SUDAH MENJADI RESIKO BAHWA KERJAAN ADALAH MENJEMUKAN
Akan tetapi memang demikianlah dalam kehidupan sebagai seorang pekerja, dibayar orang lain ataupun dibayar negara sebagai pewgawai pemerintah atau wakil rakyat. Teman yang tidak menyenangkan, teman yang mengancam posisi kita, bahkan teman selingkuh pun ada. Inilah dunia pekerjaan yang memang sangat kompleks. Yang membuat orang tidak senang barangkali adalah sebuah rutinitas yang sama setiap harinya, telepon, email, komputer dan deadline.. Inilah yang membuat banyak diantara kita yang tidak kuat melewatinya.
SARAN DARI SAYA
Sebenarnya cukup mudah bila anda sudah tidak kerasan lagi, keluarlah kerja akan tetapi jangan keluar dengan tidak baik-baik, yang saya maksudkan adalah keluar dengan adanya "pijakan" yang baru yang lebih tinggi, bukan pijakan menurun yang membuat posisi kita lebih rendah secara jabatan dan ekonomi (baca:gaji:), hal yang banyak dilupakan adalah bahwa gaji adalah nomor sekian, yang bisa kita lakukan sebagai pekerja adalah bagaimana membuat tempat dan suasana kerja senyaman mungkin, ini perlu kerjasama tim, dan komandannya biasanya ya Boss nya. Dan diikuti dengan aturan yang tertulis ataupun tidak agar kesepakatan yang membuat nyaman ini bisa kontinyu, tetap jangan sampai menjadi rutinitas yang membosankan.
ANGGOTA DPR-MPR YANG BOSAN DENGAN "KEMONOTONAN RAPAT/SIDANG".
Ini sebuah preseden buruk bagi pendidikan sejarah Indonesia, monotonnya sidang menjadikan seorang anggota dewan nonton film BF, adalah sangat mengerikan. Mengerikan dan malu-maluin. Bagaimana tidak dia dibayar oleh negara keringat dan darah rakyat untuk menjadi wakilnya yang amanah, tetapi mengapa menyalahgunakan amanah penderitaan rakyat ? Saya tidak memukul rata semua anggota dewan adalah demikian, akan tetapi ditemukan satu indikasi saja, betapa "gampangnya akses membawa IPAD misalnya, blackberry apalagi, yang mana tidak sebanding dengan ketatnya penawasan yang dilakukan oleh panitia sidang. Kalau memakai hati nurani apakah masih ada anggota dewan yang tidak terhormat yang memilikinya ? Saya bisa menyimpulkan ini hanya puncak gunung es saja, dimana orang yang bekerja sudah tidak kerasan tetapi karena ketergantungan maka dia tidak mau keluar, kalau wakil rakyat sudah jemu dengan "mewakili" rakyatnya seyogyanya ya mundur, toh masih banyak generasi muda potensial nan bermoral yang siap menggantikan orang yang tidak amanah terseut.
SOLUSI
Kejenuhan mesti ada dan sangat manusiawi,akan tetapi kita kerja adalah dibayar, sekali lagi dibayar jadi jangan main-main dengan uang orang lain (bos kita), yang mana waktu anda adalah ditentukan sekian tempo untuk membantunya memajukan dan mengembangkan perusahaannya dan dengan itu anda tidak dibiarkan gratis atau kerja bakti, jadi mengertilah sedikit - walaupun bos kita pelit misalnya - jangan menjadi orang yang tidak amanah. Itu saja, dan buat suasana rutin menjadi suasana yang menyenangkan bukan malah membosankan, caranya masing-masing kantor, perusahaan atau lembaga negara punya caranya, yang jelas orang-orang didalamnyalah yang membuat baik atau buruknya suasana kerja tadi. Dari saya sekian dulu semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar