SEO YANG MENDATANGKAN DUIT

BITCOIN WALLET

Sabtu, 27 Desember 2008

Tahun Barus Siapa?

Tanggal 1 Muharram akan segera tiba, siapa sajakah yang memperhatikan hari itu ? Orang Islam ??? Ternyata tidak, mereka lebih terfokus merayakan "TAHUN BARU ORANG LAIN" yang jatuh setelahnya, dan bagi sebagian muslim ada yang terbawa arus ikut dengan bangga merayakan tahun baru itu, padahal tahun baru dirinya sendiri itu (Tahun 1431 H) itu jatuh dua hari sebelum tahun baru masehi 2009, ada apa dengan semua itu ?? Mengapa kita merasa inferior mengakui bahwa tahun baru Hijriyah pun kita punya ? Tidak semua muslim mengenali dan mau mengerti tentang tahun dan bulan yang dipakai perhitungan untuk ibadah dirinya, sebagai bukti jarang yang hafal urutan bulan konon tanggalnya....ini menyedihkan sekali. Beberapa muslim (kalau tidak dibilang sebagain besar) sangat jarang yang mengingat tahun baru hijriyah, apalagi merayakannya dengan muhasabah, dzikir ataupun kegiatan positif lainnya. NGomong-ngomong apakah anda sebagai muslim hafal dan sering mengggunakan perhitungan rencana kerja dengan menggunakan tahun Hijriyah ? Tutup buku menggunakan tahun kita sendiri ? Perlu anda ketahui sebagai muslim bahwa kegiatan ibadah yang akan anda lakukan tidak "direferensikan" menggunakan tahun masehi,...oleh karena itu setiap tanggal dalam bulan Hijriyah seharusnya adalah sangat berharga bagi muslimin. Apakah anda akan memulai shaum ramadhan tanggal 13 April ??? TIDAK, lalu kalau puasa putih (setiap pertengahan tanggal bulan Hijriyah) apakah akan anda lakukan setiap bulan-bulan masehi ? tanggal 14 pebruari?? 13 Mei ?? Tidak mungkin bukan ?, dan sebagai orang tua muslim pun kita tidak pernah mengajarkan tentang hal yang sangat penting ini, bagaimana tidak ini persoalan ibadah yang menyangkut kehidupan dunia dan menembus kehidupan akhirat ? Salah perhitungan kita akan merana dari dunia sampai akhirat... bagi muslim sebenarnya tahun masehi "boleh" hanya untuk perhitungan kedua, bukan yang utama, tetapi sangat jarang orang (muslim) yang membuat rencana dengan menulis tanggal bulan dan tahun Hijriyah, baru kemudian tahun masehi,... apakah anda tidak bangga dengan menggunakan tahun sendiri ???
SOLUSI : Sebagai seorang muslim sudah seharusnya kita memulai pendidikan "yang seharusnya dan yang benar" kepada anak dan generasi muslim yang masih muda, sehingga tidak terjadi rasa minder menggunakan hari dan perhitungan Hijriyah,...dan yang lebih penting generasi muslim mendatang akan merasa bangga dan butuh dengan Tahun Hijriyah yang memang digunakan untuk "IBADAH" diri mereka kepada ALLAH SWT,....
Semoga...

Rabu, 24 Desember 2008

Keinginan Yang Tak Terbendung

Keinginan yang sangat menggebu-gebu dan tidak bisa tertahankan bisa jadi itu adalah implikasi dari lemahnya kendali terhadap nafsu, dan ini yang menjadikan manusia tidak berbeda jauh dari hewan bahkan lebih rendah dari binatang, apa sebabnya ?
Manusia punya pikiran yang bisa digunakan untuk memilah dan memilih keinginan dan kebutuhan apa yang paling mendesak, bukan yang paling diingini, sedangkan hewan adalah tidak demikian mereka tidak punya "akal dan pikiran" dan itulah mereka berbuat semaunya pun adalah wajar karena tidak punya sesuatu yang ada pada manusia sebagai tataran makhluk yang paling tinggi yakni "akal dan pikiran". Keinginan yang menggebu-gebu dan menghalalkan segala cara adalah cara "shortcut" dari hawa nafsu untuk bisa terpenuhi, dan ini mengakibatkan penurunan derajat tadi. Akal seharusnya menjadi komando dari nafsu dan hati (iman) menjadi komando dari akal. Jadi apakah yang lebih penting dalam hal mempunyai keinginan ? Yakni tempatkan nafsu di tingkat paling bawah dalam "mengambil keputusan" dan berilah "derajat" keinginan yang betul-betul bermanfaat sampai dengan yang sia-sia atau bahkan yang merugikan. Lalu "jangan biarkan" nafsu menjadi komando dalam menangani masalah :hasrat/keinginan" ini. Bisa-bisa kita terjebak dalam dilema yang merugikan. Nafsu adalah perhiasan dan perhiasan dipakai sesuai tempat dan waktu yang ditentukan. Diatur dengan norma yang telah ditentukan dan norma Islam lah yang paling komperhensif dalam hal ini, anda boleh telaah bila memang itu menjadi sebuah pertanyaan.
Jangan kekang nafsu, tetapi jangan pula diumbar...nafsu memang haruslah dikendalikan dan keinginan yang menggebu-gebu bukanlah sesuatu hal yang mesti dipenuhi bukan ?
Jawaban yang jelas dalam hati anda masing-masing

Sabtu, 20 Desember 2008

Ulang Tahun Ke 34

Sebagai seseorang yang telah berumur 34 tahun, saya sangat bersyukur karena sudah mempunyai dua orang anak yang sangat saya cintai, dan ini memmbanggakan tetapi dalam kehidupan ekonomi saya, lain lagi halnya, saya masih sebagai karyawan, ini menyedihkan padahal dalam setiap kesempatan dan setiap pembicaraan saya selalu mengajukan diri, selalu berkata dan yang terbayang dalam pikiran saya adalah sebagai seorang pengusaha yang sukses, nah kenyataannya saya hanyalah seorang karyawan saja, tidak memuaskan dan tidak membanggakan saya secara pribadi, tetapi untuk memulai usaha tidak ada kata terlambat,,,, jangan sampai umur 40 tahun saya belum punya usaha yang mapan,... untuk pada blogger saya mohon doa restu agar segera berhasil usaha saya dan saya betul-betul menjadi seorang pengusaha (muslim) yang sukses...
Untuk anak-anakku maafkan bapakmu ini
Untuk istriku terima kasih atas dukungannya
Untuk para blogger, terima kasih

Rabu, 17 Desember 2008

Pelemparan Sepatu

Wah... itu kejutan yang didapat George W Bush diakhir kekuasaanya sebagai presiden AS, dan ini adalah kado yang sangat "memalukan" bagi dirinya. Saya termasuk orang yang tidak mendukung invasi dan intervensi atas Iraq dan Afganistan yang dipimpin Joz Buz ini, nah apalagi orang Iraq (atau Afganistan, lain lagi kalau Mas Afgan jangan bilang terima kasih cinta atas "transfer kilat" sepatunya) yang mencintai negerinya, pastilah akan sangat berang melihat Si Joz Buz tadi di depan matanya dan acara lempar sepatu hanyalah reaksi yang ada dan seadanya, kalau ada bomb barangkali Joz Buz akan dilempar juga pakai bomb, masih untung lah beliau begitu, pun tidak tepat kena jidat presiden "cuma hampir" kena. Itu sekelumit cerita wartawan yang melempar sepatu (dua sepatunya) kearah orang nomor satu As yang sudah pasti hengkang dari kursi kepresidenan dan masa yang akan datang, diganti Obama, kalau Obama ke Iraq sepatu atau bungakah yang akan dilemparkan oleh orang Iraq? tergantung "tingkah polah" dan "sepak terjang dia" dalam memandang rakyat Iraq pada khususnya dan negara lain pada umumnya, atau jangan-jangan ini menjadi inspirasi bagi "pelempar jitu" lain dengan menggunakan bomb untuk presiden Obama ? ya semoga tidak terjadi insiden yang "menghebohkan" ini...
Kalau di Indonesia lain lagi, pasti Joz Buz akan "dimanja" dan "dijilat", karena kita memang tipe-tipe yang demikian, tidak bisa menahan harga diri agar tidak "jatuh", kalau saya pikir ini adalah penyakit yang membuat negeri ini tidak punya wibawa sama sekali, menjadi negeri yang "latah" dan "membebek".. aduh... apalagi yang bisa dibuat oleh para "pelatah" dan "pembebek" ??? Tidak ada proaktif, tetapi hanya reaksi yang terlambat, dan entah kapan kita bisa "ramai-ramai" melempar sepatu kepada orang yang zalim yang membuat negeri ini terperosok dalam krisis yang panjang. Orang yang zalim salah satunya adalah menempatkan sesuatu (suara, kebijakan, aturan, undang-undang bahkan lebih zalim lagi ayat Al_qur'an) "tidak pada tempatnya", dan ini yang banyak terjadi di negeri ini, pemimpin yang zalim akan mendatangkan bencana alam yang berkepanjangan dan berkesinambungan, masya allah....wa laa khaula wa laa quwwata illa billah...
Solusi : Lempar sepatu dalam budaya Iraq adalah lambang penghinaan, dan mengapa ada orang sebegitu bencinya kepada Joz Buz karena sebagai orang yang merasakan akibat dari perintah-perintahnya sehingga dia merasa negerinya terjajah, dan tidak ada seorangpun (kecuali penjilat (antek, kroni, anjing) penjajah) saja yang menghormati si penjajah tersebut. Pertanyaan mendasar sebetulnya kita di Indonesia pun sedang terjajah secara ekonomi dan pemikiran yang menjajah adalah konspirasi internasional termasuk di dalamnya Amerika Serikat, lalu dimanakah posisi kita sebagai pelempar sepatu atau penjilat penjajah, nah untuk itu kita perlu merenungkannya kembali.
depok 17 Desember 2008

Rabu, 10 Desember 2008

Kepedulian

Kepedulian terhadap orang lain saat ini adalah seperti “sesuatu” yang asing dan tidak bisa ditoleransi ada perasaan mencurigai, su’udzon dan tidak ikhlas, dan selalu saja dibatasi dengan “embel-embel” urusan “lu” urusan “lu sendiri” dan “gue” juga punya urusan yang “lebih penting” dari urusan “lu”. Nah dalam pada itu perkembangan yang sangat memprihatinkan adalah banyaknya buruk sangka terhadap orang-orang yang betul-betul memerlukannya, sehingga tidak ada rasa peduli lagi, jangankan kepada orang yang tidak dikenal, terhadap orang yang kita kenal setiap hari saja adalah selalu punya berbagai alasan untuk tidak peduli, dan semua alasan adalah tepat, tidak ada alasan yang tidak benar, sayangnya kebenaran dari alasan tidak merubah sesuatu, dan itulah yang saya pantau dengan adanya “racun” westernisasi yang sudah menjangkit dan terakumulasi secara konstan bertambah, di nadi-nadi bangsa ini, sehingga terjadilah apa yang disebut “individualisme” yang dulu dipraktekkan di Eropa dan ternyata “gagal total”, dipraktekkan di As dan menumbangkannya, dan sekarang diadopsi ke negeri muslim ini dan mulai menjangkit dengan sangat cepat bagaikan cendawan dimusim hujan, sebentar saja sudah menjadikan negeri ini sangat “materialistis” dengan ditandai budaya yang mengiringinya, hedonisme, individualisme, kapitalisme, atheisme dan anti agama.
Hal ini sudah sangat jelas merupakan “racun turunan” dari satu paham yaitu materialisme yang merupakan paham dari syetan yang terkutuk dan tidak bisa dihilangkan dalam tempo yang singkat atau bahkan tidak mungkin dihilangkan dari bumi ini karena syetan selalu saja menjerumuskan manusia dengan tipuan yang sudah mereka lakukan ribuan tahun, dan manusia yang kelak mengikutinya akan semakin banyak, dan hanya satu musuh syetan, yakni muslim, tidak ada musuh lain dari syetan saat ini karena mereka semua telah menjadi pengikut setianya, kecuali generasi muslimin yang taat pada Al-quran dan Hadits. Dengan istiqomah akan mengantarkan kaum muslimin menjadi kekuatan yang bisa menyelamatkan dunia, dengan izin Allah swt tentunya, dan dengan kata lain syetan pun tidak akan tinggal diam dengan meng-update cara dan jalan untuk penjerumusan manusia secara masal, tetapi sebagai muslim yang baik sebenarnya tidak perlu menggali ilmu lain selain ilmu yang telah dibeberkan Nabi Saw, yang kita mengetahuinya tidak akan sesat selama kita mengikutinya, Furqan dan Sunnah, yang telah jelas pembuktiannya dijaman keemasan muslimin, beberapa adab yang lalu,…..
Kepedulian kita kepada sesama (muslim) adalah gambaran perlawanan kita yang hakiki kepada ajakan dan jerat syetan yang akan menjerumuskan kita kepada kerusakan, di dunia dan di akirat.
Solusi : kepedulian dan kembali kepada Islam adalah salah satu jalan dan salah satu cara untuk mengentaskan bangsa ini dari berbagai krisis yang telah selama satu dekade lebih mendera bangsa ini dan tidak kunjung sembuh dan tidak tahu kapan akan berakhir, hal inilah yang menjadi catatan penting dari kita bahwa kehidupan bangsa ini menjadi kacau balau karena mayoritas dari kita telah terjangkit penyakit WAHN yaitu terlalu cinta dunia dan takut akan mati, dengan bukti semakin merebaknya paham materialistis dengan berbagai anak cabangnya di segala bidang (bukan hanya akidah tetapi ekonomi, sosial, politik, budaya bahkan setiap tarikan nafas kita adalah dengan berperilaku materialis,…sangat menakutkan, istighfarlah,,,….) sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang korup (terlalu cinta dunia) dan menjadi bangsa yang pengecut (terlalu takut mati) dan ini dimanfaatkan oleh para pengusung paham materialisme (yang pada asalnya adalah paham dari syetan yang menjerumuskan manusia kepada pengingkaran kepada Allah Swt dan meniadakan arti ketuhanan yang sejatinya merupakan unsur fitrah yang ada pada setiap manusia, yaitu mengakui bahwa ada Allah Swt.) dibuat menjadi bangsa yang kufur nikmat, menjadi bangsa yang berada dibawah baying-bayang bangsa lain, menjadi bangsa yang terjajah secara spirit dan menjadi bangsa yang diperah semua sumber daya nya secara total, habis tak tersisa….dan mereka telah berhasil.
Hal penting yang bisa kita ambil dari semua kejadian ini adalah bahwa kita tidak mungkin akan menjadi bangsa yang bangkit (dari krisis ini) bila kita masih selalu mendewakan paham materialisme (paham turunan dari ajaran iblis), segera kembali kepada ajaran Allah Swt dan tidak ada jalan lain selain itu, karena jalan-jalan lain telah terkontaminasi paham materialisme tersebut, tidak ada lagi kitab suci selain Al-Qur’an, dan memang demikianlah adanya, bahwa hai anda-anda saudara sebangsa dan setanah air, jangan apriori, jangan apatis, jangan berburuk sangka dengan Al-qur’an dan Islam, bacalah dulu, pelajari saja, dan jangan anda memvonis apa-apa sebelum anda mengetahui apa kandungan Al-Qur’an dan apa itu Islam, jangan anda seperti memvonis “sesuatu” dimalam gelap dan sunyi tanpa ada sinar bulan bahkan akan turun hujan, bahwa yang hitam (tidak terlihat) kecil merayap ditubuh anda pastilah itu semut, anda yakinkan sekali lagi pastilah semut….padahal pandangan anda adalah tidaklah cukup jelas bahwa itu betul-betul semut (boleh jadi ia serangga lain, rayap, ulat, kutu dll), itu hanya prasangka yang boleh jadi anda sendiri tidak yakin itu semut….begitu pula kebenaran Islam, anda semua telah “mengkondisikan” diri anda tertutup dan gelap, jadi vonis anda terhadap Islam adalah gelap, selalu negatif, selalu berdarah-darah, selalu penuh kekerasan…..dan seperti yang telah diberitakan media barat yang juga sama-sama gelap, hanya berprasangka buruk, (saya tanyakan kepada anda pernahkah kekerasan dilakukan orang non-muslim ?? lihat Kolumbia dengan Kartel-kartel obat biusnya, lihat Italia dengan Mafianya, lihat China dengan Triadnya, Jepang dengan Yakuzanya, apakah mereka semua itu muslimin ?, jadi adilah sedikit dalam memandang sebuah permasalahan), atau sesekali ikutilah pengajian kami dimasjid, sesekali bacalah buku kami di berbagai perpustakaan, bacalah yang menurut kalian paling mengerikan, seperti : rajam, perang, poligami, hukum gantung, hukum qisas, dll, lalu pelajari dan tanyakan kepada ustadz-ustadz adakah disana hal-hal yang “secara gelap” kalian sangkakan ?? Semua tentu telah diatur secara tertib dan tidak sembarangan, asal perang, asal poligami, asal gantung….tidak ada itu, Islam rahmatan lil ‘alamiin, tidak ada yang secara tidak logis menjadikan dia sebagai “hukum” dan “hukuman” yang ditetapkan kepada sebuah pelanggaran yang telah dilakukan. Jangan membeci Islam kalau anda belum tahu Islam, jangan membeci muslim kalau anda hanya baru melihat satu muslim, jangan anda memvonis muslim teroris sebelum anda mengenalnya lebih dekat, tidak ada paksaan didalam memeluk agama Islam. Kaum muslimin juga manusia biasa dan tidak ada orang yang sempurna beberapa diantara kami memang berperang tapi dengan dalih yang benar, mempertahankan tanah air dari penjajahan apakah kalian masih sebut kami sebagai teroris ? Siapakah yang teroris penjajah atau pembela tanah airnya sendiri ?? Jangan memvonis kalau tidak jelas duduk perkaranya, amatilah sendiri bukan kata orang yang dengan sistematis membenci Islam, demi kepentingan dirinya dan demi kepentingan dunianya sendiri. Kami umat yang sangat cinta damai dan menciptakan perdamaian.
Terima kasih.
Depok 10 Desember 2008

Sabtu, 22 November 2008

Terjerat Hutang

Hutang adalah hal yang sangat menekan dan menjadikan kita tidak bisa leluasa bergerak, dengan demikian utang adalah salah satu kendala dalam kehidupan berkeluarga, keluarga yang terlalu banyak hutang akan menjadi keluarga yang tidak banyak pilihan, menjadi keluarga yang tidak percaya diri, menjadi keluarga yang tidak mampu mengekspresikan diri dengan baik, dan selalu merasa terlilit belenggu yang senantiasa merantai semua kegiatannya, kalaupun ada yang mengingkarinya akan dianggap sebagai seorang yang tidak tahu diri, kehidupan terus berjalan dan tidak akan pernah berlanjut kebelakang atau ada reka ulang, dan inilah yang mengakibatkan betapa hutang adalah kendala terbesar dari kemajuan, terutama yang terlalu banyak, segala macam hutang akan mempengaruhi pola dan tingkah laku dari sebuah keluarga, semakin banyak hutang semakin tidak banyak pilihan yang seharusnya kita bisa jalani dan bisa kita pilih, semakin berat beban hidup dan psikis kita, sebaliknya semakin sedikit hutang kita semakin banyak hal yang bisa kita pilih dan semakin ringan beban hidup dan psikis kita, menjadi orang yang “merdeka” aliasnya tidak memikirkan sesuatu yang “mewajibkan” kita memikirkannya dalam semua keadaan dan dalam segala kesempatan, yakni hutang, menyakitkan memang, apalagi kalau banyak dengan buga-bunga nya yang mencekik, lebih mengenaskan lagi. Dan yang mengganjal dalam benak saya adalah tulisan saya ini bisa menyinggung beberapa pembaca (dan untuk hal itu saya meminta maaf sebesar-besarnya, saya tidak pernah menghinakan orang yang berhutang dan tidak pernah mencela mereka yang berhutang dan malah saya mendoakan agar hutang-hutang nya segera lunas, dan sekali lagi saya juga termasuk orang yang punya hutang, ini saya rasakan sendiri, bahwa yang saya tulis bisa jadi merupakan cerminan dari kehidupan saya pribadi, adapun yang “senasib” dengan saya barangkali akan “terketuk dan merasa disinggung”, sekali lagi saya meminta maaf akan hal itu, kalau ada pihak yang sama dengan saya….). Tetapi adalah sebuah kewajaran bila orang didunia berhutang, dengan catatan jangan terlalu banyak dan melampaui kemampuan kita untuk membayarnya. Solusi dari mengendalikan “keinginan” berhutang adalah qana’ah (artinya menerima apa saja pemberian Allah Swt dengan ikhlas, tidak kurang suatu apa), terus sederhana dan mempunyai skala prioritas kebutuhan (saya pikir adalah tentang kebutuhan pokok) dan “rem” untuk skala “keinginan” (saya perkirakan adalah tentang kebutuhan sekunder/tambahan), dari skala yang “sangat penting diperlukan dan mendesak” sampai “ini bisa kita beli tahun depan” hendaknya anda cermati dengan bijaksana dan kepala dingin. Dari skala need (butuh) sampai dengan skala want (ingin). Dengan demikian kita akan menyadari mana yang harus didahulukan dan bila ini dilaksanakan dengan konsisten pasti akan siginfikan mengurangi hutang-hutang anda (yang mana biasanya berhutang adalah untuk membeli taraf want). Maaf barangkali saya sangat menyederhanakan hal itu, tetapi dari pengalaman saya, inilah yang terjadi. Catatan : NEED adalah kebutuhan yang mendesak dan tidak bisa ditinggalkan dan bila itu tidak ada akan membahayakan hidup, contoh : makanan pokok. Sedangkan WANT adalah kebutuhan yang masih bisa ditinggalkan dan tidak membahayakan hidup kita, seperti, makanan cepat saji….saya kira keterangan saya sudah jelas.

Persoalan sebenarnya yang akan saya bahas adalah persoalan Negara kita yang nota bene menjadi negeri yang terjerat hutang dengan jumlah yang “menumpuk” dan “menggunung” semakin banyak dengan bunga-bunga yang menghiasinya, dan kepada siapa beban hutang yang kian hari kian “mengerikan” ini ? Pertanyaan mendasar adalah apakah sama kehidupan bernegara dengan kehidupan keluarga ? Jawabnya relative sama, dan ini memang saya gambarkan panjang lebar, tentang hutang yang menjerat, hutang yang melilit, hutang yang membelenggu kebebasan, dan hutang yang menghisap darah rakyat negeri tercinta ini. Taraf yang mengkhawatirkan ini dibarengi dengan para pelaku pemerintah yang tidak kompeten, dan malah akan “mengulangi” hutang-hutang yang ada dengan menambahnya dengan jumlah yang lebih “spektakuler” lagi, apakah Indonesia akan masuk dalam Guiness Book Of The Record dengan hutang yang paling tinggi kepada IMF atau malah masuh buku rekor itu dengan kriteria NEGARA PALING TIDAK KREATIF DALAM MENGHIMPUN DANA untuk pembangunan negerinya sendiri, patut diadakan semacam survey lah untuk mengetahui kebenaran sangkaan saya. Nah tidak adakah solusi lain selain berhutang, tidak adakah solusi lain selain IMF, tidak adakah solusi lain selain dari uang riba ???
Saya berkata sampai berbusa-busa pun tidak akan merubah suasana, tetapi dengan sedikit tulisan ini saya akan mengajak anda untuk berpikir, apa iya negeri sekaya ini tidak bisa mandiri ? Dengan “belajar” mengurangi utang ? Seperti menggunkan skala NEED dan WANT seperti yang saya jelaskan di atas ? Yang menjadi NEED pemerintah itu apa ? Apakah LAPTOP yang berharga jutaan? Apakah studi banding ke luar negeri ? Apakah pesiar-pesiar kenegeri asing dengan alasan yang kurang lebih sama dengan studi banding ? Apakah itu termasuk dalam NEED, atau kalau kita menengok kedalam negeri, dan bertanya apakah KENAIKAN GAJI para DEWAN itu sebuah NEED? Padahal mereka adalah para orang kaya yang bisa duduk di kursi DEWAN ? Apakah TUNJANGAN yang semakin hari semakin besar itu sebuah NEED ? Apakah dengan siding-sidang yang bertele-tele sebuah NEED ? Biar dapat UANG RAPAT apakah sebuah NEED ?. Sedangkan need adalah hal yang mau tidak mau mesti harus ada (dilakukan), nah dengan mempertimbangkan sedikit itu kita semua bisa menilai apakah pemimpin kita termasuk orang yang “gemar” berhutang atau tidak bila begitu banyak WANT yang disalah artikan menjadi NEED (catat : semua want memerlukan biaya ekstra dan tentu lebih tinggi dari need). Pantas kalau mereka banyak mengandalkan HUTANG LUAR NEGERI untuk dibagi-bagi. Giliran bagi-bagi uang saja mereka begitu “sempurna”, lain lagi dengan kinerja dan sidang paripurna yang mereka lakukan, hasil rapat adalah selalu produk yang kurang bermutu dan tanda Tanya besar ? Yang terjawab dengan “korbankan rakyat” untuk “kelangsungan negeri” ini….(terjemah bebas dari kelangsungan negeri adalah agar bisa hutang dan kecipratan duit itu). Jadi negeri yang terjerat hutang tidak mungkin akan maju karena tidak mempunyai hujat yang cukup untuk meng-counter kebijakan-kebijakan dari negeri (badan) yang kita pinjami, sekalipun kebijkan itu merugikan rakyat dan negerinya. Sungguh mengenaskan. Solusi adalah kembali lagi kepada dasar dari kehidupan kita yakni AGAMA, dan yang paling tepat adalah kembali kepada hukum Allah SWT, pasti saya jamin tidak akan ada negeri yang makmur tetapi rakyatnya tertimpa kemiskinan dan kenestapaan yang sangat panjang. Dan pemerintah hendaknya membuat skala yang saya sebutkan diatas, NEED dan WANT.
Terima kasih, ini sebuah want…bukan ?, tanpa terima kasih tulisan ini bisa dibaca dan internet adalah sebuah need bila saya akan posting, karena tanpa internet saya tidak bisa posting, benarkah demikian ? Jawaban anda adalah yang terbaik dalam versi pribadi anda. Thanks.

Kamis, 20 November 2008

MAU NAIK ENGAN MAU TURUN

Apa yang tersirat di dalam dada pemimpin kita saat ini ? Saya mempertanyakan hal ini karena saya sangat merasa bingung, heran dan penuh su'udzon kepada pemerintah (pemimpin kita), mengapa mereka begitu "ngotot" menaikkan harga BBM dengan alasan "menyesuaikan" harga minyak dunia yang sangat tinggi waktu bulan Maret 2008, lalu, dus,...bulan Nopember 2008 harga minyak dunia turun drastis, dan pemerintah "enggan (reluctant)" menurunkan harga BBM, dan yang turun hanya premium itu pun "cuma" Rp.500,- per liternya, ada kebohongan apa lagi yang ada dibenak para pemimpin kita ini ? Apakah lagi-lagi "intervensi" asing ?
Kenyataan yang akan terjadi jelas bila BBM diturunkan, rakyat kecil dan sebagian besar rakyat akan merasa "sedikit" lega dengan hal itu, yang saya perhitungkan harga-harga lain tentu akan relatif stabil tidak naik, atau bahkan mungkin turun.....
Solusi : Berpikir jernihlah dan jangan serakah hai pemimpin kami, bukankah kekayaan kalian telah sangat mencolok di situasi kami yang miskin papa ? Mengapa menginginkan untung yang lebih banyak dari hal yang seharusnya bukan untuk kalian, subsidi untuk rakyat mengapa kalian" akali" demi mengamankan kekayaan dan bahkan menambah kekayaan kalian ? Kami tahu akan keserakahan kalian dengan enggan menurunkan BBM (dengan seribu satu macam alasan yang tidak masuk akal dan tidak logis bahkan dibuat-buat seolah-olah kami tidak tahu kecurangan kalian..), dengan tidak menurunkan BBM berarti subsidi tidak diturunkan dan bisa dinikmati oleh kalian,...biadab. Rakyat kecil selalu jadi korban pemimpin yang zalim dan bodoh. Bandingan dengan keseriusan dan kengototan (membabi buta) kalian waktu menaikkan harga BBM? Seolah tidak ada hal yang bisa dilakukan kecuali "BBM harus naik", eh..ternyata itu hanya pesanan pihak asing, bodoh dan pengecut....
Ironis dan tidak berhati, sangat serakah dan bodoh, zalim... na'udzubillahi min dzalika. Kalian tidak punya nyalikah untuk lepas dari intervensi asing, padahal bila itu kalian lakukan kami akan berada dipihakmu, membelamu ? Tapi kalian khianat, semoga hari tua kalian tidaklah tentram...selamat menikmati darah dan keringat rakyat wahai pemimpin yang khianat...

Rabu, 12 November 2008

Peluang

Peluang tidak datang dua kali secara sama,.... jadi ini merupakan semangat baru, banyak yang mengatakan kesempatan tidak datang dua kali adalah tidak benar, kesempatan itu bisa diusahakan, dan peluang bisa datang berkali-kali tetapi dengan jalan yang berbeda-beda, barangkali yang sering kita sebut kesempatan tidak datang dua kali adalah kesempatan yang sama persis (identik), ini baru masuk akal, tetapi jangan terpaku dengan kalimat yang tidak optimis itu lebih baik kita mengatakan kesempatan bisa diusahakan dan bisa datang berkali-kali dengan jalan yang berbeda-beda. Asal kita mau berpikir, mau berinstrospeksi diri mau dengan gagah berani keluar dari bayang-bayang orang lain, menjadi diri sendiri...
Peluang Indonesia untuk lepas dari bayang-bayang negara lain adalah akan datang terus-dan-terus kalau para pemimpin mau untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan yang sangat terkoordinir ini(halus, tidak kasat mata tapi mematikan), kita mati kutu dan tidak bisa berbuat apapun dengan tanpa sepengetahuan dan tanpa "restu" dari bangsa penguasa kita tersebut, negara sebesar dan seindah ini adalah "boneka" dari kekuatan asing ?
Hanya hati nurani yang masih bisa berbicara dan hanya logika yang jitu yang bisa berpikir kearah situ, .... tapi mas anda tahu khan... betapa pelik persoalan negeri ini ? Semua orang tahu, menjadi bayang-bayang dari negara lain (orang lain) pasti melihat semua persoalan adalah pelik, lha mau memecahkannya sendiri dilarang, karena merugikan orang yang menjadi "tuannya" itu. Tidak pernah ada peluang untuk lepas dari kerumitan dan kepelikan yang sedang kita alami sendiri, sedangkan orang lain yang menjadi tuan kita adalah oportunis yang mengeruk seluruh potensi kita untuk bisa "keluar" dari kerumitan dan bayang-bayangnya, JELAS mereka tidak akan tinggal diam, kita selalu diberi cekokan dan cocokan berupa "UTANG-UTANG dan UTANG" atau lebih halusnya Dana bantuan dengan bunga ringan, dana hibah dan seribu maca bahasa penghalus yang menyebabkan kita "merasa" tidak di cocok hidungnya, merasa tidak di cekok dengan sesuatu yang sangat berbahaya, yang bisa dengan pasti menghilangkan kemerdekaan dan harga diri kita, maupun bangsa ini. Perkataan saya bukan isapan jempol, dan tidak ada kata untuk menghujat siapapun, dan pemerintah hendaknya "membuka mata dan hati" lalu "merenung dengan logika yang jernih" terakhir menimbulkan "nyali" untuk merdeka untuk kedua kalinya, dan pemerintah adalah sudah benar, akan tetapi kebenaran yang mana ? Yang menyebabkan kami menjadi orang yang miskin ? Yang menyebabkan rumah kami digusur ? Yang menyebabkan kami kelaparan ? Mengapa wahai pemimpin kami kalian tidak amanah ? Kalian tidak punya nyali untuk keluar dari bayang-bayang bangsa lain yang jelas-jelas adalah imperialis ?
Kembalikan semua persoalan kepada Allah Swt, dan bila kita berhukum selai hukum Nya maka kita tidak akan mendapat berkah apa-apa, yang ada adalah bencana dan nestapa yang panjang, dan untuk hal itu, saya tidak perlu pembuktian, jadi diri sendiri yang merdeka secara hakiki adalah kekuatan untuk merebut dan mengusahakan peluang, dan sampai generasi keberapa peluang akan tertangkap???
Wallahu a'lam bisshawab.

Selasa, 04 November 2008

Pahlawan

Hari Pahlawan 10 Nopember....
Menurut Kamus Pahlawan adalah orang yang gagah berani mengorbankan jiwa dan raga serta harta benda untuk membela kedaulatan negaranya. Dan Kata Bung Karno :Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Yang jadi pertanyaan apakah kita sudah menghargai dan meneladani "jihad" dan "patriotisme" para pahlawan bangsa Indonesia ini?

Kebanyakan dari kita adalah orang yang "sengaja atau tidak sengaja "telah" melupakan jasa para pahlawannya", maka boleh jadi perkataan Bung Karno tadi benar, bahwa mengapa kita menjadi negara yang kerdil begini..... yang saya maksud tentu bukan jumlah penduduk dan wilayah luas secara geografi, tetapi kerdil disini bisa saya artikan sebagai kerdil dalam DIPLOMASI, NASIONALISME, EKONOMI, KEBUDAYAAN, dan POLITIK LUAR NEGERI,... dsb Semuaunya kekerdilan yang kita punyai adalah dalam tahap yang "mengkhawatirkan "atau bahkan "membahyakan", kita bukan menjadi bangsa yang besar, apakah alasannya ? Karena kita melupakan jasa para pahlawan, kita merasa sombong, bisa merdeka tanpa siapa pun, bisa bebas dari belenggu penjajahan yang kita kira datang dengan sendirinya, bisa membangun dan sekali gus korupsi dengan bebas, bisa menjabat dan sekaligus korupsi, bisa yang lain yang tidak bisa dilakukan Bangsa yang terjajah,..... tidak ada kebebasan dan tidak bisa menentukan nasib sendiri, datangnya dari mana ? Tentu dari pada syuhada dan pahlawan bangsa kita ini.
Sayang memang terjadinya adalah yang seperti ini, kita menjadi bangsa yang "tidak tahu berterima kasih" kepada pada Syuhada dan Pahlawan bangsa yang dengan gigih dan ikhlas menyumbangkan darmabaktinya bahkan nyawa beliau-beliau sekalipun,.... dan yang perlu kita ketahui, para pahlawan dan syuhada pembela bangsa ini tidak "gila hormat, tidak gila pujian", para syuhada adalah "ikhlas" dan tidak ada pamrih apa-apa selain "MENYEDIAKAN LAHAN YANG MERDEKA BAGI ANAK CUCU NYA KELAK", dan mereka melakukan itu untuk kita yang hidup sekarang, yang sudah bebas dari penjajah, dengan sangat enak "menghirup kemerdekaan"..... bila kita meneladani semangat mereka dalam beramal untuk negeri ini maka tidak pernah akan ada NEGERI KERDIL ini, tidak akan ada KORUPSI yang meraja lela, tidak akan ada perpecahan yang sangat menyulitkan. Bukti bahwa kita bangsa kerdil adalah KITA selalu Minder dan INFERIOR dibanding bangsa lain, bandingkan dengan malaysia saja kita sudah kalah kelas, mereka lebih terpelajar dan agamis dari kita, lebih unggul dalam tata tertib, lebih unggul dalam tatanan pemerintah dan diplomasi (maaf bukan memuja bangsa lain, tetapi hanya membandingkan dengan malaysia saja, konon dengan bangsa yang maju....). Bukti yang lain apakah yang terbayang bila orang luar menyebut INDONESIA ? Pasti, dalam benak mereka akan terlintas KORUPTOR, TERORIS, KEMISKINAN, PEMBAJAKAN, Dan seribu satu hal-hal yang disematkan kepada semua bangsa yang tidak punya kewibawaan, contoh konkrit KITA INILAH.

Saya merasa sangat terpukul dengan keadaan seperti ini, bangsa ini sebetulnya bangsa pilihan ALLAH SWT, bagaimana tidak, ini negeri muslim bung, negeri muslim terbesar di planet ini, dan tiada yang lebih banyak beristighfar di bumi ini selain di negeri kita ini. Merinding bulu kuduk saya kalau merenungkan ini, bahwa dinegeri yang paling "iman" mengapa kita menjadi "bulan-bulanan" ?? Jadi negeri paling korup se asia tenggara, menjadi negeri yang berkembang terus tanpa tahu kapan majunya, padahal kita sebagian besar muslim, dan orang muslim tidak akan kalah dari ummat manapun (kebaikan, keunggulan, dan kegigihannya), akan tetapi mengapa kita begini ? Krisis lebih dari 10 tahun, korupsi semakin menjadi dan maksiat meraja lela ? Masih pantaskah Allah SWT menurunkan RAHMAT berupa wibawa kita dihadapan manusia lain ?? Tetapi di dalam gelap tentu ada cahaya terang, biarpun kita dicap bangsa yang korup TOH tidak semuanya begitu (sebagian kecil saja dari bangsa ini yang korupsi), dan TOH tidak semua orang jadi orang yang bengal dan fasik, lebih banyak yang sholeh daripada yang membangkang dan berbuat kerusakan, TOH hanya ada segelintir teroris (bila itu benar-benar) ada dan kita adalah yakin sekali akan ada pertolongan ALLAH SWT bila kita meniru semangat JIHAD di jalan ALLAH SWT dari para pahlawan yang telah gugur dan mendahului kita.

Solusi : Kita malu menjadi bangsa yang kerdil dan tak berwibawa, tetapi bangkitkanlah rasa memiliki, rasa mencintai dan rasa persatuan yang berujung kepada semangat JIHAD dari para pejuang, yang saya yakin belum selesai perjuangannya, yaitu untuk menuju negeri Baldatun Thoyyibatun Wa Rabbun Ghafur.... negeri yang gemahripah loh jinawi, tata titi tentrem tur raharja, negeri yang dapat berkah dan rahmah dari Allah SWT. Mulailah dari diri kita sendiri, apakah sudah ada teladan para pahlawan yang ada pada diri kita ? Semoga...

Sabtu, 01 November 2008

Reformasi Apa Kabarmu ?

Era delapanpuluhan adalah era di mana sebagian besar orang berfokus pada Kebijakan Pemerintah dalam Orde Baru yang disebut Repelita dan Pelita (Pembangunan Lima Tahun), dan memang generasi yang lahir di masa itu adalah generasi keemasan bangsa Indonesia (dari segi kemapanan dan wibawa bangsa ini), swasembada beras, lapangan kerja sangat bagus, USD cuma Rp. 2000,- an, dan sangat ditakuti rezim saat itu, dengan cengkeramannya yang dibuat sedemikian rupa sehingga kita sebagai rakyat tidak merasa dibodohi dan dicengkeram, tapi hanya sering bertanya betapa orang yang suka bersuara lantang (vokal), sebentar saja lenyap dari peredaran dan tidak pernah kembali, kabarnya tentu diculik secara misterius atau meninggal secara aneh, dan memang saat itu begitu bengis pemerintah dengan orang-orang yang tidak sependapat dengan kebijakannya. Lain era delapanpuluhan lain pula era sembilanpuluhan, dimana gejala untuk adanya reformasi sudah mengembrio, semula diam seribu bahasa, lama kelamaan timbul riak-riak ketidak senangan dengan status quo, dan puncaknya tahun 1997-1998, terjadi reformasi yang memecah kebuntuan bangsa ini, berharap terlalu banyak dari kran yang "jebol", sehingga mulut-mulut yang tadinya digembok dan dibungkam, bisa bersuara lantang, dan karena dalam tempo lama kita tidak pernah berdiskusi, berdebat dalam "perbedaan" maka kita semua seperti seekor burung yang lepas dari sangkarnya, terasa sangat bebas tetapi tidak bisa dan tidak terbiasa dengan keadaan yang jelas sangat berbeda - dari rezim diktator yang mengatur segala gerak, tingkahlaku bahkan ucapan - menjadi rezim yang relatif egaliter, pro demokrasi, bebas berserikat dan berkumpul menyampaikan pendapat - sehingga kita jadi orang yang "limbung" terbangun dari mimpi yang panjang, mimpi buruk yang menjadikan kita menjadi bodoh dan terbelakang, dan hasilnya adalah krisis yang berkepanjangan hingga sekarang, padahal tujuan reformasi adalah jelas dan tidak seperti sekarang ini, USD jadi nilai dengan batas psikis Rp. 10.000,- an. Dan sekarang akan semakin menjadi "kelam" urusan perkembang reformasi yang dicetuskan sepuluh tahun yang lalu, adakah dihati kita terketuk untuk memulai era reformasi sesungguhnya ? Jangan hanya berkata dan menghujat serta memvonis orang lain tidak sejalan dengan reformasi tetapi kita menjadi orang yang tetap berada dalam "status quo" yang baru "pasca reformasi"..... kapan kita terbangun dari tidur panjang yang kedua ini, apakah sebagai bangsa kita tidak pernah mau belajar dari kegagalan yang berulang?
Solusi yang paling tepat adalah bagaimana kita membangkitkan kembali semangat reformasi dengan perencanaan dan pelaksanaan yang tertata dan terencana dengan determinasi tinggi untuk melakukan semua tahap perencanaan tersebut, bukan menggantungkan diri sepenuhnya kepada negara atau instansi bangsa lain (baca : AS dan IMF), dan bagi pemerintah seharusnya memilih menteri yang pro reformasi dan mau berpihak kepada rakyat, untuk presiden jangan menjadi boneka dari negara lain (semua kebijakan harus mendapat restu dari negara lain dan merupakan intervensi pihak asing - sungguh pengecut dan memalukan). Dan sebagai rakyat kita akan selalu taat dan kritis bila tingkah polah pemerintah akan membahayakan bangsa ini kembali. Karena kalau kita terjerembab sekali lagi ke dalam krisis akan semakin terpuruk dan jauh lebih dalam, dengan solusi yang makan waktu lebih lama lagi. Sebenarnya keruntuhan AS merupakan tunggak bagi kita untuk memulai era reformasi baru, sedemikian rupa jadi kita sesekali tidak menjadi boneka AS, mengapa negara yang merdeka harus "menjadikan dirinya suboordinat" dari negeri yang sedang hancur semacam AS ? Kita tidak membenci AS, tetapi dengan melepaskan pengaruh mereka sedikit demi sedikit maka saya yakin kita akan terlepas dari belenggu "penjajahan AS dan IMF" ini. Putuskan hutang-hutang ke IMF, jangan jadi sapi perahan "lintah darat tingkat global" itu. Dan itu semua perlu keberanian ekstra ? Yang jadi pertanyaan siapakah yang akan memulainya ? Para pemimpin kita bukan orang yang terpercaya untuk masalah ini, apakah kita harus "impor" orang luar negeri untuk menjadi pejabat di negeri ini ? Tidak mungkin bukan ? Hati nurani dan nyali pejabat yang sholehlah yang akan membawa bangsa ini menuju ke arah yang lebih baik, dan semua tahu apa maknanya itu...
Depok 1 Nopember 2008

Jumat, 31 Oktober 2008

Andai aku jadi Presiden RI

Pertama sekali aku akan mengatakan Oh YESS, bahkan sampai 3000x

Pesta 40 hari 40 malam, hingar bingar dan dijaga pasukan khusus

Setelah itu saya akan "mengembalikan" modal kampanye

Setelah semuanya beres saya akan "kawah candradimukakan anak dan kroni saya" untuk segera menjadi penopang dan suksesor saya, dikaderisasi dengan militan, dan tentu tanpa sepengetahuan pers,... he.. he... he...

Koruptor saya tangkapi semua, (ssstt... diam-diam dia saya mintain upeti, kalo nyang ngasih saya bebasin, kalo nyang tidak ngasi saya jeblosin tuh dia kepenjara, jeblos-jeblos tuh dia), dan setelah itu kabinet akan saya rancang sedemikian rupa dari hulu sampai hilir adalah orang saya, tidak ada celah bagi orang lain untuk memudahkan koordinasi, korupsi dan bagi hasil bersama-sama (kalau perlu dengan pembunuhan misterius untuk melenyapkan mereka yang bukan orang saya = baca = pro pada saya), dan dengan darah dingin saya akan menjadi diktator paling kejam di dunia, setingkat lebih sombong dari Fir'aun dan dua stop lebih kejam dari Nero dan lebih bengis dari Jengis Khan, tetapi saya akan sayang dan cinta kepada "rakyat yang menurut" dan saya akan jadi algojo bagi rakyat pemberontak, huh.... tidak peduli dengan bangsa lain yang mencemooh, kalau mereka bersikeras dengan cemoohannya akan saya "gamparin" satu-satu, saya akan tantang perang, saya akan kembangkan senjatanuklir, balistik dan biologi (singapura, malaysia, bahkan australia akan saya jadikan "lahan percobaan"), senjata biologi Indonesia (yang paling ampuh adalah senjata biologis DNA koruptor), sehingga setelah bom biologi saya jatuhkan secara diam-diam tentunya, tidak meledak tetapi menjadi semacam asap yang berbau harum, tetapi merasuk kedalam jasad-jasad yang menghirupnya, siapa yang menghirupnya akan menjadi koruptor cepat atau lambat, termasuk hewan dan manusia. Bila sapi perah menghirupnya akan mengurangi susu perahannya, bila biri-biri menghirupnya akan merontokkan bulu-bulunya, bila ayam menghirupnya akan lupa bertelor dan bila manusia (malaysia, singapura, australia) menghirupnya dia akan mengatakan AKU ORANG INDONESIA, kapan lagi korupsi kalau tidak hari ini... dan motto mereka diganti Sudah korupsikah anda hari ini ? Barang atau apakah yang bisa dikorupsi hari ini ?

Setelah persenjataan kita akan melokalisasi pelacuran dan perjudian juga para pengguna narkoba, mereka mendatangkan devisa dan tidak perlu dicap sebagai kriminal apalagi penyakit masyarakat, saya akan jadikan mereka komoditi yang laris manis kalau perlu saya akan ekspor mereka,....dengan fulus yang langsung masuk kocek saya tentunya,.... sangat menyenangkan jadi presiden RI, he....he...he...

Untuk urusan keluarga tentu saya tidak mau kalah dengan SYEH PUJI, dia menikahi wanita berusia 12 tahun, 9 dan 7, saya akan menikahi bayi yang baru lahir...., untuk jumlah tidak ada urusan tetapi untuk status harus ada, ada status a, status b , c dan seterusnya, semakin tinggi statusnya semakin sering dia terlihat "dipublik" bersama saya, dan semakin rendah statusnya maka dia akan semakin sering bareng saya di "kapal pesiar" pribadi saya, he... he...

Saya akan ganti semangat 45 menjadi Semangat GADJAH MADA, akan saya pungut kembali wilayah yang dulu menjadi wilayah gajah mada tersebut, saya pun akan bersumpah PALAPA, seperti dia, dan terakhir saya akan mati ditiang gantungan atau gila atau yang lainnya, dan yang jelas neraka.

Kesimpulan :
Saya tidak pernah berangan seperti tersebut di atas, tetapi semakin besar amanah semakin besar tantangan dan semakin besar pula godaan, dan pemimpin yang mampu menempatkan diri di situasi, lokasi dan kondisi yang serba berat tersebut adalah pribadi pilihan dan tentu akan menjadi pemimpin teladan bagi rakyat dan umat, contoh real adalah Nabi dan para sahabat beliau, memimpin dengan pas menempatkan diri dan segala sesuatu secara adil.

Terima kasih

Senin, 20 Oktober 2008

Hanya Bertanya

Pertanyaan yang jelas dan perlu perenungan.

SUDAH PANTASKAH AKU HARI INI?
Sudah banyakkah amal baikku hari ini?
Lebih baikkah aku hari ini ?
Sudah tambah dekatkah aku hari ini kepada Allah SWT, yang memberi nafas gratis, kesehatan, kekuatan dan semua yang berguna bagiku ?
Sudah pantaskah aku disebut manusia ?
Kapan aku bertobat ?
Kapan aku meningkatkan diri ?
Kapan aku lebih baik ?
Kapan aku sambung silaturahmi?
Kapan aku mulai meninggalkan dosa ini?
Kapan aku memulai kegiatan dan rencana yang sudah kuputuskan ini?

Jawaban ada dalam diri sendiri dan tidak perlu sebuah alasan.

Jumat, 10 Oktober 2008

Dollar Amerika Serikat

Dollar TUHAN baru bagi negeri terjajah.....
Amerika limbung, amerika runtuh,... Indonesia "ketiban sial" ikutan dengan segera Limbung, rubuh. Tetapi kalau Indonesia limbung dan rubuh, amerika cuek-cuek saja, dan kita tetap"kekeuh" menjadikan Amerika (kapitalis) sebagai "Imam" dan "Kiblat" dari Negeri ini, mati saja lah.... daripada malu seperti ini, menjijikan.
Begitu digdaya-kah dollar terhadap kehidupan kita, seolah mengalahkan Tuhan Yang Maha Perkasa ? Dan tidak ada yang lebih ditakuti daripada Dollar Amerika, padahal itu hanya sebuah lambang yang tidak bernilai sama sekali, digoreng tidak enak, dibuat bahan bakar sama dengan kertas biasa, dan dicetak di "sana" pula yang tidak jelas keberadaannya, mengapa kita "membabi buta" takut dengan "fluktuasinya", dengan gonjang-ganjing nya, apakah kita memang harus sedemikian rupa menempatkan diri pada posisi itu, jadi hamba dollar amerika ? Yang sekali lagi kita tidak tahu persis "apa makna, apa nilai, apa tujuan" di cetaknya uang "haram" tersebut yang mengakibatkan bangsa ini menjadi "turut bergoyang", bangsa terjajah, bangsa pengekor dan bangsa pengemis utang "uang haram" dollar amerika.... menjijikan.

Kapan kembali kepada uang emas, bukan uang kartal ? Dengan nominal yang "disimbolkan dengan angka kosong", coba tuliskan pada kertas kosong "$ 100,- apakah akan laku kertas itu ? Tidak dan sebenarnya tidak jauh berbeda, tapi coba tuliskan itu pada emas dengan nilai yang seharusnya "100 dinar emas", tentu itu harga "benar-benar" dari harga emas tersebut, kalau dirupiahkan sekitar berapa? Bandingannya adalah berapa banyak barang yang bisa ditukar dengan emas seharga 100 dinar ? Ini "uang halal", uang nyata, bukan uang bualan dengan angka-angka, bukan uang kartal yang sangat tidak berharga,.... uang sampah yang mengotori dunia ini, uang yang menjadikan bangsa ini menderita, uang yang dipegang oleh penguasa yang zalim, lintah darat tingkat global, ini menyesatkan, uang bualan dengan bilangan yang bisa dicetak dan "uangnya" sendiri tidaklah seharga yang tertulis....

"Yang tertulis melambangkan HARGA nya", ini penipuan yang nyata.
Bandingkan
"Yang tertulis HAKEKAT Harganya sama (barang yang sama) ada wujud nyata dan harga (kepingan) emas-nya. Ini betul, tetapi mengapa tidak seorangpun yang mau melek dan menjadikan yang "nyata dan berharga sesuai tulisan", sebagai mata uang yang sebenarnya, BUKAN uang KARTAL, yang merupakan kertas dengan "kebohongan" menjadikan dia berharga lebih dari emas.

Dollar Amerika adalah senjata yang ampuh untuk menjajah bumi muslim, dimanapun di dunia ini, dan sayang muslimin-pun mengikuti jalan-jalan "sesat ini" menggunakan uang kartal.

Solusi : Uang kartal sebaikanya bertahap ditinggalkan, uang dinar segera digunakan, karena ini kenyataan bukan penipuan model uang kartal.

Depok, Oktober 2008



















































































Minggu, 21 September 2008

Pornografi dan Pornoaksi

The word derives from the Greek πορνογραφία (pornographia), which derives from the Greek words πόρνη (pornē, "prostitute"), γράφω (graphō, "to write or record"), and the suffix -ία (-ia, meaning "state of", "property of", or "place of"), thus meaning "a place to record prostitutes".

Pornography or porn is the explicit depiction of sexual subject matter with the sole intention of sexually exciting the viewer. It is to a certain extent similar to erotica, which is the use of sexually arousing imagery.

Apa yang terbayang dalam benak Anda bila mendengar atau membaca "porno", "pornografi" dan "pornoaksi"? Maaf bukan arah saya kesana dan bukan saya menuntun Anda untuk berpikir kearah sana juga, saya hanya menanyakan dengan kata-kata tersebut di atas, konotasi dan orientasi imaginasi Anda ke arah mana ? Kita pasti akan membayangkan hal-hal yang menjurus kepada A-susila (tidak sopan, cabul dll), dan yang bermoral ia akan jengah dengan itu, sebaliknya bagi beberapa orang dengan mendengar kata-kata diatas malah menjadi "tertarik", sekalipun ia menyandang gelar yang terhormat, bila ia memperturutkan nafsu, maka yang ada hanya bayangan "cabul" dan "mesum" yang membuat dirinya senang. Nah bagi yang pertama pornografi dan pornoaksi pasti tidak menyenangkan dan memalukan bahkan menjijikan, sesuatu yang asusila dan membahayakan moral segera dijauhi dan harus ditertibkan, sebaliknya bagi yang kedua justru sebagai hiburan dan kegemaran. Nah inilah yang terjadi dalam masyarakat kita (bangsa Indonesia), bagi yang gemar dengan hal ini akan sangat gampang dalam mengaksesnya - vcd bajakan, internet - dan menggunakan segala upaya untuk membuat pornografi ada dalam komputernya, ada dalam laptopnya serta menikmatinya....na'udzubillahi min dzalik.
Setelah jelas kedua kubu yang saya sebutkan tadi, memang terjadi di Indonesia ini, yang lebih "menggelitik" pikiran saya adalah "ekses" dan efek samping dari kegemaran yang "laknat" ini, apakah tidak pernah terbayangkan bila yang menjadi "pelaku - subyek" dan "korban - obyek" adalah putra-putri kita sendiri ? Sungguh mengerikan, dan sudah sangat jelas ini bagian dari dekadensi moral, eksploitasi manusia, perjinahan mata dan hati, dan sebagai korbannya adalah generasi muda bangsa ini. Karena itu saya dengan sangat mendukung pemerintah Indonesia yang akan mengesahkan UU Pornografi tanggal 23 Maret 2008 ini. Salah satu langkah yang tepat, untuk menyelamatkan "moral" bangsa ini dari kebejatan, menyelamatkan bangsa ini dari bencana moral yang bisa meruntuhkan Indonesia dan bencana alam yang sesungguhnya. Karena sebuah bangsa akan runtuh bila moralnya telah mencapai titik nadir - bangsa tak bermoral tidak mungkin dipercaya bangsa lain, eksistensinya tidak diakui - dan dengan sendirinya bangsa itu akan "runtuh peradabannya" dan terjadi kekacauan luar biasa, bencana alam yang meluas dan bangsa dengan moral rendah pasti menjadi negeri yang "lemah" sehingga sangat gampang dijajah dan diinvasi pihak asing baik dengan serangan fisik maupun serangan pikiran - nah Indonesia hampir pasti mengalami ini bila salah satu sumbernya tidak segera dibasmi - pornografi dan pornoaksi - yang merupakan sumber terbesar dalam "meruntuhkan moral" bangsa ini.
Semua orang waras setuju dengan Pengaturan, pemberangusan dan pengucilan pornografi dan pornoaksi - dalam hal ini pemerintah telah melakukan blokir pada situs-situs porno dan segera akan mengeluarkan UU nya. Nah yang saya tidak habis pikir adalah tentang sebagian kecil orang-orang "gila" yang dengan "gigih" menolak UU Pornografi ini, apakah sudah benar pikiran mereka ? Apakah mereka memang gemar menjadikan segala sesuatu yang porno bisa mendatangkan keuntungan yang kecil (bagi diri dan kelompoknya) dan kerugian yang dahsyat (bagi bangsa Indonesia ini) ? Apakah mereka ingin pornografi dan derivatnya melenggang bebas di bumi muslim ini ? Nah bagaimanakah dengan saudaraku yang non-muslim ? Tentu saja yang waras dan bermoral akan selalu mendukung pemerintah dalam mencegah dan memberantas penyakit "moral" ini, saya yakin sebagian besar mereka adalah orang-orang yang bermoral tinggi dan tentu sependapat dengan orang yang bermoral dan waras lainnya.
Seandainya anda tidak setuju dengan "penertiban" ini apa tanggung jawab anda kepada generasi muda bangsa ini, putri-putri anda dalam bahaya besar, putra-putra anda bisa menikah dengan lelaki, dan menjadi penjahat kelamin ? (sungguh saya sangat tidak enak hati mengatakan hal ini), tetapi mengapa ada diantara anda yang menentang UU yang sangat penting ini. Mungkin bagi yang mencari rejeki dengan hal-hal yang berbau porno sajalah yang akan menentangnya, saya tidak habis pikir....dan anda sangat egois, mempertaruhkan negeri ini dalam kehancuran hanya karena untuk mencari keuntungan yang sangat kecil untuk kelompok yang sangat kecil pula.
Solusi : Sebagai orang tua kita harus bisa mendidik "moral dan susila" bagi anak-anak kita, sebagai warga kita pun harus "empati dan simpati" serta proaktif dalam meninggikan "moral dan susila" warga kita sendiri - pengawasan sosial akan sangat efektif terhadap penyakit moral ini, dan sebagai warga negara Indonesia yang baik, kita harus kritis dengan pemerintah bila pemerintah melanggar aturan, tetapi dengan mengeluarkan aturan yang kondusif untuk mengayomi dan menyelamatkan "moral" bangsa ini mengapa harus ditolak ? Saya pribadi sangat mendukung UU Pornografi ini, berharap kegiatan yang berbau -mesum, bejat - ini bisa hilang dari bumi muslimin ini. Bagi yang masih gemar dengan -kebejatan- semoga Allah Swt memberikan hidayah kepada Anda bahwa kelakuan itu belum benar. Akhirnya sampai juga pada akhir tulisan saya ini, bila ada kritik dan pelurusan silakan, saya tunggu.
Depok, 21 September 2008

Sabtu, 06 September 2008

Dunia Yang Serba Cepat

Adalah pada jaman dahulu kita bepergian yang sangat jauh akan terasa lama dan memakan waktu. Pergi haji ke Makkah sampai 6 bulan atau 4 bulan, dan dari Kroya ke Jakarta sekitar 10 jam naik kereta api ekonomi kelas 3, Serayu jaman sekarang. Jaman berubah, dan waktupun demikian cepat berputar, disela-sela kecepatan bepergian ternyata waktu di dunia ini terasa cepat bergulirnya. Namun semua itu adalah relatif, waktu adalah relatif sangat cepat dibandingkan jaman dahulu, ada beberapa faktor pendukungnya : Teknologi Komunikasi dan Informasi adalah dalang dari akselerasi waktu ini, tanpa adanya kedua unsur tadi saya berkesimpulan keadaan tidak berbeda jauh dari tahun 60-an, tetapi yang terjadi adalah sangat menakjubkan sekaligus mengerikan. Diseantero dunia sudah ada semacam sambungan "kawat" yang melingkari bumi ini, bumi telah diikat "kawat-kawat" untuk lintasan komunikasi dan pendeteksian segala informasi dari setiap jengkal bumi disetiap sudut pemukiman dari semua peradaban, ini membuat dunia begitu sempit, membuat bumi hanya "kampung global" yang dihuni oleh peradaban"dunia maya" yang sangat cepat akses informasi dan komunikasinya. Kejadian terkini bahkan "live" di suatu tempat di Amerika Serikat bisa dipantau secara langsung pula di daerah pedalaman Kalimantan di Indonesia, misalnya. Dan itu sudah diprediksikan oleh Rasulullah Saw, dan ini akhir jaman di bumi. Tetapi kapan waktunya adalah sangat rahasia bagi semua manusia dan jin.
Dunia yang sangat cepat ataukah kita yang merasa lalai dan bakal berumur panjang ? Sungguh naif orang yang beranggapan demikian. Kita hidup adalah menuju kefanaan, diambil dari detik ke detik, dari setiap tarikan nafas...... dunia ini memang cepat. Dan sebentar....
Sudahkah anda mempersiapkan bekal di dunia yang buru-buru ini ? Makanan cepat sajikah, roti bakarkah ? Atau sesuatu yang kita yakini lebih baik dari semuanya itu yaitu TAKWA, karena sebaik-baik bekal dibumi nan faster ini adalah takwa.
Semoga bekal anda sudah cukup, demikian pula saya. Terima Kasih

Depok, 6 September 2008

Senin, 01 September 2008

Selamat Datang Ya Ramadhan

Hati yang rindu dengan datangnya bulan yang disucikan oleh ummat Islam, bulan yang didalamnya ada kebaikan lebih dari seribu bulan, dan sangat jarang diagama lain tentang bulan yang disucikan sepanjang bulan, tidak ada yang seagung bulan ini dibanding bulan-bulan yang lain.
Hati yang gembira menyambut Ramadhan, malam berdzikir dan tafakur, siangnya menahan nafsu sahwat dan nafsu amarah yang menghilangkan pahala dan bahkan membatalkan apa yang di sebuat SHAUM, dan tidak ada yang lebih menakjubkan dari shaum ini, didalamnya sahur, ada buka puasa, dan esensinya adalah taat dan menuruti perintah Allah Swt - Rabb dan Pelindung orang muslim - dengan harapan ridho dan ujung dan muaranya adalah bisa menjadi orang yang takwa. Yang dimaksud dengan takwa adalah semua orang sudah mahfum, menjauhi larang Nya dan mentaati perintah Nya, itu arti yang sangat sederhana dari takwa.
((Catatanku :Shaum sering diartikan dengan puasa dalam bahasa Indonesia, kita anggap sama... walaupun dari segi etimologi ternyata banyak perbedaan - puasa berasal dari bahasa sansekerta yang berarti upa wasa- upa artinya usaha, upaya (mendekatkan diri) kepada wasa - yang maha kuasa, okelah kita anggap sama, jadi untuk lebih memudahkan bahwa puasa dalam arti yang sempit bisa juga disebut shaum, tapi tidak kongruen, tidak identik dan hanya saya gunakan dalam pengertian yang umum saja, saya katakan dalam hal ini puasa sama dengan shaum, hanya dalam tulisan ini untuk memudahkan kita menggunakan bahasa Indonesia. Kejadiannya hampir sama dengan sholat dan sembahyang, kita anggap relatif sama....Tetapi saya lebih suka menyebut sholat, shaum daripada sembahyang, puasa...))
Ramadhan tahun ini terasa memprihatinkan bagi seluruh bangsa Indonesia, karena negara ini sakit tak kunjung sembuh, makin hari makin parah, makin hari makin akut. Persoalannya mudah tetapi pemecahannya sangat rumit, sebetulnya solusi sudah disodorkan, nasehat telah diberikan, tetapi hati-hati para pemimpin kita sudah mati, tidak ada hati nurani yang dibela dengan teguh oleh mereka, takut mati, dan sangat cinta kedudukan dan jabatan, bulan Ramadhan ini adalah bulan untuk menghidupkan kembali hati-hati yang mati, mumpung nafsu sedang melemah, dan tidak dibarengi syetan yang terbelenggu, maka sangat pas momen ini untuk bangkit dari keterpurukan yang sangat dalam ini bagi bangsa Indonesia - khususnya - dan ummat Muslim seluruh dunia pada umumnya. Banyak menahan nafsu adalah jembatan emas menuju kebangkitan, karena nafsu selalu mengarah kepada hal yang negatif bila tidak dikendalikan, nafsu adalah hiasan, tunggangan dia tidak perlu diperturutkan tetapi kitalah yang mengarahkan, mengendalikan dan membuat dia patuh dan tunduk kepada kita, niscaya hidup tidak akan jauh-jauh dari bahagia, taat kepada Allah Swt, menang dalam pertempuran global, menang dalam persaingan global dan menang dalam mengantisipasi hasutan iblis, sudah saatnya para pemimpin instrospeksi bahwa selama ini yang diperturutkan hanyalah nafsu, nafsu tentang kedudukan, nafsu kemenangan kelompok, nafsu menguasai, nafsu punya nama besar, nafsu mengeruk harta dan nafsu kotor lainnya, sekali lagi karena tidak terkendali makan nafsulah yang mengendalikan kita dan akibatnya sangatlah FATAL, 10 tahun reformasi menjadikan NAFSU sebagai IMAM dan terpuruk adalah jawaban yang absolut untuk hal ini, bila nafsu yang dikekang dan dikendalikan tidak berapa lama akan terjadi ketentraman yang kita dambakan, salah satu pelajaran, universitas pengendalian nafsu adalah di bulan nan agung ini, Ramadhan. Mata kuliah langsung dari Rabbil'alaamiin, yang menilai adalah DIA yang memberi ganjaran dan perhitungan adalah DIA, dan hasil dari studi dan kuliah tahunan ini adalah jiwa yang takwa, nafsul muthmainah, nafsu yang terkendali dan menurut kearah kebaikan, kejujuran dan kecintaan kepada keindahan hati, ketakwaan, ketertiban, jauh dari iblis dan menjadikan tujuan hidup kebangsaan yang tentram nan sejahtera.... semoga dalam gemblengan yang singkat ini bisa memperoleh dampak positif yang sangat besar, mengerem nafsu, menjadikan pengendalian diri para pemimpin yang stabil, cinta Allah Swt dan cinta kebaikan, tanpa nafsu kotor dalam setiap sepak terjang dalam kehidupan pribadi dan politik.
Ya Ramadhan aku rindu kedatangan mu, walau aku sering menyia-nyiakannya, tetapi setidaknya masih ada rasa untuk bertobat dan mencintaimu...marhaban yaa ramadhan

Depok @ September 08

Selasa, 26 Agustus 2008

Fisik

Memang Benar, jaman sekarang berpegang teguh kepada Agama Allah Swt ibarat memegang bara api, dilepaskan api padam, dipegang tangan melepuh, tapi lebih baik tangan melepuh daripada jalan ditempat gelap tanpa bara api yang menyinari, dan dijaman kegelapan (moral) ini, poros pikiran kita selalu saja terfokus pada materi, materi, dan materi.
Kontes tidak pernah menyangkal hanya fisik, fisik, dan membanggakan fisik,padahal dia tidak pernah meminta supaya dijadikan apa (jadi manusia kita tidak pernah merencanakannya), tidak pernah memesan agar diri menjadi jelita, tidak pernah berperan biar dia dilahirkan menawan, tetapi mengapa menjadi kebanggaan ? Kontes kecantikan, padahal cantik atau tidak adalah cetak biru dari sana ? Pantaskah dibanggakan dengan cara yang bathil itu ? Memamerkan aurat, menonjolkan aurat dalam bungkus kesetaraan antar bangsa, emansipasi wanita, dan kepopuleran (negara) yang dibawa-bawa,... saya hanya bertanya dan sama sekali tidak melarang, apakah hanya dengan cara itu (kecantikan yang dipamerkan) saja bangsa ini bisa harum dimata dunia, apa hanya dengan kontes-kontes ratu-ratuan itu saja wanita bisa mengekspresikan dirinya ? Kalau saya berpendapat bahwa kontes, dan perlombaan fisik lainnya (bukan skill) adalah perendahan wanita, menjadikan wanita sebagai obyek, menjadikan kecantikan sebagai simbol nafsu kotor yang mempertontonkan aurat dengan sangat bangga, bukankah ini seperti semacam tontonan yang menilai wanita sebagai obyek dengan dalih keindahan? Perendahan derajat wanita ini sangat kompleks, karena budaya beragama di Indonesia khususnya sangat naif, yang memakai bikini dan kontes ratu kecantikan adalah muslimah (na'udzu billaahi min dzalika...). Kalau terjadi yang demikian apakah tidak pernah diajarkan oleh orang tua mereka yang muslim bahwa memamerkan aurat kepada yang tidak berhak dan bukan muhrim adalah tindakan tercela ? Dan mengandung berbagai fitnah yang besar ? Menyebabkan rendahnya martabat wanita yang sudah dibela Rasulullah SAW berabad-abad silam ? Cintakah wahai kau wanita dengan kejahiliahan yang menimpamu, sudikah hai kaum hawa dijadikan obyek nafsu ? Sudikah hai calon-calon ibu dilihat auratmu oleh bukan calon suamimu ? Benarkah itu satu-satunya cara untuk mengejar popularitas yang berembel-embel MATERI?
Solusinya adalah menempatkan kembali kontes-kontes kecantikan dalam lingkup yang terbatas pada kalangan tertentu dan jangan diberitakan dengan bombastis, ini memicu materialisme yang mengagungkan fisik - celakanya ini menjadi sangat menyedot perhatian masyarakat yang memang telah tertulari penyakit materialis ini - terus kalau kontes yang dinilai bukanlah penampilan fisik yang "merangsang" dan "betis yang jenjang" atau "pornografi yang dibungkus seni" lainnya, terbaik adalah dihilangkannya kontes kecantikan dari bumi muslim ini, ini yang benar. Karena orang non-muslim batasan auratnya berbeda dengan muslimin, dan dalam hal ini pengaturan aurat dan pedomannya sudah sangat jelas, tata krama dan tata cara berpakaian pun sudah sedemikian rapi diatur oleh Islam - berbeda dengan budaya lainnya yang tidak detil dalam mengatur urusan aurat ini - karena beda kambing dengan kita salah satunya adalah aurat, kambing tidak mempunyai aurat, monyet tidak mempunyai aurat, hanya manusia yang berbudaya tinggi yang mempunyai aurat, dan ini termasuk perasaan tinggi dari homo sapien, tidak ada rasa tinggi dari makhluk primitif, sekalipun ia primata yang sangat mirip wujudnya dengan manusia, kasta tertinggi dari makhluk di bumi ini. Secara logika dan hati, seharusnya kita malu bila tidak menutupi aurat, karena kita makhluk dengan kasta terbaik. Tetapi kita kadang mengikuti kasta yang lebih rendah dari kita HEWAN, berapa banyak kontes kecantikan yang mempertontonkan aurat wanita sehingga tidak berbeda antara berbaju dengan telanjang ?
Maksiat ini harus dicegah, ditiadakan dan diberantas dari bumi muslim ini....sebab maksiat mengundang bencana, dan bencana tidak pernah pilih kasih untuk menimpa kita...
Untuk para kontestan berpikirlah kembali apakah ini satu-satunya cara untuk mengekspresikan diri?
Hati nurani telah mati, hati-hati telah mati, apa bedanya bangkai berjalan dengan hewan ? Dia seperti hewan bahkan lebih rendah dari itu.... astaghfirullah al'adziim...

Selasa, 29 Juli 2008

Mengapa Bercerai Berai ?

Umat Islam akan seperti buih dilautan bila saling bercerai-berai.... hanya sesuatu tetapi tidak menjadi apapun, tidak berarti, hanya jadi bahan permainan arus dan gelombang laut, tanpa daya, tanpa bisa protes, arus ketimur terpaksa ikut ketimur, arus kebarat ikut kebarat, dan tidak punya pilihan untuk dirinya menentukan arah.... wujudnya ada dan tampak besar tetapi daya dan pengaruhnya hampir tidak ada....menyedihkan.... dan kegemaran yang sudah diketahui akibatnya ini (bercerai berai) bukannya semakin dijauhi malah semakin diperuncing, saling klaim bahwa diri dan kelompoknyalah yang paling sholeh yang lain kurang dalam keilmuannya dan salah tafsir, memvonis khawarij, ingkar sunnah, dan saling mengklaim bahwa dirinya adalah ahlussunah wal jama'ah.
Kalau saya mengatakan bahwa buih seharusnya jangan terus menjadi buih, bila bersatu jadilah karang, tetap konsiten walau setiap saat ombak menerjangnya.... muslim kalau saling bersatu seperti karang, tidak goyah, dan karang akan berarti bagi pertahanan abrasi, jalur kapal, tempat tinggal terumbu, dan lainnya, demikian juga umat islam yang bersatu akan menjadi pelindung bagi kaum lemah (masyarakat lemah), menjadi panutan bangsa lain, bahkan orang yang berbeda agama akan salut dan mungkin mengikuti jejak akan menjadi "seperti" atau menjadi muslim beneran, utamakan dalil yang sudah jelas, utamakan berbeda pendapat dengan dasar yang diridhoi Allah Swt, tidak saling mengklaim diri sebagai yang pasti masuk surga dan saudara yang lainnya (walau seiman) pasti masuk neraka karena tidak sejalan, tidak sependapat, tidak sekelompok dengan dirinya. Sudah saatnya menjadi dewasa, sudah saatnya memperlemah diri dijauhkan, katakanlah bila yang hak adalah hak yang bathil adalah bathil, bila saudara ada yang menyimpang sampaikan dengan dalil yang tegas, akurat dan sudah sesuai dengan nash-nash yang disampaikan Allah Swt melalui Nabi, sudah saatnya menyadari bahwa ajaran kita semakin lama semakin jauh dari ajaran yang disampaikan Allah Swt melalui Nabi tercinta Muhammad Saw, para ulama jaman dahulu (salaf) tidak pernah mengutamakan nafsunya untuk memperlihatkan kebenaran, tidak pernah mengkotak-kotakan diri beliau-beliau sebagai yang tersholeh, kalaupun berbeda pendapat mereka dengan dalil dan akal yang sangat akurat, tidak seperti kita sekarang ini (u - lama, atau 'ulama ??) tidak jelas, karena yang ulama yang kita kenal sekarang adalah kebanyakan ulama yang tidak istiqomah, dan itu bukan ulama, hanya orang yang kebetulan belajar dan tahu tentang hukum-hukum islam bahkan lebih spektakuler lagi hafiz Al-qur'an, ahli tafsir hadits, tetapi dalam kesehariannya dia lebih bernafsu kepada dunia dan memperturutkan syahwat lebih dari orang awam yang ingin menjadi sholeh, dia tidak ikhlas, dia tidak mau membuang kenikmatan yang dia dapat hanya karena embel-embel ulama, sekali lagi u-lama, atau ulama pewaris Nabi ?
Solusi, adalah kembali kepada ajaran yang betul-betul original dari Allah Swt dan Nabi Saw, bila masih belum siap, sampaikan dengan perlahan dan bertahap tetapi bervisi dan berorientasi kepada kemurnian dan keoriginalah Islam, bukan dengan nafsu dan pengkotak-kotakan yang naif, berbeda pendapat adalah boleh asal ada dasar hukumnya, dasar hukum yang original, bukan dari sumber yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Pepatah memang ada benarnya bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.
Tetapi ada pepatah yang lebih baik dari itu; sesama muslim adalah bersaudara

Jumat, 25 Juli 2008

Nasionalisasi

Nasionalisasi, adalah menarik kembali milik (aset) nasional (negara) yang dikuasai pihak asing kembali menjadi aset-kepemilikan nasional. Aset nasional yang pada hakekatnya adalah aset rakyat.

Negeri zalim ini (baca :negeri muslim, khususon Indonesia) adalah negeri yang gemar dan hanya bisa pongah, arogan dan bertangan besi bila berhadapan dengan rakyat lemah (baca :aktifis muslim), hukum ditegakkan setegak-tegaknya, undang-undang (KUHP) diperdengarkan dengan jelas, kata-kata sakti subversif, teroris, anarkis dan melanggar HAM sangat nyaring terdengar, akibatnya berapa banyak aktifis muslim yang syahid ditangan para antek syetan, la'natullah alaihi,
ini dan tidak mungkin bagi para muslimin menguasai senjata api di negeri rezim astinapura ini, rezim yang menegakkan dur angkara (kejahatan dan angkaramurka), negeri materialis, negeri yang tidak pernah mau belajar, menjadi gedibal pitulikur (kacung nomor 27....paling goblok), negeri bercokolnya syetan (sayang dia mewakili kita dengan gelar YANG terhormat...), menjadi jongos yang tidak punya kreatifitas sama sekali hanya miturut dhawuhe sinuwun gusti.....(hanya menurut peritah tuan yang bisa kami mintai.....) yang kita semua tahu siapa tuannya para pejabat dan YANG BERKHIANAT anggota DPR/MPR..... siapakah dia ?
1. Amerika serikat dengan konconya
2. Kaum Kapitalis dengan merk dagangnya, terkuat adalah Yahudi, yang dilindungi lagi-lagi AS,      memang amerika serikat seperti dukun AS, penjagal wanita, bukan pria, dia tidak pernah      mau berperang dengan negara yang kuat, hanya menyerbu negara yang lemah, dan mereka      adalah kaum yang mayoritas kafir.
3. Kaum kapitalis dalam negeri penunggak BLBI, Koruptor, dan Anjing-anjingnya.

Kalau saya katakan semua kebusukan ini, saya harus istighfar, karena begitu banyak hal yang tidak bisa kami (rakyat kecil nan lemah lagi fakir dan miskin) lakukan kecuali berkata, dan secara emosional kata-kata kami menjadi kasar, menjari tidak bernalar dan menjadi tidak terkendali.....ini sebagian besar dari kami,...... apakah ingin agar para mujahid kita menjadi negeri muslim yang sebenarnya yang berdasarkan Al-Quran dan Hadits, dan memang gerakan kita harus dikoordinir, dengan harus sangat elegan, rapi tetapi bervisi, sehingga pada saatnya Khilafah Islam hanya menunggu waktu saja, tidak usah lewat copy darat lewat milis ini pun kalau mau mari kita siapkah Khilafah Islam itu.

Kembali ke dalam negeri Astina Pura, yang dengan IDIOT-nya memberikan segalanya untuk ASING (AS, KAPITALIS, KORUPTOR dkk), bumi beserta isinya, tanah beserta tambang emas, perak, intan, timah, diberikan "dengan senang hati" kepada Tuannya (sinuwun gusti), saya hanya geram dan berpikir apakah yang memimpin negeri ini hanya para PECUNDANG YANG PENGECUT SEKALIGUS IDIOT ??? Privatisasi boleh, tetapi jangan yang jadi urat nadi rakyat, jangan menjadikan Aset Negara yang Menguasai Hajat Hidup Orang (rakyat) banyak malah diserahkan pada pihak asing lewat salah satu jalannya PRIVATISASI, apa ASINGISASI ? UU MIGAS, UU PERDAGANGAN, UU Perbankan dan  semua undang-undang adalah "wangsit" (bisikan) dari ASING, kalau tidak becus membuat undang-undang  mengapa memaksakan diri membuatnya ?? atau wakilkan saja pada orang asing biar hancur sekalian, Anggota DPR/MPR nya juga boleh impor (para Zionis, AS, antek-antek kapitalis lain, juga para cukong),...

Karena dengan adanya penguasaan pihak asing atas aset negara yang menguasai hajat hidup rakyat banyak maka seolah-olah para pemimpin (yang zalim nan bodoh) ini memberikan dan memasrahkan nasib rakyat kecil nan lemah kepada pihak asing, mencocokkan hidung sendiri kepada bangsa asing, merelakan diri dijajah pada begundal syetan....

Saya yakin sekali bila para pejabat (presiden, MPR/DPR) punya nyali dan otak cerdas, maka nasionalisasi aset negara harus segera dilakukan, apapun resikonya..... tapi saya pesimistis untuk hal itu, orang yang terbiasa dijadikan gedibal pitulikur tidak punya nyali, tidak punya kreasi, tidak punya daya juang, takut akan kehilangan petunjuk, takut melangkah tanpa "benang merah" dari sinuwun gusti nya.... ini kiamat, dan kapsul manjurnya hanya satu Khilafah Islam (menjadikan negeri ini berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits (Daulah Islamiyah Indonesia : DII) seharusnya yang menggantikan semua kebobrokan ini.

Solusi : nasionalisasi segera harus dilakukan, atau akan ada revolusi sosial ?
Para pejabat dan pemimpin segera menyadari bahwa menjadi jongos itu tidak punya peluang, tidak punya kekuasaan sesungguhnya, kita bernafas dinegeri sendiri tetapi mengapa harus rela dijadikan boneka, dijajah, dijadikan jongos, antek bagi negara asing, kalau kita masih merasa sebagai manusia yang merdeka secara hak, dan berdiri diatas bumi sendiri, tidak diatur orang asing yang notabene adalah penjajah.

Harapanku adalah besar, walaupun kemungkinannya sangat kecil. Karena sekuat apapun kebathilan akan dikalahkan Allah SWT dengan para muslim yang istiqomah. Mari kuatkan ekonomi muslimin, menjadi jaringan yang kuat dan bisa mendikte negeri sendiri yang pasti akan berguna bagi anak cucu kita. Astaghfirullah.....



Kamis, 24 Juli 2008

Kunjungilah Sahabatmu

Kunjungilah saudaramu
Sialturahmi akan memanjangkan umur, menambah rejeki dan memang sangat disarankan oleh Rasulullah SAW, tidak heran,... karena silaturahmi yang selalu diadakan akan mempererat hubungan kasih sayang, saling lebih mengenal, saling mengerti dan tidak ada kata yang tidak bisa dipecahkan karena silaturahmi tadi, semuanya akan menjadi kekeluargaan.

Kunjungilah saudaramu, terutama saudara yang terdekat dengan kita, supaya silaturahmi terjamin dan semua akan menjadi semakin akrab, dan kebaikan dari silaturahmi kepada saudara sendiri adalah paling tidak makan gratis bukan ? atau mengetahui keadaannya bila dia baik kita senang, bila dia perlu bantuan kita bantu dan dengan silaturahmi dan kunjugan yang berkualitas akan terjalin keharmonisan.

Kapan anda terakhir kali mengunjungi saudara anda ?

Selasa, 22 Juli 2008

Berkerabatan Dengan Kekufuran

Sesungguhnya kefakiran sangat dekat dengan kekafiran.
Makna yang tersirat sangat dalam, dan bukan tugasku menafsirkannya, tetapi sangat jelas akan makna yang ada dan bisa dilihat, dirasakan dan ditafsirkan menurut pendapat orang awam sekalipun, bahwa umumnya kemiskinan akan sangat dekat dengan kekafiran, karena memang demikianlah adanya ditambah lagi dengan propaganda dari berbagai agama *(non - islam; maaf) selalu saja membuat dan membuai serta memuluskan jalan menuju kekafiran tadi, dan inilah realitas yang ada, bukan membuat fitnah, bukan mengada-ada dan bukan bualan semata, sehingga dengan gamblang bisa dipastikan bahwa kemiskinan adalah kerapuhan, dan kerapuhan akan membawa kepada ketidaksyukuran, pada awalnya adalah kita tidak bisa bersyukur karena memang fakir, lalu karena tidak bisa mensyukuri keadaan kita - yang kekurangan- maka semakin tipis sajalah iman kita, dan sedikit-demi-sedikit, terus menerus iman kita dierosi oleh keadaan itu, dan ditambah kekuatan lain yang sengaja membuat kita jadi tidak punya pilihan, membuat kita jadi semakin jauh dari Iman Islam dan terakhir kita meninggalkan baju Iman Islam itu, tanpa pengaruh dari luar ataupun dengan pengaruh dari luar - yang sangat menggiurkan - dan kita mematutkan diri sebagai orang yang pantas jadi kufur..... na'udzubillahi min dzalika...
Namun
 tidak semua kita adalah orang-orang dengan kriteria di atas, yang bisa saya simpulkan sebagai lemah iman bukan semata lemah ekonomi dan fakir. Ada saudara kita yang papa dan miskin tetapi tetap rajin bekerja, rajin  beribadah dan selalu memupuk iman dan islam yang tersisa di dalam kehidupan dunia ini - yang fana dan sebentar -  tetapi memang sangat menggiurkan dan tidak pernah sepi dari primadona godaan manusia - muslim khususnya dan non muslim pada umumnya, yaitu harta.
Paham materialisme itulah yang menyebabkan kemiskinan adalah dekat dengan kekufuran.... karena manusia muslim dan non muslim sudah sangat mencintai dunia, segala sesuatu diukur dengan dunia, dengan uang, dengan pangkat dan jabatan, dengan kekuasaan,....dan bila tidak punya harta berarti dia tidak berharga, tidak ada gunanya dan tidak terhormat..... paham ini memang telah mewabah ke kalangan muslim dari lapisan bawah sampai lapisan atas -  untung tidak semuanya begitu.
Solusi yang tepat adalah mengikis habis paham materialisme, hedonisme, monopoli dan sekularisme sehingga bisa membuat kita mampun memaknai arti hidup, betapa pentingnya diri kita lebih dari harta manapun, lebih mengetahui jati diri sebagai orang yang mau melaksanakan perintah Allah Swt dan sebaliknya mau menjauhi larangnya... bila sudah hancur paham materialisme ini maka,  kemiskinan tidak berarti miskin iman, dan menjadikan orang miskin harta tetapi iman tetap kuat, dan mengetahui bahwa martabat manusia bukan dari materi semata, tetapi lebih dari itu bahwa kita semua adalah lebih berharga dari materi, dan setelah itu kita menanamkan kesadaran kepada saudara muslim semuanya bahwa hidup didunia tidaklah lama dan penuh dengan teka-teki kapan ajal menjemput...sehingga kemiskinan kita adalah pemacu semangat untuk mencari ridho Allah Swt, dan ini tujuan kita.
Aku heran (sabda Nabi) kepada orang mukmin, semua kejadian (baik dan buruk) adalah kebaikan baginya, bila ditimpa kesusahan ia bersabar dan bila diberi kenikmatan dan kesenangan ia bersyukur.....
Terima kasih 

Jumat, 18 Juli 2008

ZAKAT

Terus terang saya bukan akhli fikih, tetapi dengan melihat keadaan yang sangat parah dalam masyarakat kita - bahkan termasuk keluarga saya - dalam hal ekonomi maka saya ingin menyampaikan salah satu solusi lama - dan jarang dipakai - kemiskinan yang membalut lapisan masyarakat kita yang semakin meluas selalu saja diobat dengan cara yang tidak melihat Juklak Wahyu (Al-Qur'an dan Hadits) dan malah dengan jalan pemikiran manusia yang dangkal dan malah menjerumuskan kepada ekses negatif lain, ada ekonomi sosialis, ekonomi kapitalis dan ekonomi pancasila yang terbukti tidak manjur dalam mengangkat kaum dhu'afa dari kenestapaan dan kemiskinan - padahal kami sudah bekerja keras untuk melepaskan diri dari belenggu itu - karena sistem yang dipakai adalah hasil pemikiran manusia - dan jarang yang takwa - maka sangat mungkin dan sudah terjadi adalah kefatalan dan hasil yang menjatuhkan kaum dhu'afa tambah kejurang kemiskinan dan mengangkat kaum aghniya (kaya) menjadi semakin kaya, dan di Indonesia kita adalah sangat kapitalis dan feodalis tanpa mau melirik sistem Islami yang sudah terbukti ampuh, ironisnya kita mayoritas Islam tetapi tidak mau menggunakan juklak wahyu dalam mengobati penyakit kronis (kemiskinan yang merata) ini. Saya akan sangat berterima kasih bila para ahli fikir (ulama sesungguhnya, ahli ekonomi islami) mau membaca tulisan bodoh ini, dengan mengharapkan tindak lanjut dari pembetulan tentang tulisan saya ini, tidak lupa ini wacana dari saya semoga seperti bola salju yang bisa menyadarkan dan menjadi penggerak kebangkitan ekonomi muslim, yang diridhoi Allah Swt,..
Zakat artinya membersihkan, selain itu zakat dapat menyuburkan, memperkokoh persatuan umat, membuat lega semua orang, baik mustahik maupun muzakki, dan mampu merekatkan kekuatan umat yang sekarang cenderung bercerai-berai, merupakan salah satu alat yang ampuh untuk adanya pemerataan kekayaan (bukan monopoli) dan menjadikan kesenjangan hidup relatif tidak terlalu curam.

Pengelolaan zakat yang profesional dan penuh keimanan dan keikhlasan sangat membantu tercapainya kemantapan stabilitas perekonomian Indonesia pada khususnya dan dunia pada umumnya, yang sekarang dikuasai kaum imperialis dan kapitalis, sebelumnya sebelum rejim komunis tumbang. Era perang dingin berlalu dan era "terorisme" ala - George W Bush, karena mereka tidak punya musuh lagi - untuk mengadakan perlombaan - maka diliriklah Islam, sebagai satu-satunya kekuatan yang mungkin dan dikhawatirkan bisa menjadi ancaman serius negara adidaya ini, dan kekhawatiran yang tidak beralasan dan alasan yang sengaja dibuat-buat untuk menekan dunia Islam di Indonesia - muslim terbesar - pada khususnya dan dunia Islam internasional pada umumnya. Dan anehnya kita sebagai orang Islam malah sering berkiblat dan mengamini barat - dalam menghancurkan kekuatan dan potensi kita sendiri - ini sangat ironi dan perbuatan bodoh yang tidak bisa ditoleransi. Walaupun demikian ada benang merah yang saya tarik, mengapa beberapa dari Muslim berkiblat dan mengamini barat ? Salah satunya karena kekurangan ilmu dan iman, juga kekuatan ekonomi yang sangat lemah dan tidak tertata bila dibandingnkan dengan "mereka", dan pengelolaan zakat secara profesional dan penuh keikhlasan inilah andalan kita untuk segera memakmurkan umat yang terpuruk, untuk menjadi umat yang mencintai Islam dengan tanpa mendapat godaan - harta - dari pihak-pihak yang sengaja ingin menghancurkannya. Perang selalu ada dan akan selalu ada, tetapi memerangi kemiskinan dan kekufuran dan kefakiran adalah perang yang sangat berat, karena musuh kita yang satu ini menyergap setiap jiwa - termasuk anak-anak dan wanita - dan memang dengan zakat itu akan terwujud, menanamkan kembali kesadaran keimanan yang berimplikasi kepada perbuatan yang menguntungkan umat dari segi dunia dan membuat utama amalan untuk akhirat kelak. Zakat adalah alat ampuh untuk melumpuhkan dominasi dan hegemoni NEO Kapitalisme, NEO Imperialisme di segala bidang, tertutama dalam bidang ekonomi, karena zakat itu lintas sektoral, dia bisa dikelola untuk membuat kekuatan ekonomi yang dominan dan membuat ukuwah mantap, dan ini akan menjadikan umat Islam Indonesia bisa mengatur dirinya, mengelola dirinya, membangun diri dan mulai mempertebal iman tanpa terpecah konsentrasinya dengan keadaan ekonomi rumah tangganya yang tidak menguntungkan dan semoga dengan kehalalan zakat akan membawa keberkahan dunia dan akhirat.

Zakat mal, zakat fitrah, infak dan sedekah adalah jalan, dan hanya muslim yang berkualitas yang mau melewatinya, sampailah kita pada keadaan mengatakan bahwa Islam adalah rahmatan lil 'alamiin, bukan dengan wajah yang sekarang digambarkan barat secara sinis, dan tidak berimbang, kita tunggu saja, adakah zakat yang akan membantu kita apakah malah penyalahgunaannya yang akan marak, karena memang mengelola zakat (harta, uang) adalah penuh tantangan dan godaan, tapi dengan keimanan, keikhlasan dan profesionalisme yang tinggi, maka itu akan terwujud, dan tersenyumlah ekonomi berbasis Islam (yang sangat ditakuti dan disegani barat) dan umat muslim mempunyai taji bahkan taring dalam memakmurkan bumi ini.
Depok, 19 Juli 2008

Kamis, 17 Juli 2008

Dibawah Bayang-Bayang Orang Lain

Bukan pemuda sejati yang melihat orang lain lebih dari dirinya kemudian dia membandingkan dengan kejayaan/kekayaan orang tua dan nenek moyangnya, sedangkan dia sendiri memandang remeh kepada orang lain itu, tapi anehnya dia sendiri tak sehebat orang tua/nenek moyangnya, dia pemuda yang palsu, tidak sejati.... dan pemuda yang sejati adalah yang mengatakan inilah diriku, akan kubangun kejayaan yang lebih baik dari orang tua dan nenek moyangku... dan dia adalah memang pemuda yang bermanfaat, cikal bakal lebih jaya dari orang tua dan nenek moyangnya.

Dan penulis mengumpamakan sebuah negara, yang mayoritas adalah pemudanya yang palsu (selalu dibawah bayang-bayang orang lain sekalipun itu orang tuanya sendiri..), saya yakin sekali negeri itu akan carut marut di segala bidang, ekonomi yang terpuruk, keamanan yang tidak terjamin, keadilan yang dipaksakan, kesemrawutan di jalan dan masih banyak kejanggalan dan ketidak teraturan yang pasti terjadi...... karena negeri itu dihuni dan dinahkodai oleh "bekas" pemuda yang tidak punya potensi diri, jati diri dan intelektual diri, dan terakhir inner powernya, inner kreasinya, serta akhlaknya sangat rendah, dan pada akhirnya mutu dirinya jadi sangat anjlok...duapuluh tahun kemudia saat mereka tampil dipermukaan sebagai pemimpin dan sebagai pejabat - terjadilah apa yang harus terjadi - maka negeri itupun kolaps, krisis berkepanjangan dan tidak menemukan jalan keluar melainkan hanya dengan saling sikut, saling cakar, saling menyalahkan antara satu dengan yang lainnya,.... ini kiamat kecil, tatanan kehidupan yang seharusnya dinikmati rakyat kecil malah menjadikan rakyat kecil bulan-bulanan permainan "kotor" bekas pemuda palsu tadi (anak bapak, anak mama atau anak-anak yang lain yang menggambarkan ketidak merdekaan mereka dalam mengambil sikap ataupun keputusan yang logis efektif dan efisien, bentuk kronis ketergantungan akan sosok lain dan berubah menjadi kejumudan kreasi, inovasi, dan instuisi yang berakibat menjadi sosok yang gamang dalam mengambil keputusan, keminderan dan tidak pernah percaya diri).

Tahukah anda negeri mana yang saya maksudkan ? Dan bayang-bayang siapa yang saya tujukan ? Dan ini terjadi di negeri kita sendiri,.... negeri yang kita cintai, negeri tempat kita tinggal menghirup udara yang mulai makin berpolusi -mencemari raga, meracuni jiwa -dan pemuda yang sejati haruslah segera dibentuk dan diejawantahkan dalam pendidikan akhlak yang mulia, karena memang manusia semua sudah beres, tidak ada yang salah tentang kecerdasan, eq,iq,aq,sq dan qq lainnya, yang perlu ditingkatkan adalah perbaikan akhlak (seperti turunnya Rasul terakhir adalah untuk memperbaiki akhlak manusia) dan setelah akhlak menjadi baik, kebaikan dan keadilan, krisis dan konco-konconya akan hengkang dari negeri ini, ini makan waktu, tetapi harus segera dilaksanakan.
Lantas kita bertanya, berapa sih dari sederet pejabat dan pemimpin yang "tidak berada dibawah bayang-bayang" Amerika Serikat dan sekutunya? Berapa jumlahnya? Siapa beliau??
Anda tidak bisa menyebutkan siapakah beliau gerangan makhluk nan langka di bumi pertiwi ini.....kalau ditemukan segera saja angkat beliau menjadi Presiden dan akan segera terkikis habis apapun krisis yang ada disini, karena beliau independen, kreatif, bernyali dan tentu genius, serta berakhlak mulia, bagi bangsa dan rakyatnya........tetapi nyatanya para yang terhormat tidak demikian adanya karena mereka bekerja dengan gamang dan menunggu petunjuk dan restu dan negara asing, maka Indonesia akan semakin terpuruk, semakin banyak hutang, semakin tergantung, semakin terjajah, semakin menjadi GEDIBAL PITULIKUR dari negara asing tersebut, ....tidak kasihankah kita sebagai ORANG YANG  LAHIR DULUAN bila menggadaikan negeri ini kepada pihak asing yang jelas tidak BERPIHAK KEPADA RAKYAT INDONESIA ini ? Bayi-bayi suci yang akan lahir 10,20,50,100 tahun yang akan datang haruskah menanggung BEBAN dari perbuatan kita yang PENGECUT, selalu dibawah bayang-bayang negara lain yang merupakan SRIGALA bagi DOMBA rakyat kecil, hanya hamba SRIGALA itu saja yang selamat,  dan bisa tersenyum, bisa bebas tertawa, bisa berjingkrak,....tetapi saya yakin jiwa dan raga mereka terikat erat oleh pola-pola aturan sang srigala , seperti boneka piaraan, bahkan lebih tidak punya alternatif dari itu
- ia sama dengan zombie-, ini FAKTA dan tidak usah dipungkiri. Kapan kah INDONESIA yang tercinta ini merdeka ? Sampai kapan ? Sampai Khalifah Islam mengangkatnya......

Hiduplah yang mulia (bermanfaat, berakhlak tinggi) dan matilah (sebagai)syuhada (disemua jalan Allah Swt).

Jumat, 11 Juli 2008

Renungan Tentang Keberadaan Kita di Bumi

Alam kosmos, terdiri dari jutaan galaksi, dan galaksi bimasakti adalah galaksi tempat beredarnya jutaan bintang dan salah satu bintang yang sangat dekat dengan kita yang berada di bumi adalah matahari (solar/sun), dan yang mencengangkan massa matahari dibanding dengan seluruh massa planet adalah masih lebih besar, dan bumi itu hanya sepersekian ribu dari matahari, begitu kecilkah bumi ? dibandingkan dengan alam kosmos, galaksi,tatasurya, ya demikian adanya... hanya seperti butiran debu yang beterbangan di ladang luas....lalu kita tinggal di butiran debu itu di alam kosmos, dan debu itu yang dipengaruhi gravitasi matahari (yang merupakan salah satu titik api di alam kosmos dan bukan merupakan bintang yang terbesar apalagi yang terpanas, matahari dalam kategori bintang hangat - warna kuning keputih-putihan-).Lalu begitu kecilkah bumi dibandingkan dengan manusia ? Kita yang merasa orang besar, kita yang merasa berpostur tinggi ? kita yang kuat otot kawat tulang besi, keringatnya jadi kopi? jawabannya ADALAH BUMI TERLALU BESAR jika dibandingkan dengan manusia, manusia yang berjumlah 6 milyar bumi masih sanggup menampungnya, begitu kecilkah manusia dibandingkan dengan bumi ? jawabnya adalah ya.... seper semilyar kalinya pun tidak ada,....
Lalu apa pelajaran yang bisa kita petik dari perbandingan yang kata orang adalah ilmiah hasil penelitian para pakar astronomi itu ? Semua perbandingan ini adalah hanya untuk mengantarkan kita kepada kesadaran BETAPA kita hanyalah makhluk kecil yang tidak terlihat di peta (pada peta tingkat RT pun kita tidak terlihat), yang sangat amat kecil sekali bila dibandingkan dengan bumi, yang jauh-jauh lebih kecil lagi dibandingkan dengan matahari, dan tidak terhingga kecilnya dibandingkan dengan galaksi, dan terakhir apakah masih tah pula kita akan merasa sebagai orang dengan perawakan tinggi besar ? Tinggimu apakah setinggi gunung ? atau besarmu sebesar ikan paus? Tidak malukah kita bila kita menjadi orang yang sombong (gumedhe = merasa besar = bahasa jawa)....
Bila alam kosmos begitu tidak terhitung besarnya, maka kita akan kembali bertanya dengan logika yang sudah terbuka ? Kalau begitu siapa pencipta alam kosmos yang sangat besar ini ? sampailah kepada jawaban bahwa Allahhu Akbar, Allah Swt lah yang Maha Besar, bisa menciptakan alam kosmos yang sangat luar biasa besar,dan memperkenankan kita makhluk kecil untuk mengenal Nya, lewat para Nabi dan Rasul, terutama lewat Alqur'an dan Hadits, lewat Islam,.... bagi saudaraku yang non muslim, boleh bertanya kepada diri anda sendiri, mulai sekarang....apakah alam kosmos sebesar ini yang mengatur harus banyak Tuhan ? atau cukup Satu Allah seperti orang Islam ?.
Renungan hari ini adalah camkan... kita tinggal dibumi, negara indonesia, propinsi jawabarat, kotadepok, jln Akses UI, rt.08/007,tinggal didalam rumah, kamar nomor 2, dengan sprigbed empuk dan kita tidur disebagian kecil springbed empuk kita (tidak ada orang sebesar springbed), adakah kita pikir kita masih BESAR ? dibanding SPRINGBED saja kalah fisik ? Jangan membandingkan diri dengan gunung, bumi, matahari, apatah galaksi, lebih lagi Allah yang Maha Besar ? Kita hanya debu dengan banyak keberuntungan, dan banyak kesombongan.... dengan tafakur mudah-mudahan kita menghilangkan kesombongan kita, merasa dan memang seharusnya merasa sangat kecil dihadapan Tuhan kita.... we're just dust in the wind, itu benar.....
Depok, Juli 08

Kamis, 10 Juli 2008

KONSEKUENSI MENCINTAI

Konsekuensi mencintai sesorang adalah PATAH HATI, dan beribu kali orang melakukan hal yang sama dalam kehidupan ini, barangkali, yang demikian ditemukan bagi orang yang senang berpetualang dalam mencintai atau dia seorang yang mata keranjang. Dan aku tidak lolos dari hal itu, aku bukan mata keranjang, tetapi barangkali malah hidung belang ??? tidak tahu, komentar anda tidak saya dengarkan dengan baik, dan tidak pernah lupa pada kejadian masa lalu adalah tanda dari penyesalan yang kita ciptakan dimasa lalu dan mempengaruhi masa depan, tidak efisien dan membuang waktu.
Mencintai seseorang adalah hak dari setiap orang, dan menerima atau menolak untuk dicintai pun juga hak setiap orang, jadi tidak ada paksaan dalam urusan batin ini, cinta tidak bisa dipaksakan, tidak bisa dimanipulasi, cinta hanya bisa memilih (baik dengan kesadaran ataupun dengan ketidak tahuan - dengan datang tiba-tiba - dan bila sudah memilih tidak bisa kita mengatur logika kita untuk membelokkan pilihan hati kita itu).
Contoh adalah aku, sudah berkeluarga dengan dua anak dan istri yang cantik, tetapi aku sempat "terpeleset" mencintai seseorang yang masih single, dan aku tidak pernah peduli apakah dia menerimaku, menolakku atau bahkan membenciku, dalam kamus cintaku tidak pernah saya persulit mengenai perasaan ini, aku berhak mencintaimu sebagaimana kamu berhak menolakku dan aku tidak pernah melarang orang menolakku tetapi aku tidak pernah merasa bersalah kalau mencintai orang, karena itu hak ku, tidak dilarang.... dan kadang para gadis sedari dulu aku masih lajang, selalu salah paham, yang dia pikirkan bahwa kalau mencintai harus saling memiliki, harus menjadi pasangan, harus ini, harus itu.... atau minimal jalan bareng sebagai pacar, dan menurutku mereka mempunyai praduga yang salah kepadaku, mereka hanya menilai luarnya saja (baca : mereka ditaksir sama aku, kesimpulannya adalah aku mengharuskan mereka jadian dengan ku) padahal aku tidak perlu jawaban yang berbelit, kalau mereka menerima aku bersyukur dan mereka memang bisa benar-benar jalan bareng denganku, tetapi kalau mereka menolak aku hanya sedikit syok dan tidak sakit hati, malah aku lega bahwa aku telah jujur menyampaikan apa yang ada dalam hatiku, dan yang perlu aku lakukan hanya menunggu bila "tembakan" ku berhasil itu sebuah keberuntungan dan bila tidak "easy going" saja... toh masih ada banyak wanita yang lain yang akan saya taksir, kalau tidak salah lelaki banding wanita; 1:4, dan itu membuatku lega. Akan tetapi dalam banyak hal saya seringkali tidak demikian, kalau seseorang yang saya taksir sudah benar-benar memenuhi hati, saya akan merasakan sakit yang lama dalam hati, melarikan diri dari kenyataan dan merana, tapi saya bukan tipe yang tidak berani mengakui kekalahan, aku berani mengakui kekalahanku, dan itu meredam sakitku, melapangkan dadaku dan membuat aku lebih cepat lupa pada wanita itu....
Aku hanya berpesan kepada playboy dan playgirl, agar kalian memang senang dan mudah jatuh cinta tapi jangan kotori cinta itu dengan perbuatan maksiat dan mesum, itu bukan tipeku....sepanjang dia belum resmi menjadi pasangan lewat jalan menikah, tidak perlu adanya sex bebas, dan saya jamin akan menjadikan kita lebih menghargai apa makna sebuah cinta dan perasaan sayang kepada mereka....
Aku menyadari bahwa mencintai dalam kedudukanku sekarang ini adalah tidak pada tempatnya sekalipun aku termasuk orang yang mendukung poligami.... dan hanya takdir saja yang saya tunggu apakah dia akan menjadi pendamping keluarga kami atau tidak. Hanya Allah Swt yang Maha Mengetahui... semoga selamat dunia dan akhirat.
Salam.

Minggu, 29 Juni 2008

Melupakan Kenangan adalah perjalanan panjang

Ijinkan aku mengenangmu, menempatkanmu dihatiku, karena kusadari kau bukanlah miliku, tetapi kau slalu dihatiku, dan aku tahu karena kenangan tiada kan berlalu, karena kenangan tiada kan berlalu.

Mengenalmu adalah sebuah kebetulan yang tidak terduga dan awalnya dalam batas-batas yang sangat wajar, tidak ada kesan yang berlebihan dan mendalam mengenai dirimu. Wajahmu pas-pasan dan tidak ada terdengar merdu suaramu bahkan kurang menarik perhatianku, dan aku juga tidak pernah memikirkanmu sesudah itu.
Dari awal yang biasa kita bergaul dengan semakin intens, bukan intim lho… ternyata dari sekian banyak ketidaktertarikan kepadamu aku menemukan kecocokan, dan mungkin dari cocok itulah kita bisa bertambah akrab, bertambah dekat dan bahkan menjadi sahabat, saling curhat dan berbagi perasaan dan berbagi makanan kadang kala, ketika persahabatan dan keakraban berubah menjadi rasa tertarik, ceritanya akan menjadi lain rumit dan tidak berkesudahan rentetan kejadian yang runyam, seperti konflik pribadi yang menyelimuti murninya persahabatan, perhatian yang semula sebagai seorang sahabat kini menjadi lebih, tetapi dibalik kelebihannya ada kekurangannya, pada waktu bersahabat kita sangat ikhlas tentang semuanya, tidak ada perasaan kita yang meliputi dirinya, tetapi ketika cinta dan ketertarikan sudah menyeruak maka dia akan tidak rela untuk berbagi dengan yang lain, ada semacam perasaan sakit bila dia perhatian kepada orang lain apalagi lawan jenis dari bekas sahabat tadi, ada perasaan sepertinya dia menjadi milik kita dan perasaan yang menyebabkan kita inginkan dia agar sesuai dengan mau kita, selera kita, dalam posesif yang mendalam, sangat disayangkan memang, tetapi demikianlah watak dasar kita sebagai manusia, egois, …..
Aku mengenalmu ketika aku tidak sendiri lagi, dan memang aku sudah punya dua orang anak dan mereka sangat cantik-cantik dan aku juga sangat bahagia dengan keluarga kecil saya itu, apakah anda pernah merasakan seperti yang saya alami ini ? Bertemu seseorang yang mungkin kualitas dan fisiknya berada dibawah pasangan kita tetapi kita sangat cocok dengan orang tersebut, bahkan bisa beberapa saat melupakan anak dan pasangan kita, ini bukan hal yang aneh, tetapi kejadian ini memang menimpaku, aku sudah berusaha untuk menguatkan diriku agar tidak tergoda pada dirinya. Akan tetapi setelah kita dekat dan bercakap-cakap, muncullah itu, perasaan sayang yang menyimpang dan terjadi lagi peristiwa yang diinginkan (maaf disensor).
Namakku Iskan, dan nama tenarnya adalah Iskandar Haddy, yang jelas asal usulnya bukan dari golongan atas tetapi dari golongan yang susah, tetapi raut wajahku jelas bukan raut wajah orang susah, aku selalu ceria, bersyukur dan optimis. Catatan dalam hatiku adalah bila kamu tidak punya uang jangan cemberut, bila kamu lapar jangan mengeluh dan bila kamu punya banyak rejeki berbagilah, sangat mudah hidupku, sangat sederhana pikiranku dan aku jarang berburuk sangka kepada sesama, biarlah mereka menjalani hidup dengan gaya mereka, toh hidup ini tidak punya sesuatu yang gratis, melakukan tindakan barangkali banyak pilihan dan sekehendak hati, juga bebas bagi pelaku, tetapi tidak ada konsekuensi atas tindakan itu yang bebas, kita tidak bisa menentukan konsekuensi dari tindakan yang telah kita lakukan, resiko selalu ada dan resiko pun kita tidak bisa pilih, jadi intinya setiap tindakan harus diperhitungkan masak-masak, agar konsekuensi dan resikonya bisa di perhitungkan, meringankan beban pukulan, semacam itulah. Ini garis hidup, aku dihadapkan pada dilemma, antara hati dan logika, antara cinta dan kemungkinan resiko. Sungguh hati yang telah dibalut cinta adalah menutupi logika yang waspada, seperti saya dengan dua orang anak pasti akan sangat beresiko bila mencintai orang lain selain istri saya, sangat beresiko tinggi dengan imbalan keuntungan yang kecil, itu logika saya, bagaimana dengan hati saya, saya mencintainya dan hati saya terlanjur terpaut padanya, hati saya mengatakan poligami boleh kok, ini sangat menjebakku, saya pendukung poligami, tetapi dalam keadaan saya yang begini apakah pilihan itu jalan terbaik ? Entahlah tetapi aku selalu membohongi diriku untuk tidak memikirkannya, tersenyum dan ceria, optimis ini akan berlalu.
Saya dengan berat hati berusaha meninggalkannya, dua puluh satu hari adalah kebiasaan manusia, bila duapuluh satu hari melakukan hal yang sama, maka itu akan menjadi kebiasaan yang berjalan diotak kita, duapuluh satu hari aku tidak memikirkannya, duapuluh satu hari aku selalu memikirkan putri saya yang lucu dan cantik menurutku, duapuluh satu hari memikirkan indahnya pertemuan dengan istri saya, pengabdian dan pengorbanan istri saya, duapuluh satu hari aku memikirkan resiko dan konsekuensi yang akan menimpa saya bila memaksa untuk tetapi mencintai orang itu.
Aku berhasil dengan sangat susah payah, aku mengakui bahwa melupakan kenangan adalah perjalanan panjang dan memori selalu berbicara untuk mengulang kejadian yang diinginkan tadi, perlahan tetapi pasti, aku sudah merelakan dia sebagai sahabat seperti pertemuan kita yang terdahulu, dia datang padaku hatiku telah menyeting diri untuk menempatkannya di emper hati, bukan diukir di dalamnya, pintu hati untuk persahabatan aku buka, pintu hati untuk mencintainya aku tutup. Namanya aku adabadikan di dalam kenangan saja, dan perlu anda tahu kenangan itu tidak akan aku kenang lagi, itu masa lalu – that’s my past mann…!, jangan diungkit lagi, aku seperti biasa tersenyum dan optimis dengan mencintai keluargaku, membersarkan putriku yang cantik dan memberikan cinta untuk mereka, anak-anakku. Bila dia yang pernah mengisi hatiku datang lagi dan kebetulan atau mungkin masih hidup dalam kenangan itu, aku hanya akan mengatakan, sahabat adalah abadi – kalau kita pelihara – dan mencintai dengan resiko adalah resiko itu sendiri, lupakanlah, masih banyak single untukmu, tentunya dengan bahasa yang tidak menyakiti perasaannya. Contoh, mungkin meleset karena aku laki-laki (perasaanku tidak halus) : anda sangat menarik, cantik dan muda sama seperti putriku yang kelak akan seperti anda, akan banyak pemuda yang menyukai anda bahkan mencintai anda, dan mengharapkan cinta anda dengan sangat besar, sedangkan saya memang meyayangi anda, bukan lagi seperti dulu, saya menyayangi anda sebagai sahabat baik dan dekat, tanpa saya harus memiliki anda, saya bahagia bila anda bahagia, saya sangat khawatir bila anda tidak bahagia, dan pintu terbuka untuk anda, dengan apakah aku bisa membantu anda, sahabatku, saudariku, adikku yang baik ?, begitu kira-kira ucapan yang akan saya sampaikan, walaupun dengan sangat berat hati, tetapi sakit sekarang jauh lebih ringan daripada sakit nanti setelah duapuluh bulan, sangat menyakitkan, karena mencabut pohon baru tumbuh lebih mudah daripada mencabut pohon setelah berakar kuat, itulah…
Jadi, dengan apakah kita melupakan kenangan “manis” dan “beresiko” itu ? Dengan memilih dan memilah setiap kata dan tindakan untuk menjadikan dia dan aku sama-sama bahagia dan tidak sakit hati, masih ada jatah senyum untuk kita berdua, tanpa egois, berbagi dalam kebaikan. Terima kasih.
Iskh@n. – www.hadi_iskan@yahoo.co.id

WIL (wanita idaman lainnya)

Wanita Idaman Lainnya
Oleh : Iskandar Hadi

Hatiku telah berselingkuh dengan perempuan lain, bukan yang sesungguhnya, aku mencintai seseorang yang kemungkinan tidak akan mencintai saya, dan itu adalah benar aku bertepuk sebelah tangan dan tidak akan mungkin untuk dia membuka pintu hatinya untukku, tapi….. aku memang mencintainya bagaimana ini ? dan aku akan membiarkan diriku dalam keadaan ini, tidak peduli aku benar atau salah, ini semua hanya angan saja, aku adalah benar, aku tidak berzina dan tidak pula melanggar norma perkawinan dengan istri saya, tapi ….. aku merasa telah mengkhianati istri dan anak-anakku, aku memang begitu, dan memang keadaannya memang sudah kronis dan tidak bisa dikendalikan lagi, aku jujur mencintai wanita tersebut tanpa sepengetahuan istriku. Aku katakan padanya bahwa aku memang mencintainya dan aku tak butuh jawaban apapun, penerimaan, penolakan, atau kebencian yang aku dapatkan darinya. Aku hanya menyampaikan isi hatiku dan dia berhak menolak atau menerimanya, sementara aku hanya berhak menjadi pendengar apapun keputusan darinya.
Secara logika aku tidak akan rugi apapun, diterima aku tak rugi ditolak juga tidak apa-apa, aku hanya berhak mencintai dan bukan berarti wajib memiliki. Aku berhak menyampaikan isi hati dan tidak berhak memaksanya untuk menerimaku. Ini menjadi pengalaman tersendiri, dan ini memang menarik untuk saya jelaskan bagaimana ini bisa terjadi ? Aku telah mengkhianati istri ? Bila menyukai wanita lain dan tidak ingin memiliki, hanya sekedar simpati dan suka atau cinta padanya lalu menyampaikan isi hati dan tidak ada tindakan lainnya ? Biar jawaban itu aku tanggung sendiri. Aku rasa tidak perlu dijelaskan lagi. Aku memang butuh orang yang kuajak bicara secara lebih intim atau akrab, aku berharap dia menjadi begitu, sekedar teman ngobrol dan bukan pacar atau WIL atau yang lain. Kalau toh aku mencintainya sekedar saja untuk mengungkapkan bahwa itu memang benar dan aku tidak suka berbohong dengan hatiku sendiri, bila mencintai atau menyukai seseorang akan kukatakan dengan jujur, tidak peduli apa reaksi dari orang tersebut, bila bereaksi jelek itu hak dia, bila bereaksi baik itu hak dia juga, aku hanya menyampaikan apa yang ada dalam benakku dan tidak perlu opini dan justifikasi dari orang lain. Malu ? tidak aku tidak malu untuk mengatakan bahwa aku mencintai atau menyukai seseorang, aku sungguh tidak malu, itu hakku dan itu juga merupakan keberanian untuk menyampaikan aspirasi yang berasal dari kejujuran hati, walau bukan hati nurani, tapi aku menyangkal aku ingin memilikinya. Aku katakan berkali-kali padanya, aku tidak tahu apa penyebabnya, aku jujur mencintainya bukan dibuat-buat, tapi aku juga jujur dan mengaca diri bahwa aku tidak hendak memilikinya., memang demikian adanya. Dan aku berdoa kepada Tuhan bila dia memang jodoh keduaku aku pun tidak menolaknya untuk menjadi istri ke duaku ? Aku naif ? Tidak karena aku merasa bisa menjadi suami yang baik bagi istri-istriku, itu hanya sebuah permisalan bila memang ada takdir untuk hal itu. Tapi secara jelas aku katakan aku memang tidak berniat dan berazam menjadikan dia istriku yang lain, aku tidak berniat begitu, dan yakinlah aku memang akan setia kepada istri dan anakku, itu komitmen. Kini dia sudah menjauhi aku dengan alasan yang memang masuk akal, aku hanya berharap dia baik-baik saja.
“Dik, kalau saja aku lahir pada masamu, aku akan berusaha untuk menjadikanmu kekasih hatiku, walau kenyataannya mungkin kau menolakku”, kataku. “ Ah, mas bisa saja, itu hanya masalah waktu saja, dan mas tahu, waktu tak bisa dibalikkan”, dia menimpali. Dari tatapan matanya aku tahu, ia mungkin sedikit terkejut dengan apa yang aku sampaikan, ia tersenyum tipis saja. “Lalu semisalnya itu terjadi bagiamana apakah kau mau menjadi kekasihku ?”, aku bertanya pelan. “ Mungkin saja, tergantung seberapa keras usaha mas dalam membuktikan cinta mas padaku”, seraya tersenyum ia menjawab.
Kami berpisah beberapa lama, dia pergi ke luar kota dengan teman-teman sekerjanya. Dan aku rasakan sejak kepergiannya aku telah menjadi orang yang kehilangan dia, aku tidak tahu apakah aku telah jatuh cinta sungguhan padanya ? Lalu apa kamu tidak ingin membicarakannya lagi ? Hatiku mengusik logikaku. Tentu saja tidak, aku bukan orang single lagi dan tidak akan aku beristri dua, mungkin aku tidak memikirkannya lagi? Ah yang benar saja, kau selalu merindukannya siang dan malam, tiga hari tidak bertemu dia, kau merindukannya bukan ? Kau sering memandang ke arah dia biasa berjalan, di dekat taman bunga itu, dan kau sering melihat kantornya, tempat duduknya, kau merindukan senyumannya bukan ? Hatiku berkata terus memberi wejangan palsu. Ah, itu hanya perasaanku sendiri, bukankan istriku lebih baik darinya ? Logikaku berkata lirih seolah menunggu bantahan dari hatiku. Tidak menurutku, istrimu sudah tua, kau sudah bosan barangkali, dia kan sudah turun mesin dengan melahirkan anakmu, sementara dia wah…. kau bisa bayangkan sendiri, masih muda dan segar apakah sama pengelihatanmu dengan ku ? Logikaku pun mulai mempercayai hatiku yang memang mengarah ke situ. Benar !!! Aku analisa sendiri apakah aku memang benar tidak ingin mewujudkan impianku yang menurut logika tidak baik dan menurut hati sangat indah, dengan beberapa pertempuran antara hati dan logikaku, aku berarti sedang memikirkannya? Ya itu benar adanya…..
Tiba-tiba dia datang…. “Mas, ini oleh-oleh dariku waktu kemarin aku pergi ke Jogjakarta, ini ada yang namanya tiwul, tempe dan wingko babat, apa mas mau ?”, aku terperanjat. “ Eh, iya tapi jangan sebanyak itulah, aku kan lagi tidak bersama istri dan anakku, cukup sedikit saja”, aku jawab dengan sekenanya. “ Oh… ya, istri mas perasaan lama banget pulang kampungnya, apa mas lagi kangen ya mereka ?”, tanya gadis ini dengan tersenyum, wah cantiknya. “ Iy… iya lah”, jawabku. Aku kumpulkan tenaga dan keberanian untuk menyatakan isi hatiku padanya lalu….. “ Dik, apakah kamu sudah punya pacar ?”, tanyaku. “Sudah, dia orang Depok Timur dan tidak lama lagi kita akan menikah, memangnya kenapa ?”, dia jawab dengan cepat. “ Aku ucapkan selamat ya, sebab sudah tidak ada harapan lagi bagiku untuk bermimpi tentang kamu, dik “, aku berkata sambil menunduk. Dia menoleh dengan pelan kearah lain dan tidak berkata apa-apa, lalu dia meletakkan oleh-oleh yang dia bawa dari Jogja tadi, di meja. Perlahan dia menatapku dengan tatapan yang penur arti, aku sendiri tidak tahu apa artinya lalu dia berkata “Mas, aku hanya menganggap mas sebagai sahabat, bahkan seperti mas ku sendiri, karena memang kalian memiliki persamaan, perhatian dan tidak pernah membiarkan adiknya sedih, aku hanya sebatas itu mas, dan pilihan hatiku sudah ada, dia tidak setampan mas, dan tidak lebih baik dari mas, tapi aku mencintainya oleh karena itulah aku mau dinikahinya”, dia menjelaskan padaku. “Ya, memang sudah seharusnya begitu, tapi apakah aku boleh mencintaimu ?”, aku bertanya dengan harapan mendapat jawaban secepatnya. Degup jantungku kencang, tidak seperti waktu aku bertemu wanita-wanita lainnya, wanita ini sangat membuatku gugup. Dia mengerutkan dahinya lalu berkata “Boleh saja, hanya manifestasi dan perwujudan cinta itu kan tidak harus saling memiliki, bila saja seperti yang mas sampaikan beberapa bulan yang lalu, aku masih ingat, bila kita bisa memutar waktu, mungkin sekali mas menjadi kekasihku….. dan aku ucapkan terima kasih atas cinta mas padaku, ini hanya untuk kita ketahui berdua saja, tidak orang lain, apakah mas setuju ?“, dia bertanya padaku. “Ya, setuju dan mas berharap ini bukan perselingkuhan, hanya perasaan hati masing-masing yang memang harus disampaikan, karena kita memang berbeda zaman dan tidak mungkin kita merubah hal itu”, tukas ku. Dia mengangguk setuju dan tidak ada perbincangan yang lainnya antara kita, dia mengetahui aku adalah lelaki yang tidak mungkin bisa mengisi hatinya, lalu dia pergi dengan senyum khasnya. “Sudah ya mas, aku pulang dulu”, dia berlalu dari hadapanku.
Hari ini kalau tidak salah anak dan istriku akan pulang, karena hajatan kelurga di kampung telah selesai, aku merasa senang sekali dan menunggu kepulangan mereka, menantikan senyum dan hangatnya pelukan mereka. Dan aku berandai-andai apakah akan menyampaikan kepada istri perihal perasaanku dengan gadis sebelah atau tidak, tapi menurut pendapat saya, hal itu tidak usah disampaikan sebab bila disampaikan akan menjadi preseden buruk keutuhan rumah tangga kami. Saya katakan pada diri sendiri, biarlah aku saja yang tahu, toh aku belum berbuat apapun dengan dia, hanya sebatas menyampaikan isi hati dan tidak melakukan tindakan yang tidak pada tempatnya. Dan bila secara batin dia kukhiatanati apakah aku termasuk orang yang melanggar aturan dan hati nurani. Aku tidak menuntut kepada istri untuk memberikan pelayanan ekstra dan istimewa, bagiku istri dan anak adalah kawan yang paling dekat, paling mendukung dan menjadi sumber kekuatan bagi saya. Dan saya juga akan memberikan pelayanan yang ekstra kepada istri juga uang belanja yang sesuai dengan kebutuhannya.
“Pa, Ibu dan Saudara di kampung sehat-sehat semua, dan mereka titip salam pada Bapa, dan ini dari Ibu sebuah baju batik yang halus sekali, bagus kan ?”, dia membuka sebuah bungkusan yang berisi batik dan beberapa potong kain yang langka di Depok sini, tak lupa dia membawa makanan khas daerah asal saya, keripik tempe. Aku memandang sekilas kepada istriku, aku perhatikan dengan teliti dan aku bayangkan ketika kami baru saja bertemu, dia begitu membuatku terpana waktu itu, dan aku menyayanginya sekarang lebih dari sekedar bentuk tubuh dan wajahnya, aku menyayanginya lebih dari waktu baru bertemu, karena saya baru menyadari bahwa dia adalah sosok yang sangat setia membantu saya, selalu berdiri di belakangku bila aku butuh dukungan, bila aku resah dia memberiku kedamaian, dia menjadikan aku orang yang kuat, dan tidak mengeluh dengan uang belanja yang tidak berlebihan dan yang paling berkesan dia memberi saya anak-anak yang cantik-cantik, aku seperti terpana melihatnya sepertinya dia orang yang baru aku kenal, aku menjadi begitu tergila-gila pada istriku sekarang, apakah ini akibat baik dari sesuatu yang aku lakukan selama dia pulang kampung dengan wanita idaman lainnya, gadis tetangga itu ? Dan semoga dia tidak tahu bahwa aku telah menyalahgunakan kepercayaannya selama ini. “Mama, aku ingin memelukmu sekarang”, aku dengan seketika memeluk istriku. “Bapa, kangen sama mama ?”, istriku tersenyum kelihatan raut bahagia di wajahnya. Akupun demikian, dalam hati aku berkata “maafkan bapa ma”. Dia memang ratu yang diciptakan untukku dan aku tidak boleh lagi mengkhianati cintanya.
Depok, Juli 2008

IKLAN DI BLOG SAYA

DAFTAR PAYPAL GRATISS..!!!

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.