Hati yang rindu dengan datangnya bulan yang disucikan oleh ummat Islam, bulan yang didalamnya ada kebaikan lebih dari seribu bulan, dan sangat jarang diagama lain tentang bulan yang disucikan sepanjang bulan, tidak ada yang seagung bulan ini dibanding bulan-bulan yang lain.
Hati yang gembira menyambut Ramadhan, malam berdzikir dan tafakur, siangnya menahan nafsu sahwat dan nafsu amarah yang menghilangkan pahala dan bahkan membatalkan apa yang di sebuat SHAUM, dan tidak ada yang lebih menakjubkan dari shaum ini, didalamnya sahur, ada buka puasa, dan esensinya adalah taat dan menuruti perintah Allah Swt - Rabb dan Pelindung orang muslim - dengan harapan ridho dan ujung dan muaranya adalah bisa menjadi orang yang takwa. Yang dimaksud dengan takwa adalah semua orang sudah mahfum, menjauhi larang Nya dan mentaati perintah Nya, itu arti yang sangat sederhana dari takwa.
((Catatanku :Shaum sering diartikan dengan puasa dalam bahasa Indonesia, kita anggap sama... walaupun dari segi etimologi ternyata banyak perbedaan - puasa berasal dari bahasa sansekerta yang berarti upa wasa- upa artinya usaha, upaya (mendekatkan diri) kepada wasa - yang maha kuasa, okelah kita anggap sama, jadi untuk lebih memudahkan bahwa puasa dalam arti yang sempit bisa juga disebut shaum, tapi tidak kongruen, tidak identik dan hanya saya gunakan dalam pengertian yang umum saja, saya katakan dalam hal ini puasa sama dengan shaum, hanya dalam tulisan ini untuk memudahkan kita menggunakan bahasa Indonesia. Kejadiannya hampir sama dengan sholat dan sembahyang, kita anggap relatif sama....Tetapi saya lebih suka menyebut sholat, shaum daripada sembahyang, puasa...))
Ramadhan tahun ini terasa memprihatinkan bagi seluruh bangsa Indonesia, karena negara ini sakit tak kunjung sembuh, makin hari makin parah, makin hari makin akut. Persoalannya mudah tetapi pemecahannya sangat rumit, sebetulnya solusi sudah disodorkan, nasehat telah diberikan, tetapi hati-hati para pemimpin kita sudah mati, tidak ada hati nurani yang dibela dengan teguh oleh mereka, takut mati, dan sangat cinta kedudukan dan jabatan, bulan Ramadhan ini adalah bulan untuk menghidupkan kembali hati-hati yang mati, mumpung nafsu sedang melemah, dan tidak dibarengi syetan yang terbelenggu, maka sangat pas momen ini untuk bangkit dari keterpurukan yang sangat dalam ini bagi bangsa Indonesia - khususnya - dan ummat Muslim seluruh dunia pada umumnya. Banyak menahan nafsu adalah jembatan emas menuju kebangkitan, karena nafsu selalu mengarah kepada hal yang negatif bila tidak dikendalikan, nafsu adalah hiasan, tunggangan dia tidak perlu diperturutkan tetapi kitalah yang mengarahkan, mengendalikan dan membuat dia patuh dan tunduk kepada kita, niscaya hidup tidak akan jauh-jauh dari bahagia, taat kepada Allah Swt, menang dalam pertempuran global, menang dalam persaingan global dan menang dalam mengantisipasi hasutan iblis, sudah saatnya para pemimpin instrospeksi bahwa selama ini yang diperturutkan hanyalah nafsu, nafsu tentang kedudukan, nafsu kemenangan kelompok, nafsu menguasai, nafsu punya nama besar, nafsu mengeruk harta dan nafsu kotor lainnya, sekali lagi karena tidak terkendali makan nafsulah yang mengendalikan kita dan akibatnya sangatlah FATAL, 10 tahun reformasi menjadikan NAFSU sebagai IMAM dan terpuruk adalah jawaban yang absolut untuk hal ini, bila nafsu yang dikekang dan dikendalikan tidak berapa lama akan terjadi ketentraman yang kita dambakan, salah satu pelajaran, universitas pengendalian nafsu adalah di bulan nan agung ini, Ramadhan. Mata kuliah langsung dari Rabbil'alaamiin, yang menilai adalah DIA yang memberi ganjaran dan perhitungan adalah DIA, dan hasil dari studi dan kuliah tahunan ini adalah jiwa yang takwa, nafsul muthmainah, nafsu yang terkendali dan menurut kearah kebaikan, kejujuran dan kecintaan kepada keindahan hati, ketakwaan, ketertiban, jauh dari iblis dan menjadikan tujuan hidup kebangsaan yang tentram nan sejahtera.... semoga dalam gemblengan yang singkat ini bisa memperoleh dampak positif yang sangat besar, mengerem nafsu, menjadikan pengendalian diri para pemimpin yang stabil, cinta Allah Swt dan cinta kebaikan, tanpa nafsu kotor dalam setiap sepak terjang dalam kehidupan pribadi dan politik.
Ya Ramadhan aku rindu kedatangan mu, walau aku sering menyia-nyiakannya, tetapi setidaknya masih ada rasa untuk bertobat dan mencintaimu...marhaban yaa ramadhan
Depok @ September 08
Tidak ada komentar:
Posting Komentar