SUDAH SEPARAH ITUKAH NEGERI INI
Pertanyaan saya adalah pertanyaan yang tidak perlu mendapat jawaban, mengapa karena kita semua telah mengetahui bahkan merasakan apa-apa yang mendiang SONDANG rasakan. Hanya kita sebagai rakyat kecil tidak ada pengaruh yang signifikan mengenai hal tersebut. Kita hanya bisa berbela sungkawa, menitikkan air mata, dan mendoakan arwahnya. Padahal kita tahu arti dari "nyawa", betapa berartinya bagi semua individu, nyawa adalah garansi eksistensi kita di alam fana ini, dan bila sesuatu yang sangat berharga adalah dianggap sebanding - oleh SONDANG - maka bisa dipikirkan bahwa tidak ada pilihan antara hidup dengan mati. Artinya betapa buruknya kehidupan - berbangsa dan bernegara ini dalam kancah logika - sehingga ada yang berani menukar nyawa yang satu-satunya dengan kehidupan yang setara. Setara disini adalah mati lebih baik daripada hidup dalam keadaan yang carut nan marut.
INSPIRASI ATAU PRVOKASI
Kematian martir itu memang menjadi tanda tanya bagi saya pribadi, apakah ini sebuah "ledakan" isnpirasi bagi sesama atau malah sebuah PROVOKASI untuk jalannya sebuah REVOLUSI ? Tidak sesederhana itu tentunya. Dan kita tidak bisa membiarkan kematian dari pembela negara ini sia-sia. Terlihat dengan kasat mata pula disamping praduga yang saya sampaikan - ledakan inspirasi atau malah provokasi - tetapi yang saya lihat secara lebih logis, bahwa dia merupakan satu dari ratusan, ribuan atau bahkan mewakili rakyat kecil pada umumnya akan KEPUTUS-ASAAN yang telah AKUT. Tetapi sekali lagi semua harus dipandang dengan sudut yang bijaksana, sudut hati nurani dan bukan sudut kepongahan dan buta hati.
SEMUA (ORANG) AKAN MATI
Kekuasaan dan orang sekuat apapun pasti akan ditelan waktu, bergeser bersama sejarah yang meninggalkan generasi berikutnya. Jadi sangatlah tidak bijaksana bila menilai sebuah usaha dari ledakan keputusasaan ditanggapi dengan kecurigaan yang berbau politis, ini lebih ke hati nurani dari para pengemban amanah penderitaan rakyat, pengamban mandat yang diberikan rakyat, pengemban tanggung jawab yang dianugerahkan Allah swt kepada mereka, yakni para pemimpin. Sudah sewajarnya mereka menyadari bahwa mereka tidak akan kekal dalam memegang tampuk kekuasaan, kursi kepemimpinan, nah bagaimana jalan keluar terbaik bila ada dari salah satu masyarakat yang dipimpinnya melakukan hal yang sangat memprihatinkan tersebut. Yang merupakan cerminan dari amanah yang ditunaikan, bernas ataukah rakyat kurang puas. Adalah hati nurani yang bisa membuat pertimbangan yang masuk akal dan diterima hati. Akan tetapi apakah masih ada pengemban amanah yang bisa belajar dari sejarah, bahwa mereka tidak akan kekal di bumi ini ? Yang menyadari bahwa manusia mati akan meninggalkan nama baik ? Tidak perlu bertanya apalagi marah, mawas diri dari kejadian-kejadian yang ada dan sejarah dimasa lalu. Seorang Fir'aun saja binasa ditelan waktu, apatah kita manusia kontemporer yang tampuk dan kursinya tidak semegah Fir'aun. Bisakah anda bayangkan permintaan hati SONDANG yang ditukar dengan ruh kebebasannya ?
1 komentar:
Click and Register
Click and Register
Click and Register
Click and Register
Click and Register
Click and Register
Click and Register
Click and Register
Click and Register
Click and Register
Click and Register
Click and Register
Click and Register
Click and Register
Click and Register
Click and Register
Click and Register
Click and Register
semua link ini berguna untuk bisnis online...silahkan klik dan daftar.Thanks..
Posting Komentar