
Karena dengan adanya penguasaan pihak asing atas aset negara yang menguasai hajat hidup rakyat banyak maka seolah-olah para pemimpin (yang zalim nan bodoh) ini memberikan dan memasrahkan nasib rakyat kecil nan lemah kepada pihak asing, mencocokkan hidung sendiri kepada bangsa asing, merelakan diri dijajah pada begundal syetan....
Saya yakin sekali bila para pejabat (presiden, MPR/DPR) punya nyali dan otak cerdas, maka nasionalisasi aset negara harus segera dilakukan, apapun resikonya..... tapi saya pesimistis untuk hal itu, orang yang terbiasa dijadikan gedibal pitulikur tidak punya nyali, tidak punya kreasi, tidak punya daya juang, takut akan kehilangan petunjuk, takut melangkah tanpa "benang merah" dari sinuwun gusti nya.... ini kiamat, dan kapsul manjurnya hanya satu Khilafah Islam (menjadikan negeri ini berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits (Daulah Islamiyah Indonesia : DII) seharusnya yang menggantikan semua kebobrokan ini.
Solusi : nasionalisasi segera harus dilakukan, atau akan ada revolusi sosial ?
Para pejabat dan pemimpin segera menyadari bahwa menjadi jongos itu tidak punya peluang, tidak punya kekuasaan sesungguhnya, kita bernafas dinegeri sendiri tetapi mengapa harus rela dijadikan boneka, dijajah, dijadikan jongos, antek bagi negara asing, kalau kita masih merasa sebagai manusia yang merdeka secara hak, dan berdiri diatas bumi sendiri, tidak diatur orang asing yang notabene adalah penjajah.
Harapanku adalah besar, walaupun kemungkinannya sangat kecil. Karena sekuat apapun kebathilan akan dikalahkan Allah SWT dengan para muslim yang istiqomah. Mari kuatkan ekonomi muslimin, menjadi jaringan yang kuat dan bisa mendikte negeri sendiri yang pasti akan berguna bagi anak cucu kita. Astaghfirullah.....
Negeri zalim ini (baca :negeri muslim, khususon Indonesia) adalah negeri yang gemar dan hanya bisa pongah, arogan dan bertangan besi bila berhadapan dengan rakyat lemah (baca :aktifis muslim), hukum ditegakkan setegak-tegaknya, undang-undang (KUHP) diperdengarkan dengan jelas, kata-kata sakti subversif, teroris, anarkis dan melanggar HAM sangat nyaring terdengar, akibatnya berapa banyak aktifis muslim yang syahid ditangan para antek syetan, la'natullah alaihi, ini dan tidak mungkin bagi para muslimin menguasai senjata api di negeri rezim astinapura ini, rezim yang menegakkan dur angkara (kejahatan dan angkaramurka), negeri materialis, negeri yang tidak pernah mau belajar, menjadi gedibal pitulikur (kacung nomor 27....paling goblok), negeri bercokolnya syetan (sayang dia mewakili kita dengan gelar YANG terhormat...), menjadi jongos yang tidak punya kreatifitas sama sekali hanya miturut dhawuhe sinuwun gusti.....(hanya menurut peritah tuan yang bisa kami mintai.....) yang kita semua tahu siapa tuannya para pejabat dan YANG BERKHIANAT anggota DPR/MPR..... siapakah dia ?
1. Amerika serikat dengan konconya
2. Kaum Kapitalis dengan merk dagangnya, terkuat adalah Yahudi, yang dilindungi lagi-lagi AS, memang amerika serikat seperti dukun AS, penjagal wanita, bukan pria, dia tidak pernah mau berperang dengan negara yang kuat, hanya menyerbu negara yang lemah, dan mereka adalah kaum yang mayoritas kafir.
3. Kaum kapitalis dalam negeri penunggak BLBI, Koruptor, dan Anjing-anjingnya.
Kalau saya katakan semua kebusukan ini, saya harus istighfar, karena begitu banyak hal yang tidak bisa kami (rakyat kecil nan lemah lagi fakir dan miskin) lakukan kecuali berkata, dan secara emosional kata-kata kami menjadi kasar, menjari tidak bernalar dan menjadi tidak terkendali.....ini sebagian besar dari kami,...... apakah ingin agar para mujahid kita menjadi negeri muslim yang sebenarnya yang berdasarkan Al-Quran dan Hadits, dan memang gerakan kita harus dikoordinir, dengan harus sangat elegan, rapi tetapi bervisi, sehingga pada saatnya Khilafah Islam hanya menunggu waktu saja, tidak usah lewat copy darat lewat milis ini pun kalau mau mari kita siapkah Khilafah Islam itu.
Kembali ke dalam negeri Astina Pura, yang dengan IDIOT-nya memberikan segalanya untuk ASING (AS, KAPITALIS, KORUPTOR dkk), bumi beserta isinya, tanah beserta tambang emas, perak, intan, timah, diberikan "dengan senang hati" kepada Tuannya (sinuwun gusti), saya hanya geram dan berpikir apakah yang memimpin negeri ini hanya para PECUNDANG YANG PENGECUT SEKALIGUS IDIOT ??? Privatisasi boleh, tetapi jangan yang jadi urat nadi rakyat, jangan menjadikan Aset Negara yang Menguasai Hajat Hidup Orang (rakyat) banyak malah diserahkan pada pihak asing lewat salah satu jalannya PRIVATISASI, apa ASINGISASI ? UU MIGAS, UU PERDAGANGAN, UU Perbankan dan semua undang-undang adalah "wangsit" (bisikan) dari ASING, kalau tidak becus membuat undang-undang mengapa memaksakan diri membuatnya ?? atau wakilkan saja pada orang asing biar hancur sekalian, Anggota DPR/MPR nya juga boleh impor (para Zionis, AS, antek-antek kapitalis lain, juga para cukong),...
Karena dengan adanya penguasaan pihak asing atas aset negara yang menguasai hajat hidup rakyat banyak maka seolah-olah para pemimpin (yang zalim nan bodoh) ini memberikan dan memasrahkan nasib rakyat kecil nan lemah kepada pihak asing, mencocokkan hidung sendiri kepada bangsa asing, merelakan diri dijajah pada begundal syetan....
Saya yakin sekali bila para pejabat (presiden, MPR/DPR) punya nyali dan otak cerdas, maka nasionalisasi aset negara harus segera dilakukan, apapun resikonya..... tapi saya pesimistis untuk hal itu, orang yang terbiasa dijadikan gedibal pitulikur tidak punya nyali, tidak punya kreasi, tidak punya daya juang, takut akan kehilangan petunjuk, takut melangkah tanpa "benang merah" dari sinuwun gusti nya.... ini kiamat, dan kapsul manjurnya hanya satu Khilafah Islam (menjadikan negeri ini berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits (Daulah Islamiyah Indonesia : DII) seharusnya yang menggantikan semua kebobrokan ini.
Solusi : nasionalisasi segera harus dilakukan, atau akan ada revolusi sosial ?
Para pejabat dan pemimpin segera menyadari bahwa menjadi jongos itu tidak punya peluang, tidak punya kekuasaan sesungguhnya, kita bernafas dinegeri sendiri tetapi mengapa harus rela dijadikan boneka, dijajah, dijadikan jongos, antek bagi negara asing, kalau kita masih merasa sebagai manusia yang merdeka secara hak, dan berdiri diatas bumi sendiri, tidak diatur orang asing yang notabene adalah penjajah.
Harapanku adalah besar, walaupun kemungkinannya sangat kecil. Karena sekuat apapun kebathilan akan dikalahkan Allah SWT dengan para muslim yang istiqomah. Mari kuatkan ekonomi muslimin, menjadi jaringan yang kuat dan bisa mendikte negeri sendiri yang pasti akan berguna bagi anak cucu kita. Astaghfirullah.....
Kamis, 24 Juli 2008
Kunjungilah Sahabatmu
Kunjungilah saudaramu
Sialturahmi akan memanjangkan umur, menambah rejeki dan memang sangat disarankan oleh Rasulullah SAW, tidak heran,... karena silaturahmi yang selalu diadakan akan mempererat hubungan kasih sayang, saling lebih mengenal, saling mengerti dan tidak ada kata yang tidak bisa dipecahkan karena silaturahmi tadi, semuanya akan menjadi kekeluargaan.
Kunjungilah saudaramu, terutama saudara yang terdekat dengan kita, supaya silaturahmi terjamin dan semua akan menjadi semakin akrab, dan kebaikan dari silaturahmi kepada saudara sendiri adalah paling tidak makan gratis bukan ? atau mengetahui keadaannya bila dia baik kita senang, bila dia perlu bantuan kita bantu dan dengan silaturahmi dan kunjugan yang berkualitas akan terjalin keharmonisan.
Kapan anda terakhir kali mengunjungi saudara anda ?
Sialturahmi akan memanjangkan umur, menambah rejeki dan memang sangat disarankan oleh Rasulullah SAW, tidak heran,... karena silaturahmi yang selalu diadakan akan mempererat hubungan kasih sayang, saling lebih mengenal, saling mengerti dan tidak ada kata yang tidak bisa dipecahkan karena silaturahmi tadi, semuanya akan menjadi kekeluargaan.
Kunjungilah saudaramu, terutama saudara yang terdekat dengan kita, supaya silaturahmi terjamin dan semua akan menjadi semakin akrab, dan kebaikan dari silaturahmi kepada saudara sendiri adalah paling tidak makan gratis bukan ? atau mengetahui keadaannya bila dia baik kita senang, bila dia perlu bantuan kita bantu dan dengan silaturahmi dan kunjugan yang berkualitas akan terjalin keharmonisan.
Kapan anda terakhir kali mengunjungi saudara anda ?
Selasa, 22 Juli 2008
Berkerabatan Dengan Kekufuran
Sesungguhnya kefakiran sangat dekat dengan kekafiran.
Makna yang tersirat sangat dalam, dan bukan tugasku menafsirkannya, tetapi sangat jelas akan makna yang ada dan bisa dilihat, dirasakan dan ditafsirkan menurut pendapat orang awam sekalipun, bahwa umumnya kemiskinan akan sangat dekat dengan kekafiran, karena memang demikianlah adanya ditambah lagi dengan propaganda dari berbagai agama *(non - islam; maaf) selalu saja membuat dan membuai serta memuluskan jalan menuju kekafiran tadi, dan inilah realitas yang ada, bukan membuat fitnah, bukan mengada-ada dan bukan bualan semata, sehingga dengan gamblang bisa dipastikan bahwa kemiskinan adalah kerapuhan, dan kerapuhan akan membawa kepada ketidaksyukuran, pada awalnya adalah kita tidak bisa bersyukur karena memang fakir, lalu karena tidak bisa mensyukuri keadaan kita - yang kekurangan- maka semakin tipis sajalah iman kita, dan sedikit-demi-sedikit, terus menerus iman kita dierosi oleh keadaan itu, dan ditambah kekuatan lain yang sengaja membuat kita jadi tidak punya pilihan, membuat kita jadi semakin jauh dari Iman Islam dan terakhir kita meninggalkan baju Iman Islam itu, tanpa pengaruh dari luar ataupun dengan pengaruh dari luar - yang sangat menggiurkan - dan kita mematutkan diri sebagai orang yang pantas jadi kufur..... na'udzubillahi min dzalika...
Namun tidak semua kita adalah orang-orang dengan kriteria di atas, yang bisa saya simpulkan sebagai lemah iman bukan semata lemah ekonomi dan fakir. Ada saudara kita yang papa dan miskin tetapi tetap rajin bekerja, rajin beribadah dan selalu memupuk iman dan islam yang tersisa di dalam kehidupan dunia ini - yang fana dan sebentar - tetapi memang sangat menggiurkan dan tidak pernah sepi dari primadona godaan manusia - muslim khususnya dan non muslim pada umumnya, yaitu harta.
Paham materialisme itulah yang menyebabkan kemiskinan adalah dekat dengan kekufuran.... karena manusia muslim dan non muslim sudah sangat mencintai dunia, segala sesuatu diukur dengan dunia, dengan uang, dengan pangkat dan jabatan, dengan kekuasaan,....dan bila tidak punya harta berarti dia tidak berharga, tidak ada gunanya dan tidak terhormat..... paham ini memang telah mewabah ke kalangan muslim dari lapisan bawah sampai lapisan atas - untung tidak semuanya begitu.
Solusi yang tepat adalah mengikis habis paham materialisme, hedonisme, monopoli dan sekularisme sehingga bisa membuat kita mampun memaknai arti hidup, betapa pentingnya diri kita lebih dari harta manapun, lebih mengetahui jati diri sebagai orang yang mau melaksanakan perintah Allah Swt dan sebaliknya mau menjauhi larangnya... bila sudah hancur paham materialisme ini maka, kemiskinan tidak berarti miskin iman, dan menjadikan orang miskin harta tetapi iman tetap kuat, dan mengetahui bahwa martabat manusia bukan dari materi semata, tetapi lebih dari itu bahwa kita semua adalah lebih berharga dari materi, dan setelah itu kita menanamkan kesadaran kepada saudara muslim semuanya bahwa hidup didunia tidaklah lama dan penuh dengan teka-teki kapan ajal menjemput...sehingga kemiskinan kita adalah pemacu semangat untuk mencari ridho Allah Swt, dan ini tujuan kita.
Aku heran (sabda Nabi) kepada orang mukmin, semua kejadian (baik dan buruk) adalah kebaikan baginya, bila ditimpa kesusahan ia bersabar dan bila diberi kenikmatan dan kesenangan ia bersyukur.....
Terima kasih
Namun tidak semua kita adalah orang-orang dengan kriteria di atas, yang bisa saya simpulkan sebagai lemah iman bukan semata lemah ekonomi dan fakir. Ada saudara kita yang papa dan miskin tetapi tetap rajin bekerja, rajin beribadah dan selalu memupuk iman dan islam yang tersisa di dalam kehidupan dunia ini - yang fana dan sebentar - tetapi memang sangat menggiurkan dan tidak pernah sepi dari primadona godaan manusia - muslim khususnya dan non muslim pada umumnya, yaitu harta.
Paham materialisme itulah yang menyebabkan kemiskinan adalah dekat dengan kekufuran.... karena manusia muslim dan non muslim sudah sangat mencintai dunia, segala sesuatu diukur dengan dunia, dengan uang, dengan pangkat dan jabatan, dengan kekuasaan,....dan bila tidak punya harta berarti dia tidak berharga, tidak ada gunanya dan tidak terhormat..... paham ini memang telah mewabah ke kalangan muslim dari lapisan bawah sampai lapisan atas - untung tidak semuanya begitu.
Solusi yang tepat adalah mengikis habis paham materialisme, hedonisme, monopoli dan sekularisme sehingga bisa membuat kita mampun memaknai arti hidup, betapa pentingnya diri kita lebih dari harta manapun, lebih mengetahui jati diri sebagai orang yang mau melaksanakan perintah Allah Swt dan sebaliknya mau menjauhi larangnya... bila sudah hancur paham materialisme ini maka, kemiskinan tidak berarti miskin iman, dan menjadikan orang miskin harta tetapi iman tetap kuat, dan mengetahui bahwa martabat manusia bukan dari materi semata, tetapi lebih dari itu bahwa kita semua adalah lebih berharga dari materi, dan setelah itu kita menanamkan kesadaran kepada saudara muslim semuanya bahwa hidup didunia tidaklah lama dan penuh dengan teka-teki kapan ajal menjemput...sehingga kemiskinan kita adalah pemacu semangat untuk mencari ridho Allah Swt, dan ini tujuan kita.
Aku heran (sabda Nabi) kepada orang mukmin, semua kejadian (baik dan buruk) adalah kebaikan baginya, bila ditimpa kesusahan ia bersabar dan bila diberi kenikmatan dan kesenangan ia bersyukur.....
Terima kasih
Jumat, 18 Juli 2008
ZAKAT
Terus terang saya bukan akhli fikih, tetapi dengan melihat keadaan yang sangat parah dalam masyarakat kita - bahkan termasuk keluarga saya - dalam hal ekonomi maka saya ingin menyampaikan salah satu solusi lama - dan jarang dipakai - kemiskinan yang membalut lapisan masyarakat kita yang semakin meluas selalu saja diobat dengan cara yang tidak melihat Juklak Wahyu (Al-Qur'an dan Hadits) dan malah dengan jalan pemikiran manusia yang dangkal dan malah menjerumuskan kepada ekses negatif lain, ada ekonomi sosialis, ekonomi kapitalis dan ekonomi pancasila yang terbukti tidak manjur dalam mengangkat kaum dhu'afa dari kenestapaan dan kemiskinan - padahal kami sudah bekerja keras untuk melepaskan diri dari belenggu itu - karena sistem yang dipakai adalah hasil pemikiran manusia - dan jarang yang takwa - maka sangat mungkin dan sudah terjadi adalah kefatalan dan hasil yang menjatuhkan kaum dhu'afa tambah kejurang kemiskinan dan mengangkat kaum aghniya (kaya) menjadi semakin kaya, dan di Indonesia kita adalah sangat kapitalis dan feodalis tanpa mau melirik sistem Islami yang sudah terbukti ampuh, ironisnya kita mayoritas Islam tetapi tidak mau menggunakan juklak wahyu dalam mengobati penyakit kronis (kemiskinan yang merata) ini. Saya akan sangat berterima kasih bila para ahli fikir (ulama sesungguhnya, ahli ekonomi islami) mau membaca tulisan bodoh ini, dengan mengharapkan tindak lanjut dari pembetulan tentang tulisan saya ini, tidak lupa ini wacana dari saya semoga seperti bola salju yang bisa menyadarkan dan menjadi penggerak kebangkitan ekonomi muslim, yang diridhoi Allah Swt,..
Zakat artinya membersihkan, selain itu zakat dapat menyuburkan, memperkokoh persatuan umat, membuat lega semua orang, baik mustahik maupun muzakki, dan mampu merekatkan kekuatan umat yang sekarang cenderung bercerai-berai, merupakan salah satu alat yang ampuh untuk adanya pemerataan kekayaan (bukan monopoli) dan menjadikan kesenjangan hidup relatif tidak terlalu curam.
Pengelolaan zakat yang profesional dan penuh keimanan dan keikhlasan sangat membantu tercapainya kemantapan stabilitas perekonomian Indonesia pada khususnya dan dunia pada umumnya, yang sekarang dikuasai kaum imperialis dan kapitalis, sebelumnya sebelum rejim komunis tumbang. Era perang dingin berlalu dan era "terorisme" ala - George W Bush, karena mereka tidak punya musuh lagi - untuk mengadakan perlombaan - maka diliriklah Islam, sebagai satu-satunya kekuatan yang mungkin dan dikhawatirkan bisa menjadi ancaman serius negara adidaya ini, dan kekhawatiran yang tidak beralasan dan alasan yang sengaja dibuat-buat untuk menekan dunia Islam di Indonesia - muslim terbesar - pada khususnya dan dunia Islam internasional pada umumnya. Dan anehnya kita sebagai orang Islam malah sering berkiblat dan mengamini barat - dalam menghancurkan kekuatan dan potensi kita sendiri - ini sangat ironi dan perbuatan bodoh yang tidak bisa ditoleransi. Walaupun demikian ada benang merah yang saya tarik, mengapa beberapa dari Muslim berkiblat dan mengamini barat ? Salah satunya karena kekurangan ilmu dan iman, juga kekuatan ekonomi yang sangat lemah dan tidak tertata bila dibandingnkan dengan "mereka", dan pengelolaan zakat secara profesional dan penuh keikhlasan inilah andalan kita untuk segera memakmurkan umat yang terpuruk, untuk menjadi umat yang mencintai Islam dengan tanpa mendapat godaan - harta - dari pihak-pihak yang sengaja ingin menghancurkannya. Perang selalu ada dan akan selalu ada, tetapi memerangi kemiskinan dan kekufuran dan kefakiran adalah perang yang sangat berat, karena musuh kita yang satu ini menyergap setiap jiwa - termasuk anak-anak dan wanita - dan memang dengan zakat itu akan terwujud, menanamkan kembali kesadaran keimanan yang berimplikasi kepada perbuatan yang menguntungkan umat dari segi dunia dan membuat utama amalan untuk akhirat kelak. Zakat adalah alat ampuh untuk melumpuhkan dominasi dan hegemoni NEO Kapitalisme, NEO Imperialisme di segala bidang, tertutama dalam bidang ekonomi, karena zakat itu lintas sektoral, dia bisa dikelola untuk membuat kekuatan ekonomi yang dominan dan membuat ukuwah mantap, dan ini akan menjadikan umat Islam Indonesia bisa mengatur dirinya, mengelola dirinya, membangun diri dan mulai mempertebal iman tanpa terpecah konsentrasinya dengan keadaan ekonomi rumah tangganya yang tidak menguntungkan dan semoga dengan kehalalan zakat akan membawa keberkahan dunia dan akhirat.
Zakat mal, zakat fitrah, infak dan sedekah adalah jalan, dan hanya muslim yang berkualitas yang mau melewatinya, sampailah kita pada keadaan mengatakan bahwa Islam adalah rahmatan lil 'alamiin, bukan dengan wajah yang sekarang digambarkan barat secara sinis, dan tidak berimbang, kita tunggu saja, adakah zakat yang akan membantu kita apakah malah penyalahgunaannya yang akan marak, karena memang mengelola zakat (harta, uang) adalah penuh tantangan dan godaan, tapi dengan keimanan, keikhlasan dan profesionalisme yang tinggi, maka itu akan terwujud, dan tersenyumlah ekonomi berbasis Islam (yang sangat ditakuti dan disegani barat) dan umat muslim mempunyai taji bahkan taring dalam memakmurkan bumi ini.
Depok, 19 Juli 2008
Zakat artinya membersihkan, selain itu zakat dapat menyuburkan, memperkokoh persatuan umat, membuat lega semua orang, baik mustahik maupun muzakki, dan mampu merekatkan kekuatan umat yang sekarang cenderung bercerai-berai, merupakan salah satu alat yang ampuh untuk adanya pemerataan kekayaan (bukan monopoli) dan menjadikan kesenjangan hidup relatif tidak terlalu curam.
Pengelolaan zakat yang profesional dan penuh keimanan dan keikhlasan sangat membantu tercapainya kemantapan stabilitas perekonomian Indonesia pada khususnya dan dunia pada umumnya, yang sekarang dikuasai kaum imperialis dan kapitalis, sebelumnya sebelum rejim komunis tumbang. Era perang dingin berlalu dan era "terorisme" ala - George W Bush, karena mereka tidak punya musuh lagi - untuk mengadakan perlombaan - maka diliriklah Islam, sebagai satu-satunya kekuatan yang mungkin dan dikhawatirkan bisa menjadi ancaman serius negara adidaya ini, dan kekhawatiran yang tidak beralasan dan alasan yang sengaja dibuat-buat untuk menekan dunia Islam di Indonesia - muslim terbesar - pada khususnya dan dunia Islam internasional pada umumnya. Dan anehnya kita sebagai orang Islam malah sering berkiblat dan mengamini barat - dalam menghancurkan kekuatan dan potensi kita sendiri - ini sangat ironi dan perbuatan bodoh yang tidak bisa ditoleransi. Walaupun demikian ada benang merah yang saya tarik, mengapa beberapa dari Muslim berkiblat dan mengamini barat ? Salah satunya karena kekurangan ilmu dan iman, juga kekuatan ekonomi yang sangat lemah dan tidak tertata bila dibandingnkan dengan "mereka", dan pengelolaan zakat secara profesional dan penuh keikhlasan inilah andalan kita untuk segera memakmurkan umat yang terpuruk, untuk menjadi umat yang mencintai Islam dengan tanpa mendapat godaan - harta - dari pihak-pihak yang sengaja ingin menghancurkannya. Perang selalu ada dan akan selalu ada, tetapi memerangi kemiskinan dan kekufuran dan kefakiran adalah perang yang sangat berat, karena musuh kita yang satu ini menyergap setiap jiwa - termasuk anak-anak dan wanita - dan memang dengan zakat itu akan terwujud, menanamkan kembali kesadaran keimanan yang berimplikasi kepada perbuatan yang menguntungkan umat dari segi dunia dan membuat utama amalan untuk akhirat kelak. Zakat adalah alat ampuh untuk melumpuhkan dominasi dan hegemoni NEO Kapitalisme, NEO Imperialisme di segala bidang, tertutama dalam bidang ekonomi, karena zakat itu lintas sektoral, dia bisa dikelola untuk membuat kekuatan ekonomi yang dominan dan membuat ukuwah mantap, dan ini akan menjadikan umat Islam Indonesia bisa mengatur dirinya, mengelola dirinya, membangun diri dan mulai mempertebal iman tanpa terpecah konsentrasinya dengan keadaan ekonomi rumah tangganya yang tidak menguntungkan dan semoga dengan kehalalan zakat akan membawa keberkahan dunia dan akhirat.
Zakat mal, zakat fitrah, infak dan sedekah adalah jalan, dan hanya muslim yang berkualitas yang mau melewatinya, sampailah kita pada keadaan mengatakan bahwa Islam adalah rahmatan lil 'alamiin, bukan dengan wajah yang sekarang digambarkan barat secara sinis, dan tidak berimbang, kita tunggu saja, adakah zakat yang akan membantu kita apakah malah penyalahgunaannya yang akan marak, karena memang mengelola zakat (harta, uang) adalah penuh tantangan dan godaan, tapi dengan keimanan, keikhlasan dan profesionalisme yang tinggi, maka itu akan terwujud, dan tersenyumlah ekonomi berbasis Islam (yang sangat ditakuti dan disegani barat) dan umat muslim mempunyai taji bahkan taring dalam memakmurkan bumi ini.
Depok, 19 Juli 2008
Kamis, 17 Juli 2008
Dibawah Bayang-Bayang Orang Lain
Bukan pemuda sejati yang melihat orang lain lebih dari dirinya kemudian dia membandingkan dengan kejayaan/kekayaan orang tua dan nenek moyangnya, sedangkan dia sendiri memandang remeh kepada orang lain itu, tapi anehnya dia sendiri tak sehebat orang tua/nenek moyangnya, dia pemuda yang palsu, tidak sejati.... dan pemuda yang sejati adalah yang mengatakan inilah diriku, akan kubangun kejayaan yang lebih baik dari orang tua dan nenek moyangku... dan dia adalah memang pemuda yang bermanfaat, cikal bakal lebih jaya dari orang tua dan nenek moyangnya.
Dan penulis mengumpamakan sebuah negara, yang mayoritas adalah pemudanya yang palsu (selalu dibawah bayang-bayang orang lain sekalipun itu orang tuanya sendiri..), saya yakin sekali negeri itu akan carut marut di segala bidang, ekonomi yang terpuruk, keamanan yang tidak terjamin, keadilan yang dipaksakan, kesemrawutan di jalan dan masih banyak kejanggalan dan ketidak teraturan yang pasti terjadi...... karena negeri itu dihuni dan dinahkodai oleh "bekas" pemuda yang tidak punya potensi diri, jati diri dan intelektual diri, dan terakhir inner powernya, inner kreasinya, serta akhlaknya sangat rendah, dan pada akhirnya mutu dirinya jadi sangat anjlok...duapuluh tahun kemudia saat mereka tampil dipermukaan sebagai pemimpin dan sebagai pejabat - terjadilah apa yang harus terjadi - maka negeri itupun kolaps, krisis berkepanjangan dan tidak menemukan jalan keluar melainkan hanya dengan saling sikut, saling cakar, saling menyalahkan antara satu dengan yang lainnya,.... ini kiamat kecil, tatanan kehidupan yang seharusnya dinikmati rakyat kecil malah menjadikan rakyat kecil bulan-bulanan permainan "kotor" bekas pemuda palsu tadi (anak bapak, anak mama atau anak-anak yang lain yang menggambarkan ketidak merdekaan mereka dalam mengambil sikap ataupun keputusan yang logis efektif dan efisien, bentuk kronis ketergantungan akan sosok lain dan berubah menjadi kejumudan kreasi, inovasi, dan instuisi yang berakibat menjadi sosok yang gamang dalam mengambil keputusan, keminderan dan tidak pernah percaya diri).
Tahukah anda negeri mana yang saya maksudkan ? Dan bayang-bayang siapa yang saya tujukan ? Dan ini terjadi di negeri kita sendiri,.... negeri yang kita cintai, negeri tempat kita tinggal menghirup udara yang mulai makin berpolusi -mencemari raga, meracuni jiwa -dan pemuda yang sejati haruslah segera dibentuk dan diejawantahkan dalam pendidikan akhlak yang mulia, karena memang manusia semua sudah beres, tidak ada yang salah tentang kecerdasan, eq,iq,aq,sq dan qq lainnya, yang perlu ditingkatkan adalah perbaikan akhlak (seperti turunnya Rasul terakhir adalah untuk memperbaiki akhlak manusia) dan setelah akhlak menjadi baik, kebaikan dan keadilan, krisis dan konco-konconya akan hengkang dari negeri ini, ini makan waktu, tetapi harus segera dilaksanakan.
Lantas kita bertanya, berapa sih dari sederet pejabat dan pemimpin yang "tidak berada dibawah bayang-bayang" Amerika Serikat dan sekutunya? Berapa jumlahnya? Siapa beliau??
Anda tidak bisa menyebutkan siapakah beliau gerangan makhluk nan langka di bumi pertiwi ini.....kalau ditemukan segera saja angkat beliau menjadi Presiden dan akan segera terkikis habis apapun krisis yang ada disini, karena beliau independen, kreatif, bernyali dan tentu genius, serta berakhlak mulia, bagi bangsa dan rakyatnya........tetapi nyatanya para yang terhormat tidak demikian adanya karena mereka bekerja dengan gamang dan menunggu petunjuk dan restu dan negara asing, maka Indonesia akan semakin terpuruk, semakin banyak hutang, semakin tergantung, semakin terjajah, semakin menjadi GEDIBAL PITULIKUR dari negara asing tersebut, ....tidak kasihankah kita sebagai ORANG YANG LAHIR DULUAN bila menggadaikan negeri ini kepada pihak asing yang jelas tidak BERPIHAK KEPADA RAKYAT INDONESIA ini ? Bayi-bayi suci yang akan lahir 10,20,50,100 tahun yang akan datang haruskah menanggung BEBAN dari perbuatan kita yang PENGECUT, selalu dibawah bayang-bayang negara lain yang merupakan SRIGALA bagi DOMBA rakyat kecil, hanya hamba SRIGALA itu saja yang selamat, dan bisa tersenyum, bisa bebas tertawa, bisa berjingkrak,....tetapi saya yakin jiwa dan raga mereka terikat erat oleh pola-pola aturan sang srigala , seperti boneka piaraan, bahkan lebih tidak punya alternatif dari itu- ia sama dengan zombie-, ini FAKTA dan tidak usah dipungkiri. Kapan kah INDONESIA yang tercinta ini merdeka ? Sampai kapan ? Sampai Khalifah Islam mengangkatnya......
Hiduplah yang mulia (bermanfaat, berakhlak tinggi) dan matilah (sebagai)syuhada (disemua jalan Allah Swt).
Dan penulis mengumpamakan sebuah negara, yang mayoritas adalah pemudanya yang palsu (selalu dibawah bayang-bayang orang lain sekalipun itu orang tuanya sendiri..), saya yakin sekali negeri itu akan carut marut di segala bidang, ekonomi yang terpuruk, keamanan yang tidak terjamin, keadilan yang dipaksakan, kesemrawutan di jalan dan masih banyak kejanggalan dan ketidak teraturan yang pasti terjadi...... karena negeri itu dihuni dan dinahkodai oleh "bekas" pemuda yang tidak punya potensi diri, jati diri dan intelektual diri, dan terakhir inner powernya, inner kreasinya, serta akhlaknya sangat rendah, dan pada akhirnya mutu dirinya jadi sangat anjlok...duapuluh tahun kemudia saat mereka tampil dipermukaan sebagai pemimpin dan sebagai pejabat - terjadilah apa yang harus terjadi - maka negeri itupun kolaps, krisis berkepanjangan dan tidak menemukan jalan keluar melainkan hanya dengan saling sikut, saling cakar, saling menyalahkan antara satu dengan yang lainnya,.... ini kiamat kecil, tatanan kehidupan yang seharusnya dinikmati rakyat kecil malah menjadikan rakyat kecil bulan-bulanan permainan "kotor" bekas pemuda palsu tadi (anak bapak, anak mama atau anak-anak yang lain yang menggambarkan ketidak merdekaan mereka dalam mengambil sikap ataupun keputusan yang logis efektif dan efisien, bentuk kronis ketergantungan akan sosok lain dan berubah menjadi kejumudan kreasi, inovasi, dan instuisi yang berakibat menjadi sosok yang gamang dalam mengambil keputusan, keminderan dan tidak pernah percaya diri).
Tahukah anda negeri mana yang saya maksudkan ? Dan bayang-bayang siapa yang saya tujukan ? Dan ini terjadi di negeri kita sendiri,.... negeri yang kita cintai, negeri tempat kita tinggal menghirup udara yang mulai makin berpolusi -mencemari raga, meracuni jiwa -dan pemuda yang sejati haruslah segera dibentuk dan diejawantahkan dalam pendidikan akhlak yang mulia, karena memang manusia semua sudah beres, tidak ada yang salah tentang kecerdasan, eq,iq,aq,sq dan qq lainnya, yang perlu ditingkatkan adalah perbaikan akhlak (seperti turunnya Rasul terakhir adalah untuk memperbaiki akhlak manusia) dan setelah akhlak menjadi baik, kebaikan dan keadilan, krisis dan konco-konconya akan hengkang dari negeri ini, ini makan waktu, tetapi harus segera dilaksanakan.
Lantas kita bertanya, berapa sih dari sederet pejabat dan pemimpin yang "tidak berada dibawah bayang-bayang" Amerika Serikat dan sekutunya? Berapa jumlahnya? Siapa beliau??
Anda tidak bisa menyebutkan siapakah beliau gerangan makhluk nan langka di bumi pertiwi ini.....kalau ditemukan segera saja angkat beliau menjadi Presiden dan akan segera terkikis habis apapun krisis yang ada disini, karena beliau independen, kreatif, bernyali dan tentu genius, serta berakhlak mulia, bagi bangsa dan rakyatnya........tetapi nyatanya para yang terhormat tidak demikian adanya karena mereka bekerja dengan gamang dan menunggu petunjuk dan restu dan negara asing, maka Indonesia akan semakin terpuruk, semakin banyak hutang, semakin tergantung, semakin terjajah, semakin menjadi GEDIBAL PITULIKUR dari negara asing tersebut, ....tidak kasihankah kita sebagai ORANG YANG LAHIR DULUAN bila menggadaikan negeri ini kepada pihak asing yang jelas tidak BERPIHAK KEPADA RAKYAT INDONESIA ini ? Bayi-bayi suci yang akan lahir 10,20,50,100 tahun yang akan datang haruskah menanggung BEBAN dari perbuatan kita yang PENGECUT, selalu dibawah bayang-bayang negara lain yang merupakan SRIGALA bagi DOMBA rakyat kecil, hanya hamba SRIGALA itu saja yang selamat, dan bisa tersenyum, bisa bebas tertawa, bisa berjingkrak,....tetapi saya yakin jiwa dan raga mereka terikat erat oleh pola-pola aturan sang srigala , seperti boneka piaraan, bahkan lebih tidak punya alternatif dari itu- ia sama dengan zombie-, ini FAKTA dan tidak usah dipungkiri. Kapan kah INDONESIA yang tercinta ini merdeka ? Sampai kapan ? Sampai Khalifah Islam mengangkatnya......
Hiduplah yang mulia (bermanfaat, berakhlak tinggi) dan matilah (sebagai)syuhada (disemua jalan Allah Swt).
Jumat, 11 Juli 2008
Renungan Tentang Keberadaan Kita di Bumi
Alam kosmos, terdiri dari jutaan galaksi, dan galaksi bimasakti adalah galaksi tempat beredarnya jutaan bintang dan salah satu bintang yang sangat dekat dengan kita yang berada di bumi adalah matahari (solar/sun), dan yang mencengangkan massa matahari dibanding dengan seluruh massa planet adalah masih lebih besar, dan bumi itu hanya sepersekian ribu dari matahari, begitu kecilkah bumi ? dibandingkan dengan alam kosmos, galaksi,tatasurya, ya demikian adanya... hanya seperti butiran debu yang beterbangan di ladang luas....lalu kita tinggal di butiran debu itu di alam kosmos, dan debu itu yang dipengaruhi gravitasi matahari (yang merupakan salah satu titik api di alam kosmos dan bukan merupakan bintang yang terbesar apalagi yang terpanas, matahari dalam kategori bintang hangat - warna kuning keputih-putihan-).Lalu begitu kecilkah bumi dibandingkan dengan manusia ? Kita yang merasa orang besar, kita yang merasa berpostur tinggi ? kita yang kuat otot kawat tulang besi, keringatnya jadi kopi? jawabannya ADALAH BUMI TERLALU BESAR jika dibandingkan dengan manusia, manusia yang berjumlah 6 milyar bumi masih sanggup menampungnya, begitu kecilkah manusia dibandingkan dengan bumi ? jawabnya adalah ya.... seper semilyar kalinya pun tidak ada,....
Lalu apa pelajaran yang bisa kita petik dari perbandingan yang kata orang adalah ilmiah hasil penelitian para pakar astronomi itu ? Semua perbandingan ini adalah hanya untuk mengantarkan kita kepada kesadaran BETAPA kita hanyalah makhluk kecil yang tidak terlihat di peta (pada peta tingkat RT pun kita tidak terlihat), yang sangat amat kecil sekali bila dibandingkan dengan bumi, yang jauh-jauh lebih kecil lagi dibandingkan dengan matahari, dan tidak terhingga kecilnya dibandingkan dengan galaksi, dan terakhir apakah masih tah pula kita akan merasa sebagai orang dengan perawakan tinggi besar ? Tinggimu apakah setinggi gunung ? atau besarmu sebesar ikan paus? Tidak malukah kita bila kita menjadi orang yang sombong (gumedhe = merasa besar = bahasa jawa)....
Bila alam kosmos begitu tidak terhitung besarnya, maka kita akan kembali bertanya dengan logika yang sudah terbuka ? Kalau begitu siapa pencipta alam kosmos yang sangat besar ini ? sampailah kepada jawaban bahwa Allahhu Akbar, Allah Swt lah yang Maha Besar, bisa menciptakan alam kosmos yang sangat luar biasa besar,dan memperkenankan kita makhluk kecil untuk mengenal Nya, lewat para Nabi dan Rasul, terutama lewat Alqur'an dan Hadits, lewat Islam,.... bagi saudaraku yang non muslim, boleh bertanya kepada diri anda sendiri, mulai sekarang....apakah alam kosmos sebesar ini yang mengatur harus banyak Tuhan ? atau cukup Satu Allah seperti orang Islam ?.
Renungan hari ini adalah camkan... kita tinggal dibumi, negara indonesia, propinsi jawabarat, kotadepok, jln Akses UI, rt.08/007,tinggal didalam rumah, kamar nomor 2, dengan sprigbed empuk dan kita tidur disebagian kecil springbed empuk kita (tidak ada orang sebesar springbed), adakah kita pikir kita masih BESAR ? dibanding SPRINGBED saja kalah fisik ? Jangan membandingkan diri dengan gunung, bumi, matahari, apatah galaksi, lebih lagi Allah yang Maha Besar ? Kita hanya debu dengan banyak keberuntungan, dan banyak kesombongan.... dengan tafakur mudah-mudahan kita menghilangkan kesombongan kita, merasa dan memang seharusnya merasa sangat kecil dihadapan Tuhan kita.... we're just dust in the wind, itu benar.....
Depok, Juli 08
Lalu apa pelajaran yang bisa kita petik dari perbandingan yang kata orang adalah ilmiah hasil penelitian para pakar astronomi itu ? Semua perbandingan ini adalah hanya untuk mengantarkan kita kepada kesadaran BETAPA kita hanyalah makhluk kecil yang tidak terlihat di peta (pada peta tingkat RT pun kita tidak terlihat), yang sangat amat kecil sekali bila dibandingkan dengan bumi, yang jauh-jauh lebih kecil lagi dibandingkan dengan matahari, dan tidak terhingga kecilnya dibandingkan dengan galaksi, dan terakhir apakah masih tah pula kita akan merasa sebagai orang dengan perawakan tinggi besar ? Tinggimu apakah setinggi gunung ? atau besarmu sebesar ikan paus? Tidak malukah kita bila kita menjadi orang yang sombong (gumedhe = merasa besar = bahasa jawa)....
Bila alam kosmos begitu tidak terhitung besarnya, maka kita akan kembali bertanya dengan logika yang sudah terbuka ? Kalau begitu siapa pencipta alam kosmos yang sangat besar ini ? sampailah kepada jawaban bahwa Allahhu Akbar, Allah Swt lah yang Maha Besar, bisa menciptakan alam kosmos yang sangat luar biasa besar,dan memperkenankan kita makhluk kecil untuk mengenal Nya, lewat para Nabi dan Rasul, terutama lewat Alqur'an dan Hadits, lewat Islam,.... bagi saudaraku yang non muslim, boleh bertanya kepada diri anda sendiri, mulai sekarang....apakah alam kosmos sebesar ini yang mengatur harus banyak Tuhan ? atau cukup Satu Allah seperti orang Islam ?.
Renungan hari ini adalah camkan... kita tinggal dibumi, negara indonesia, propinsi jawabarat, kotadepok, jln Akses UI, rt.08/007,tinggal didalam rumah, kamar nomor 2, dengan sprigbed empuk dan kita tidur disebagian kecil springbed empuk kita (tidak ada orang sebesar springbed), adakah kita pikir kita masih BESAR ? dibanding SPRINGBED saja kalah fisik ? Jangan membandingkan diri dengan gunung, bumi, matahari, apatah galaksi, lebih lagi Allah yang Maha Besar ? Kita hanya debu dengan banyak keberuntungan, dan banyak kesombongan.... dengan tafakur mudah-mudahan kita menghilangkan kesombongan kita, merasa dan memang seharusnya merasa sangat kecil dihadapan Tuhan kita.... we're just dust in the wind, itu benar.....
Depok, Juli 08
Kamis, 10 Juli 2008
KONSEKUENSI MENCINTAI
Konsekuensi mencintai sesorang adalah PATAH HATI, dan beribu kali orang melakukan hal yang sama dalam kehidupan ini, barangkali, yang demikian ditemukan bagi orang yang senang berpetualang dalam mencintai atau dia seorang yang mata keranjang. Dan aku tidak lolos dari hal itu, aku bukan mata keranjang, tetapi barangkali malah hidung belang ??? tidak tahu, komentar anda tidak saya dengarkan dengan baik, dan tidak pernah lupa pada kejadian masa lalu adalah tanda dari penyesalan yang kita ciptakan dimasa lalu dan mempengaruhi masa depan, tidak efisien dan membuang waktu.
Mencintai seseorang adalah hak dari setiap orang, dan menerima atau menolak untuk dicintai pun juga hak setiap orang, jadi tidak ada paksaan dalam urusan batin ini, cinta tidak bisa dipaksakan, tidak bisa dimanipulasi, cinta hanya bisa memilih (baik dengan kesadaran ataupun dengan ketidak tahuan - dengan datang tiba-tiba - dan bila sudah memilih tidak bisa kita mengatur logika kita untuk membelokkan pilihan hati kita itu).
Contoh adalah aku, sudah berkeluarga dengan dua anak dan istri yang cantik, tetapi aku sempat "terpeleset" mencintai seseorang yang masih single, dan aku tidak pernah peduli apakah dia menerimaku, menolakku atau bahkan membenciku, dalam kamus cintaku tidak pernah saya persulit mengenai perasaan ini, aku berhak mencintaimu sebagaimana kamu berhak menolakku dan aku tidak pernah melarang orang menolakku tetapi aku tidak pernah merasa bersalah kalau mencintai orang, karena itu hak ku, tidak dilarang.... dan kadang para gadis sedari dulu aku masih lajang, selalu salah paham, yang dia pikirkan bahwa kalau mencintai harus saling memiliki, harus menjadi pasangan, harus ini, harus itu.... atau minimal jalan bareng sebagai pacar, dan menurutku mereka mempunyai praduga yang salah kepadaku, mereka hanya menilai luarnya saja (baca : mereka ditaksir sama aku, kesimpulannya adalah aku mengharuskan mereka jadian dengan ku) padahal aku tidak perlu jawaban yang berbelit, kalau mereka menerima aku bersyukur dan mereka memang bisa benar-benar jalan bareng denganku, tetapi kalau mereka menolak aku hanya sedikit syok dan tidak sakit hati, malah aku lega bahwa aku telah jujur menyampaikan apa yang ada dalam hatiku, dan yang perlu aku lakukan hanya menunggu bila "tembakan" ku berhasil itu sebuah keberuntungan dan bila tidak "easy going" saja... toh masih ada banyak wanita yang lain yang akan saya taksir, kalau tidak salah lelaki banding wanita; 1:4, dan itu membuatku lega. Akan tetapi dalam banyak hal saya seringkali tidak demikian, kalau seseorang yang saya taksir sudah benar-benar memenuhi hati, saya akan merasakan sakit yang lama dalam hati, melarikan diri dari kenyataan dan merana, tapi saya bukan tipe yang tidak berani mengakui kekalahan, aku berani mengakui kekalahanku, dan itu meredam sakitku, melapangkan dadaku dan membuat aku lebih cepat lupa pada wanita itu....
Aku hanya berpesan kepada playboy dan playgirl, agar kalian memang senang dan mudah jatuh cinta tapi jangan kotori cinta itu dengan perbuatan maksiat dan mesum, itu bukan tipeku....sepanjang dia belum resmi menjadi pasangan lewat jalan menikah, tidak perlu adanya sex bebas, dan saya jamin akan menjadikan kita lebih menghargai apa makna sebuah cinta dan perasaan sayang kepada mereka....
Aku menyadari bahwa mencintai dalam kedudukanku sekarang ini adalah tidak pada tempatnya sekalipun aku termasuk orang yang mendukung poligami.... dan hanya takdir saja yang saya tunggu apakah dia akan menjadi pendamping keluarga kami atau tidak. Hanya Allah Swt yang Maha Mengetahui... semoga selamat dunia dan akhirat.
Salam.
Mencintai seseorang adalah hak dari setiap orang, dan menerima atau menolak untuk dicintai pun juga hak setiap orang, jadi tidak ada paksaan dalam urusan batin ini, cinta tidak bisa dipaksakan, tidak bisa dimanipulasi, cinta hanya bisa memilih (baik dengan kesadaran ataupun dengan ketidak tahuan - dengan datang tiba-tiba - dan bila sudah memilih tidak bisa kita mengatur logika kita untuk membelokkan pilihan hati kita itu).
Contoh adalah aku, sudah berkeluarga dengan dua anak dan istri yang cantik, tetapi aku sempat "terpeleset" mencintai seseorang yang masih single, dan aku tidak pernah peduli apakah dia menerimaku, menolakku atau bahkan membenciku, dalam kamus cintaku tidak pernah saya persulit mengenai perasaan ini, aku berhak mencintaimu sebagaimana kamu berhak menolakku dan aku tidak pernah melarang orang menolakku tetapi aku tidak pernah merasa bersalah kalau mencintai orang, karena itu hak ku, tidak dilarang.... dan kadang para gadis sedari dulu aku masih lajang, selalu salah paham, yang dia pikirkan bahwa kalau mencintai harus saling memiliki, harus menjadi pasangan, harus ini, harus itu.... atau minimal jalan bareng sebagai pacar, dan menurutku mereka mempunyai praduga yang salah kepadaku, mereka hanya menilai luarnya saja (baca : mereka ditaksir sama aku, kesimpulannya adalah aku mengharuskan mereka jadian dengan ku) padahal aku tidak perlu jawaban yang berbelit, kalau mereka menerima aku bersyukur dan mereka memang bisa benar-benar jalan bareng denganku, tetapi kalau mereka menolak aku hanya sedikit syok dan tidak sakit hati, malah aku lega bahwa aku telah jujur menyampaikan apa yang ada dalam hatiku, dan yang perlu aku lakukan hanya menunggu bila "tembakan" ku berhasil itu sebuah keberuntungan dan bila tidak "easy going" saja... toh masih ada banyak wanita yang lain yang akan saya taksir, kalau tidak salah lelaki banding wanita; 1:4, dan itu membuatku lega. Akan tetapi dalam banyak hal saya seringkali tidak demikian, kalau seseorang yang saya taksir sudah benar-benar memenuhi hati, saya akan merasakan sakit yang lama dalam hati, melarikan diri dari kenyataan dan merana, tapi saya bukan tipe yang tidak berani mengakui kekalahan, aku berani mengakui kekalahanku, dan itu meredam sakitku, melapangkan dadaku dan membuat aku lebih cepat lupa pada wanita itu....
Aku hanya berpesan kepada playboy dan playgirl, agar kalian memang senang dan mudah jatuh cinta tapi jangan kotori cinta itu dengan perbuatan maksiat dan mesum, itu bukan tipeku....sepanjang dia belum resmi menjadi pasangan lewat jalan menikah, tidak perlu adanya sex bebas, dan saya jamin akan menjadikan kita lebih menghargai apa makna sebuah cinta dan perasaan sayang kepada mereka....
Aku menyadari bahwa mencintai dalam kedudukanku sekarang ini adalah tidak pada tempatnya sekalipun aku termasuk orang yang mendukung poligami.... dan hanya takdir saja yang saya tunggu apakah dia akan menjadi pendamping keluarga kami atau tidak. Hanya Allah Swt yang Maha Mengetahui... semoga selamat dunia dan akhirat.
Salam.
Langganan:
Postingan (Atom)