Kepedulian terhadap orang lain saat ini adalah seperti “sesuatu” yang asing dan tidak bisa ditoleransi ada perasaan mencurigai, su’udzon dan tidak ikhlas, dan selalu saja dibatasi dengan “embel-embel” urusan “lu” urusan “lu sendiri” dan “gue” juga punya urusan yang “lebih penting” dari urusan “lu”. Nah dalam pada itu perkembangan yang sangat memprihatinkan adalah banyaknya buruk sangka terhadap orang-orang yang betul-betul memerlukannya, sehingga tidak ada rasa peduli lagi, jangankan kepada orang yang tidak dikenal, terhadap orang yang kita kenal setiap hari saja adalah selalu punya berbagai alasan untuk tidak peduli, dan semua alasan adalah tepat, tidak ada alasan yang tidak benar, sayangnya kebenaran dari alasan tidak merubah sesuatu, dan itulah yang saya pantau dengan adanya “racun” westernisasi yang sudah menjangkit dan terakumulasi secara konstan bertambah, di nadi-nadi bangsa ini, sehingga terjadilah apa yang disebut “individualisme” yang dulu dipraktekkan di Eropa dan ternyata “gagal total”, dipraktekkan di As dan menumbangkannya, dan sekarang diadopsi ke negeri muslim ini dan mulai menjangkit dengan sangat cepat bagaikan cendawan dimusim hujan, sebentar saja sudah menjadikan negeri ini sangat “materialistis” dengan ditandai budaya yang mengiringinya, hedonisme, individualisme, kapitalisme, atheisme dan anti agama.
Hal ini sudah sangat jelas merupakan “racun turunan” dari satu paham yaitu materialisme yang merupakan paham dari syetan yang terkutuk dan tidak bisa dihilangkan dalam tempo yang singkat atau bahkan tidak mungkin dihilangkan dari bumi ini karena syetan selalu saja menjerumuskan manusia dengan tipuan yang sudah mereka lakukan ribuan tahun, dan manusia yang kelak mengikutinya akan semakin banyak, dan hanya satu musuh syetan, yakni muslim, tidak ada musuh lain dari syetan saat ini karena mereka semua telah menjadi pengikut setianya, kecuali generasi muslimin yang taat pada Al-quran dan Hadits. Dengan istiqomah akan mengantarkan kaum muslimin menjadi kekuatan yang bisa menyelamatkan dunia, dengan izin Allah swt tentunya, dan dengan kata lain syetan pun tidak akan tinggal diam dengan meng-update cara dan jalan untuk penjerumusan manusia secara masal, tetapi sebagai muslim yang baik sebenarnya tidak perlu menggali ilmu lain selain ilmu yang telah dibeberkan Nabi Saw, yang kita mengetahuinya tidak akan sesat selama kita mengikutinya, Furqan dan Sunnah, yang telah jelas pembuktiannya dijaman keemasan muslimin, beberapa adab yang lalu,…..
Kepedulian kita kepada sesama (muslim) adalah gambaran perlawanan kita yang hakiki kepada ajakan dan jerat syetan yang akan menjerumuskan kita kepada kerusakan, di dunia dan di akirat.
Solusi : kepedulian dan kembali kepada Islam adalah salah satu jalan dan salah satu cara untuk mengentaskan bangsa ini dari berbagai krisis yang telah selama satu dekade lebih mendera bangsa ini dan tidak kunjung sembuh dan tidak tahu kapan akan berakhir, hal inilah yang menjadi catatan penting dari kita bahwa kehidupan bangsa ini menjadi kacau balau karena mayoritas dari kita telah terjangkit penyakit WAHN yaitu terlalu cinta dunia dan takut akan mati, dengan bukti semakin merebaknya paham materialistis dengan berbagai anak cabangnya di segala bidang (bukan hanya akidah tetapi ekonomi, sosial, politik, budaya bahkan setiap tarikan nafas kita adalah dengan berperilaku materialis,…sangat menakutkan, istighfarlah,,,….) sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang korup (terlalu cinta dunia) dan menjadi bangsa yang pengecut (terlalu takut mati) dan ini dimanfaatkan oleh para pengusung paham materialisme (yang pada asalnya adalah paham dari syetan yang menjerumuskan manusia kepada pengingkaran kepada Allah Swt dan meniadakan arti ketuhanan yang sejatinya merupakan unsur fitrah yang ada pada setiap manusia, yaitu mengakui bahwa ada Allah Swt.) dibuat menjadi bangsa yang kufur nikmat, menjadi bangsa yang berada dibawah baying-bayang bangsa lain, menjadi bangsa yang terjajah secara spirit dan menjadi bangsa yang diperah semua sumber daya nya secara total, habis tak tersisa….dan mereka telah berhasil.
Hal penting yang bisa kita ambil dari semua kejadian ini adalah bahwa kita tidak mungkin akan menjadi bangsa yang bangkit (dari krisis ini) bila kita masih selalu mendewakan paham materialisme (paham turunan dari ajaran iblis), segera kembali kepada ajaran Allah Swt dan tidak ada jalan lain selain itu, karena jalan-jalan lain telah terkontaminasi paham materialisme tersebut, tidak ada lagi kitab suci selain Al-Qur’an, dan memang demikianlah adanya, bahwa hai anda-anda saudara sebangsa dan setanah air, jangan apriori, jangan apatis, jangan berburuk sangka dengan Al-qur’an dan Islam, bacalah dulu, pelajari saja, dan jangan anda memvonis apa-apa sebelum anda mengetahui apa kandungan Al-Qur’an dan apa itu Islam, jangan anda seperti memvonis “sesuatu” dimalam gelap dan sunyi tanpa ada sinar bulan bahkan akan turun hujan, bahwa yang hitam (tidak terlihat) kecil merayap ditubuh anda pastilah itu semut, anda yakinkan sekali lagi pastilah semut….padahal pandangan anda adalah tidaklah cukup jelas bahwa itu betul-betul semut (boleh jadi ia serangga lain, rayap, ulat, kutu dll), itu hanya prasangka yang boleh jadi anda sendiri tidak yakin itu semut….begitu pula kebenaran Islam, anda semua telah “mengkondisikan” diri anda tertutup dan gelap, jadi vonis anda terhadap Islam adalah gelap, selalu negatif, selalu berdarah-darah, selalu penuh kekerasan…..dan seperti yang telah diberitakan media barat yang juga sama-sama gelap, hanya berprasangka buruk, (saya tanyakan kepada anda pernahkah kekerasan dilakukan orang non-muslim ?? lihat Kolumbia dengan Kartel-kartel obat biusnya, lihat Italia dengan Mafianya, lihat China dengan Triadnya, Jepang dengan Yakuzanya, apakah mereka semua itu muslimin ?, jadi adilah sedikit dalam memandang sebuah permasalahan), atau sesekali ikutilah pengajian kami dimasjid, sesekali bacalah buku kami di berbagai perpustakaan, bacalah yang menurut kalian paling mengerikan, seperti : rajam, perang, poligami, hukum gantung, hukum qisas, dll, lalu pelajari dan tanyakan kepada ustadz-ustadz adakah disana hal-hal yang “secara gelap” kalian sangkakan ?? Semua tentu telah diatur secara tertib dan tidak sembarangan, asal perang, asal poligami, asal gantung….tidak ada itu, Islam rahmatan lil ‘alamiin, tidak ada yang secara tidak logis menjadikan dia sebagai “hukum” dan “hukuman” yang ditetapkan kepada sebuah pelanggaran yang telah dilakukan. Jangan membeci Islam kalau anda belum tahu Islam, jangan membeci muslim kalau anda hanya baru melihat satu muslim, jangan anda memvonis muslim teroris sebelum anda mengenalnya lebih dekat, tidak ada paksaan didalam memeluk agama Islam. Kaum muslimin juga manusia biasa dan tidak ada orang yang sempurna beberapa diantara kami memang berperang tapi dengan dalih yang benar, mempertahankan tanah air dari penjajahan apakah kalian masih sebut kami sebagai teroris ? Siapakah yang teroris penjajah atau pembela tanah airnya sendiri ?? Jangan memvonis kalau tidak jelas duduk perkaranya, amatilah sendiri bukan kata orang yang dengan sistematis membenci Islam, demi kepentingan dirinya dan demi kepentingan dunianya sendiri. Kami umat yang sangat cinta damai dan menciptakan perdamaian.
Terima kasih.
Depok 10 Desember 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar