THR jaman sekarang mungkin menjadi barang yang langka untuk saudaraku yang bekerja di sektor swasta dan menjadi pegawai kontrak. Mudik menjadi mahal dan lunglai karena tidak membawa apa-apa, keberpihakan kepada orang-orang seperti saya ini kok ya,...sangat jauh, siapa yang open dan toleran kepada kita ? Siapa yang mau jadi pahlawan pembela nestapa kami kaum yang dipinggirkan oleh UU yang menyengsarakan ? UU yang dibuat oleh wakil rakyat - yang mewakili rakyat besar-besar saja: pengusaha/konglomerat;- tetapi memang berpihak kepada mereka menjadikan kehidupan dewan semakin sejahtera aman sentosa, lain lagi kalau berpihak kepada rakyat jelata yangkecil dan dekil-dekil akan sangatlah garing dan tidak membuat sejahtera bahkan membawa masalah batin dan finansial, jadi akan sangat muskil kita mengharapkan dewan yang terhormat mewakili rakyat kecil, sangat muskil, dan dalam waktu-waktu tertentu saja dia "menggombalin" rayat kecil ketika kampanye saja, setelah jadi lupa, dan kalau tidak jadi barang yang sudah diberikan ditarik kembali. Nah inilah gambaran betapa memalukan sekaligus memalukannya orang yang menganggap dirinya dewan yang terhormat.
THR tidak ada lagi, harga-harga naik semakin tinggi, siapakah yang akan peduli ? Dewan, pemerintah atau pengusaha ? Kami rakyat semakin apatis dengan pemerintahan dan nasionalisme, yang ada kami mengambang mencari pemimpin sejati, dimanakah mereka berada ? Kepada siapa saya ajukan pertanyaan ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar