Saya mengatakan pada diri sendiri tentang keadaan kita ini, sebelum kita "merdeka" secara fisik, bangsa ini memiliki apa yang dimiliki oleh layaknya sebuah bangsa. Memiliki, harga diri, memiliki semangat untuk berjuang dan maju, memiliki rasa berbangsa dan bernegara, memiliki rasa humor, memiliki rasa nasionalisme, memiliki jiwa patriotisme dan kebanggaan berbangsa, bernegara dengan cita-cita, bukan menjadi negara yang terbelakang dan kemajuan, kesejahteraan yang "imitasi". Itu pernah kita miliki sejak perjuangan mengusir penjajah dan sampai dengan orde baru lahir. Ketika orde baru lahir bangsa ini serta merta menjadi orang lain, walaupun baru "setengah jadi", belum sepenuhnya berubah menjadi orang lain, tetapi dalam ideologinya adalah "menjadi seperti bangsa lain", bukti yang nyata di jaman itu adalah kita tidak bisa berbicara dengan tenang, kita tidak bisa mengkritik pemerintah, yang ada hanya memikirkan pangan, pangan dan pangan (repelita) dan kenyataannya yang dibangun apakah bidang pertanian ??? Tidak yang dibangun justru sektor perbankan dan pabrik-pabrik, yang menjadikan bangsa ini sapi perahan (terutama rakyat kecil) dan pertumbuhan ekonomi saat itu kelihatan baik, katanya swasembada dimana-mana, akan tetapi sebagai bangsa kita adalah BODOH. Orang-orang yang pintar tidak dikirim ke luar negeri, yang dijadikan kekuatan adalah militerisme. Dan ini lah yang menjadikan kita bukan sebagai diri sendiri, diancam dengan berbagai macam ketakutan yang tidak bisa dibayangkan saat ini. Jadi logikanya anda hanya boleh hidup diam, seperti robot dan bodoh. Orde baru runtuh dengan berbagai peninggalan bobroknya (secara material barangkali tidak terasa tetapi secara mental dan moral) ini lah yang menjadi masalah sampai dengan tahun 2014 ini. Menyalahkan sejara juga bukan sebuah jawaban bagi kita, tetapi belajar dari sejarahlah yang kita perlukan saat ini, jangan mengulang sejarah kelam orde baru. Kita menyinggung orde lama, karena orde peralihan maka jiwa kita sebagai bangsa baru tumbuh dan menggelora, akan tetapi perlahan padam di era orde baru. Ketika orde reformasi muncul dengan gegap gempita kita merasa "terlahir kembali" sebagai bangsa, kebebasan pers, bicara, dan lain sebagainya terasa begitu indah, kungkungan dan belenggu terlepas, akan tetapi apalah bagusnya jika semua itu malah menjadi "kebablasan"?? Kita bukannya terlahir kembali menjadi bangsa Indonesia yang baru, malah terlahir menjadi bangsa lain, manusia yang minder dengan bangsa sendiri, tidak percaya diri, dan paling sakit adalah kegemaran korupsi, yang tumbuh semakin "menggila". Apakah kita masih menjadi bangsa Indonesia ? Yang ber Ketuhanan Yang Maha Esa ? jawabannya adalah BUKAN, kita hampir-hampir menjadi bangsa bar-bar dalam dunia perpolitikan kita, tidak ada etika, tidak ada cara elegan dan setelah menjabat kedudukan pollitik adalah tidak "bernegara" akan tetapi "korupsi". Kita lupa menjadi diri sendiri dan menjadi orang lain yang sangat "menyeramkan" dan "hina dina",.........
LUPA SEJARAH
Sejarah adalah untuk dipetik pelajaran darinya, agar hal-hal yang berguna bisa dicontoh dan hal-hal yang merugikan bisa dihindari sehingga kita tidak mengulang sejarah yang kelam. Kalau ada orang yang berbicarah lebih baik masa orde baru dari pada masa orde reformasi adalah SALAH BESAR dan tidak melihat sejarah. Seburuk-buruk orde reformasi adalah sekarang yang kita alami, dan sebagu-bagus orde baru adalah orde sudah lewat dan orde yang menjadikan kita seperti ini, tidak menyalahkan orde lama ? Tidak, sekalipun bapak Proklamator kita bukan manusia yang sempurna tapi setidaknya beliau masih punya harga diri sebagai bangsa Indonesia (dan diakui dunia), akan tetapi bapak Pembangunan kita apakah namanya harum ? Jadi jangan salah sangka kepada sejarah, sejarah yang dibelokkan dan diputar balik justru terjadi di jaman orde baru, untuk orang yang lahir tahun 70 an pasti telah sangat mengenal apa yang disebut G30S/PKI, Gestok, Supersemar dan hal-hal tabu lain pada wakt itu untuk "dikritisi", apakah anda masih berpikir orde baru lebih baik dari sekarang walaupun kita sudah "tidak bisa mengkontrolnya"?? Waktu yang terbaik adalah waktu sekarang yang bisa kita "berbuat" untuk merubah menjadi sesuatu yang kita inginkan, bukan masa lalu, sesuram apapun masa lalu hanyalah masa lalu, hanya sejarah, dan semegah apapun masa lalu hanyalah masa lalu. Saya mengatakan masa sekarang lebih baik karena saya hidup dimasa sekarang, bukan dimasa lalu, akan tetapi kalau mengenai pemerintahan kian hari kian memburuk, semoga saja bukan disemua bidang, yang tidak pernah selesai dan terus berkembang adalah bidang "perkorupsian", semakin tidak tahu malu, semakin "berjamaah", semakin berkomplot dan tampak bersih dan jumlahnya semakin menggila. Bagaimana dengan KPK ? Saya bukan penilai lembaga, saya rakyat yang merasakan segala efek tindak-tanduk pemimpin negeri ini, kalau yang sekarang saya rasakan adalah tidak ada yang cerah. Suram, buruk, sedih, putus asa, keji, masa depan suram, dan terjajah dirumah sendiri. Karena kita melupakan sejarah yang seharusnya menjadi sebuah pelajaran, bukan menjadi angan-angan seperti yang sekarang ini. Perlu diingat, para pahlwan bangsa ini tidak menginginkan keadaan seperti sekarang ini, jelas mereka berjuang ikhlas bukan untuk para koruptor (pengkhianat amanah), bukan untuk penindas (diktator seperti rejim orde baru), dan bukan untuk menjadi bangsa yang minder (orde reformasi), dan bukan untuk menjadi orang lain (orde selanjutnya), mereka berkorban jiwa raga untuk kemakmuran, kebaikan, kemerdekaan, kesejahteraan, kesetaraan dan hal baik lainnya, bukan mereka memberikan negeri ini untuk durjana yang sekarang paling banyak mencengkeram negeri ini. Koruptor adalah gelar jahanam bagi bangsa ini, dan para jahanam ini semakin banyak dan semakin tidak tahu malu. Sejarah dilupakan, cita-cita pahlawan dicampakkan dan kita menjadi bangsa yang terbelakang secara mental. Secantik sekaya dan secanggih apapun bangsa ini bila mengalami keterbelakangan mental apalah artinya. Dan sayangnya para pemimpin bangsa ini memang demikian adanya. Yang mempunyai uang berkuasa sehingga "orang idiot" pun sekarang banyak memimpin negeri ini, dan hasilnya adalah seperti yang anda dan saya "rasakan" saat ini. Kalau ada kesempatan dan kemauan sebenarnya KORUPTOR DAN YANG MAKAN HARTA KORUPTOR memang pantas dihukum potong tangan, atau bahkan hukuman mati.
KAPAN MAU BERUBAH LAGI MENJADI BANGSA INDONESIA
Ketika saya kecil tahun 80 an, pengemis adalah malu-malu dan sangat terpaksa meminta-minta, pengemis masih punya harga diri, tetapi sekarang, pengemis menjadi "profesi" adakah yang salah ? Hilangnya sifat dasar bangsa ini yakni bangsa beradat ketimuran (dan salah satu tradisinya adalah RASA MALU berbuat yang tidak baik), dan ini sudah hilang diterpa sejarah (orde baru dan orde reformasi) membuat semua ciri-ciri bangsa ini menjadi hilang. Bangsa Indonesia adalah bangsa pejuang, muslim terbesar di dunia, bangsa yang ramah, toleransi dan tepa slira (empati/merasakan apa yang orang lain rasakan), dengan berbagai karya yang adiluhung, lihat dari semua sektor, ukiran jepara, seniman basuk abdullah, affandi mendunia, habibi ilmuwan mendunia, bulu tangkis mendunia, minyak tanah dan batu bara mendunia, bijih besi, bauksit, aspal buton mendunia, emas irian jaya mendunia. Apa sih di Indonesia yang tidak "mendunia" ?? Masakan rendang padang terbaik didunia. Batik dan keris, gamelan jawa itu adalah hasil peradaban yang sangat tinggi, dan lagi-lagi mendunia. Tetapi bangsa ini malah malu dan mengekor ke barat. Steven cat (steven yusuf) muallaf dari Inggris malah mengatakan bahwa peradaban barat ibarat kapal yang hampir tenggelam dan kita "khusus kita bangsa Indonesia" malah "ramai-ramai" membeli tiket untuk menaiki kapal tersebut. Apakah ini tindakan yang pintar ? Tidak sama sekali ini adalah tindakan sangat bodoh dan membahayakan. Budaya dan keberadaan barat bukanlah sebuah kebudayaan yang baik, dulu memang kita kira baik, dulu dan seperti di film-film saja mereka baik, teknologinya pun kebanyakan "merusak" bumi dan atmosfir, bukan teknologi go green seperti teknologi yang bangsa ini ciptakan. Anda boleh melihat, barat dengan pentolannya Amerika Serikat apakah masih dianggap sebagai panutan oleh negara-negara yang pintar ? Jawabannya adalah TIDAK, hanya negara yang bodoh dan minder saya melihat mereka, negeri yang pintar dan bagus tidaklah menggunakan sistem kapitalis, imperialis dan materialistis mereka, karena bangsa yang pintar tahu kejadian apa akhirnya. Dan bangsa kita malah seperti yang bangsa pintar pikirkan, membebek saja kepada yang saya sebutkan sebagai reruntuhan kebudayaan ini. Mereka berjaya hanya difilm-film, kenyataan ekonominya adalah bangkrut, kenyataan sumber daya alamnya adalah ludes, kenyataan kedigdayaannya adalah hanyalah slogan yang tidak berdasar. Lihat negeri yang bergeliat karena mereka pintar dan benar-benar merdeka, dan saya tidak "alergi" dengan menyebutkan bahwa mereka berasal dari blok yang sudah punah (blok timur/komunis), silahkan anda lihat Cina raksasanya dan Vietnam yang kecilnya. Sebagai bangsa saya merasa sedih dan sebagai muslim saya merasa lebih sedih lagi, adakah mereka yang melakukan itu tidak pernah sekalipun memikirkan tentang akhirat dan balasannya ? Kenyataan di akhir jaman adalah bahwa orang Islam lah yang akan kembali merebut hegemoni dunia dalam keadaan yang bermoral, berhukum, dan tidak merusak bumi. Kita seharusnya mau berubah dengan keadaan yang sangat tidak menguntungkan ini, berhentilah berharap menjadi Yankee, berhentilah berharap menjadi orang barat yang kebudayaannya sudah akan "tenggelam/runtuh", berubahlah menjadi bangsa Indonesia yang mendunia, bukan minder seperti sekarang ini. Kalau pemilu tahun 2014 yang menjadi pemimpin dan wakil rakyat adalah orang yang mau berubah menjadi Yankee, atau bangsa bar-bar lain maka saya tidak bisa berkata apa-apa lagi selain istighfar. Dan harapan selalu ada Allah Swt akan memberikan putra-putra terbaiknya untuk memimpin negeri muslim terbesar ini, semoga mereka yang menjadi pemimpin adalah yang kuat jasmani dan ilmunya.Pertanyaannya adalah kapan kita mau berubah menjadi diri sendiri lagi.
Terima kasih
3 komentar:
semangat menggelora, tapi bila tidak ada yang baca bagaimana bro,..
bangsa ini memang sebagian besar telah rusak, dan tidak ada yang bisa memperbaiki kecuali bangsa ini juga.... ibarat sakit, obat hanyalah pembantu penyembuhan, dan yang paling manjur adalah kemauan si sakit yang mau sembuh.....dan ingat takdir Allah Swt lah yang mengatur semuanya, akan tetapi sebagai manusia kita wajib melakukan usaha, sebisa, semaksimal mungkin sebagai manusia, adapun hasil Allah Swt lah yang menentukan. BRAVO INDONESIA
BRAVO INDONESIA!!!!
Pahlawan berjuang bukan untuk para KORUPTOR,.... dan pengkhianat negeri ini.
Sekali Lagi HIDUP INDONESIA
JOKOWI SEMOGA MENJADI NEGARAWAN BUKAN POLITIKUS,
Walau saya agak ragu dengan itu, tapi harapan selalu ada.
JOKOWI JANGAN MAU DISETIR SAMA PARA KONSPIRASI SYETAN DAN IMPERIALIS MODERN DAN TUKANG JILAT,...
BRAVO INDONESIA
Posting Komentar