KALIMAT YANG SULIT
STUDI BANDING VS JALAN-JALAN
Jalan-jalan dan studi banding apakah ada yang berbeda dari dua baris kalimat tersebut ? Atau studi banding dibarengi jalan-jalan, atau jalan-jalan sambil studi banding atau bahkan pura-pura studi banding padahal jalan-jalan. Beberapa kalimat memang pas dan pantas untuk diberikan kepada para wakil rakyat (entah rakyat yang mana lha wong rakyat masih berkutat dengan naiknya harga barang kok ya malah wakilnya tega-teganya jalan-jalan keluar negeri yang menghabiskan uang rakyat (rp. 4 milyar), ini mengenaskan dan menyakiti hati rakyat; beribu alasan dibuat tetapi apakah dengan adanya alasan yang wakil yang tidak mewakili itu bisa "mengobati" nestapa rakyat terkini ? Tunjukkan kinerja dulu, naif. lha wong undang-undangnya belum dibikin kok ya pake alasan "cari inspirasi" dari negeri lain, yang belum tentu sebaik negeri ini. Kan kelihatan bohongnya, lha mau belajar pramuka kok malah ke Afsel,....apakah peringkat "boy scout" mereka diatas peringkat kita ? Boleh anda cek kok....
Bila kita lebih rendah pun sebaiknya jangan terlalu gampang "menghamburkan uang" untuk sebuah tujuan yang tidak "urgen", akan lebih baik kalau studi banding tentang negara mana yang "korupsinya paling banyak dibungkam", bukan membuang uang hanya untuk sesuatu yang saat ini tidak menyelesaikan permasalahan bangsa. Pramuka penting dan pentingnya untuk jangka panjang,.... tetapi yang diperlukan saat ini bukan "jalan-jalan" semacam itu. Tetapi solusi kongkrit dari pengentasan bangsa ini dari keterpurukan yang panjang dari tahun 1998 (dua belas tahun bung, 1 1/2 windu), atau 1 1/5 dekade), sangat sesak dada saya mendengar mereka (wakil rakyat yang mana ??) bersikukuh meluluskan "jalan-jalan" yang tiada hasilnya,.... dengan korban uang rakyat 4 miliar, ini jelas tidak sedikit, ditengah rakyat prihatin akibat perbuatan mereka juga,..... kurang kesejahteraan dan kurang jaminan hari tua, mereka malah "studi banding" dengan tidak jelas arahnya (sekalipun jelas tetapi bukan waktunya), karena "kemendesakkan /urgensi" dari studi banding-studi banding (yang berbanding lurus dengan "pengeluaran negara = darah rakyat") tidaklah pas. Bila ingin membuat undang-undang AHLAK pemimpin dinegeri mana yang paling baik maka boleh anda studi banding dengan mereka,....berapapun biaya pasti rakyat akan senang mendengarnya,... lalu jadikan undang-undang yang bermutu. Saya bisa menebaknya bahwa hasil dari jalan-jalan sambil studi banding kali ini pasti "akan menambah semrawutnya" peraturan-peraturan yang telah ada. Anda kurang visioner, kurang progresif dan memang kurang kompeten,....yang saya heran mengapa orang-orang "raja tega" begini kok jadi wakil rakyat. Rakyat yang mana ???
Saya rakyat kecil menentang keras studi banding buang-buang duit ini,.... perbaiki diri dulu baru studi banding,.... ibarat kita membuat prakarya "kita BUAT DULU" baru lihat punya teman kita, jangan baru MAU MEMBUAT sudah melihat karya orang, hasilnya nanti pasti bukanlah studi banding tetapi NYONTEK atau PLAGIAT. Apakah tidak malu sebagai bangsa yang katanya besar menjadi bangsa PLAGIATOR ? Jangan menyamakan diri sendiri dengan orang lain, jangan menyamakan bangsa ini dengan bangsa lain. Apakah mereka yang mengusulkan usul ini "berkepribadian kecil sempit, atau minder" ? Atau malah berkepribadian ganda ?? Jangan kaya anak kecil.
Hasil studi banding adalah sebuah perbaikan. Dan hasil sebuah jalan-jalan adalah "oleh-oleh", capek dan cek book yang menipis",... kalau jalan-jalan dengan uang sendiri tidak masalah, ini uang negara bung,.... apakah ini bukan korupsi dengan embel-embel "studi banding",.... dirumah saja lah bila rumahnya sendiri lagi runyam, mengapa "tengak-tengok" rumah orang lain, yang barangkali sama keadaannya dengan kita. Kan perbuatan sia-sia. BUAT DULU PRAKARYA BARU LIHAT PUNYA ORANG, KALAU ADA YANG BAIK JANGAN CONTEK SECARA LANGSUNG, MODIFIKASI DAN PERBAIKI (INOVASI),.... wakil rakyat kok kurang kreatif,....
Bang iwan mendendangkan lagunya "saudara dipilih bukan dilotere, meski kami tak kenal siapa saudara, kami tak sudi memilih para juara, juara diam, juara he eh (manut saja) dan juara ha..ha...ha.... Maksud bang iwan ya ha.... ha... ha.... ini alias main-main dengan uang rakyat. Kami tak sudi itu.
SOLUSI
Kearifan dan kreativitas dari wakil yang terhormat (benar-benar wakil yang terhormat) adalah jawaban dan solusi ini, kalau pengin plesir ke luar negeri ya nanti kalau sudah pensiun, jangan pake uang rakyat. Mengertilah rakyat masih dalam suasana prihatin kalau tidak mau dibilang miskin papa ( jumlahnya wakil rakyat tentu lebih tahu dari rakyat sendiri, seperti saya). Jangan "mencolok mata melek" dengan bersenang-senang keluar negeri tanpa hasil yang pasti,....menggunakan uang yang jumlahnya milyaran, dan rakyat mendapatkannya setengah mati untuk membayar pajak itu, dengan keringat dan darahnya, dengan cara membeli barang-barang yang kian kian hari kian tinggi harganya, artinya pajaknya tambah besar dan subsidinya kalian cabut,...atau jangan-jangan uang subsidi kalian pake jalan-jalan ?? Hanya Allah Swt yang Maha Mengetahui dan nurani anda yang tidak bisa berbohong. Berkreativitas membuat mahakarya dari diri pribadi yang luhur adalah sebuah jawaban seorang patriot sejati, negarawan sesungguhnya dan wakil "dambaan" rakyat, tanpa mengesampingkan empati untuk rakyat yang dia wakili adalah sebuah jalan yang benar. Setelah itu tidak ada hasil (baca:menurut saya mustahil bila mau menjalankannya), baru setelah itu kalau terpaksa studi banding,.... dan jangan menggunakan uang rakyat secara berlebihan.
Dalam banyak hal saya mengkritik tetapi sesungguhnya saya tidak ada maksud membuat sebuah pelanggaran atau penentangan, pendapat yang menurut saya masuk akal adalah menjadi sebuah kritik yang membangun atau sebuah masukkan yang bisa bermanfaat. Tetapi bila ada yang tidak setuju anda boleh berkomentar di blog saya ini dan sampaikan kepada wakil-wakil yang akan "studi banding" tersebut, untuk dipikirkan kembali, uang 4 milyar adalah sangat besar dan berarti untuk membuat proyek padat karya misalnya, bisa membangun sebuah perusahaan yang bisa menyerap banyak pengangguran, dan langkah yang baik lainnya, bukan dibuang secara percuma dan menyakiti hati rakyat. Perumpamaan adalah bila anda tengah lapar, tetangga anda pesta pora dan membuang lebihan makanan pesta itu didepan anda ke tong sampah,....dan si tetangga tahu anda memang sedang kelaparan. Bagaimana perasaan anda wahai para wakil rakyat ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar